Metode Pengumpulan Data Variabel Atribut Penelitian

Hasil perhitungan berdasarkan rumus Slovin diperoleh jumlah responden sebanyak 98,53 orang. Namun, untuk kemudahan di dalam pengolahan data, maka jumlah responden dibulatkan menjadi 100 orang. Penarikan responden didasarkan pada konsumen yang sedang melakukan pembelian di tempat atau dibawa pulang. Jika dalam satu meja terdapat sebuah keluarga maka yang menjadi responden adalah siapa saja yang mau mengisi kuesioner.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan teknik survei. Teknik survei adalah metode pengumpulan data primer dengan melakukan tanya jawab dengan responden Simamora, 2002. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden Restoran dbc spageti. Jenis kuesioner tersebut berupa pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya telah ditentukan sebelumnya, sehingga responden cukup memilih jawaban yang telah disediakan pada pertanyaan tersebut. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang selain memberikan pilihan juga menyediakan tempat untuk menjawab secara bebas apabila jawaban responden ada di luar alternatif pilihan yang tersedia. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari empat bagian yaitu bagian pertama adalah pertanyaan mengenai identitas responden, bagian kedua pertanyaan mengenai proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen, bagian ketiga mengenai tingkat kepentingan terhadap atribut restoran dan atribut produk Restoran dbc spageti dan bagian keempat mengenai tingkat kinerja terhadap atribut restoran dan atribut produk Restoran dbc spageti. Dengan jumlah responden sebanyak seratus dan cara pengisian kuesioner yang demikian diharapkan dapat diperoleh informasi yang benar-benar mencerminkan keadaan sebenarnya.

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif, Importance Performance Analysis IPA dan Costumer Satisfaction Index CSI.

4.5.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam menyusun kuesioner, pertanyaan yang ingin diajukan perlu dipastikan, untuk menentukannya, sebelumnya harus jelas variabel apa yang diukur. Variabel masih dapat dipecah menjadi subvariabel atau indicator Simamora, 2002. Perhitungan korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Momen. Jika diperoleh T hitung positif dan T hitung lebih besar dari T tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.

4.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas sangat penting dalam suatu penelitian. Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Asumsinya tidak terdapat perubahan psikologis pada responden, sehingga berapa kalipun pengambilan data dilakukan, maka akan memperoleh data yang sesuai dengan kenyataan Simamora, 2002. Ada dua manfaat dalam memiliki skala dengan keandalan tinggi high reability, yaitu : 1. Dapat membedakan antara berbagai tingkatan dengan lebih baik daripada skala dengan keandalan rendah. 2. Besar kemungkinan bahwa kita akan menemukan hubungan yang signifikan sangat berarti antara variabel yang sebenarnya memang terkait satu sama lain berkorelasi. Pengujian reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah Alfa Cronbach. Jika diperoleh r alpha positif dan r alpha lebih besar dari r tabel maka pengukuran yang digunakan adalah reliabel.

4.5.3 Analisis Deskriptif

Tabulasi sederhana digunakan untuk mengetahui gambaran tentang data mengenai karakteristik konsumen, proses keputusan pembelian produk Restoran dbc spageti dan latar belakang konsumen secara keseluruhan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kuesioner. Hasil dibuat tabulasi dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase yang terbesar merupakan faktor yang dominan dari masing- masing variabel yang diteliti.

4.5.4 Model Importance Performance Analysis IPA

Metode Importance Performance Analysis IPA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengukur atribut-atribut dari tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja yang diharapkan konsumen. Dalam menjelaskan tingkat kepentingan, digunakan skala Likert yang juga disebut summated-ratings scale. Data yang diperoleh berguna untuk mengetahui tingkat kepentingan secara nyata dari atribut restoran dan atribut produk. Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan tertutup, responden diminta untuk memilih jawaban dari pilihan yang ada. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah, diberi angka 1 tidak penting sampai paling tinggi, diberi angka 5 sangat penting. Skor tingkat kepentingan dapat dilihat pada Tabel 8. Sama halnya dengan menjelaskan tingkat kepentingan, dalam menjelaskan tingkat kinerja juga digunakan pilihan jawaban dengan skala Likert. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah, diberi angka 1 tidak puas sampai paling tinggi, diberi angka sangat puas. Skor tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dapat dilihat pada Tabel 8. Penilaian tingkat kinerja yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen akan diwakili oleh huruf X, sedangkan untuk penilaian tingkat kepentingan ditunjukkan oleh huruf Y. Tabel 8. Skornilai Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Tingkat Kinerja X Tingkat KepentinganY Skornilai Tidak Puas Tidak Penting 1 Kurang Puas Kurang Penting 2 Cukup Puas Cukup Penting 3 Puas Penting 4 Sangat Puas Sangat Penting 5 Nilai yang diberikan untuk tingkat kepentingan dan tingkat kinerja memiliki indikator. Salah satu contohnya dapat dilihat dari atribut harga yang ditawarkan, untuk tingkat kepentingan dengan nilai 1, berarti bahwa berapa pun harga yang ditawarkan oleh restoran, maka tidak menjadi masalah bagi responden. Nilai 2 berarti bahwa berapa pun harga yang ditawarkan responden akan tetap membeli dengan syarat harga tersebut memang menunjukkan kualitas produk. Nilai 3 berarti bahwa dalam melakukan pembelian produk responden masih melihat variabel harganya dan menjadi suatu pertimbangan. Nilai 4 berarti bahwa dalam membeli produk, responden menginginkan harga yang murah dengan kualitas produk yang baik. Nilai 5 berarti bahwa atribut harga merupakan atribut utama dalam melakukan pembelian produk, artinya produk tersebut harus memiliki harga yang rendah atau murah. Atribut harga yang ditawarkan juga memiliki tingkat kinerja yang memiliki indikator. Nilai 1 berarti harga yang ditawarkan restoran mahal. Nilai 2 berarti harga yang ditawarkan restoran mahal, walaupun kualitas produknya baik, responden tetap menilai harga tersebut mahal. Nilai 3 berarti harga yang ditawarkan restoran dapat terjangkau oleh semua kalangan tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah. Nilai 4 berarti harga yang ditawarkan restoran murah. Nilai 5 berarti bahwa harga yang ditawarkan restoran murah padahal kualitas produk yang ditawarkan baik. Hasil perhitungan akan digambarkan dalam diagram kartesius. Masing- masing atribut diposisikan dalam diagram tersebut berdasarkan skor rata-rata, dimana skor rata-rata penilaian kinerja X menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sedangkan posisi atribut pada sumbu Y, ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan Y . Rumus yang digunakan adalah: X = ∑ = n i Xi 1 Y = ∑ = n i Yi 1 n n Keterangan: X = skor rata-rata tingkat pelaksanaankinerja Y = skor rata-rata tingkat kepentingan n = jumlah data konsumen Diagram kartesius merupakan suatu ruang yang dibagi atas empat bagian dan dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik a,b. Titik tersebut diperoleh dari rumus: a = ∑ Xi b = ∑ Yi k k Keterangan: a = batas sumbu X tingkat kinerja b = batas sumbu Y tingkat kepentingan k = banyaknya atribut yang diteliti

4.5.5. Customer Satisfaction Index CSI

Menurut Stratford 2006 Customer Satisfaction Index CSI merupakan suatu indeks yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan pendekatan yang memperhitungkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang diukur, dengan perhitungan sebagai berikut:

1. Weighting Factor WF, adalah fungsi dari Mean Importance Score atau nilai

rata-rata tingkat kepentingan MIS-i masing-masing atribut yang dinyatakan dalam bentuk persen terhadap total Mean Importance Score MIS-t untuk seluruh atribut yang diuji. WF = MIS-i Total MSI-i 2. Weighted Score WS, adalah fungsi dari Mean Satisfaction Score MSS dikali dengan Weighting Factor WF. Mean Satisfaction Score atau nilai rata- rata tingkat kepuasan diperoleh dari nilai rata-rata tingkat performance atau nilai rata-rata tingkat kinerja dari suatu atribut. WS = MSS x WF 3. Weighted Average Total WAT, adalah fungsi dari total Weighted Score WS atribut ke-1 α 1 hingga atribut ke-n α n . WAT = WS α 1 + WS α 2 + … + WS α n 4. Costumer Satisfaction Index CSI, yaitu fungsi dari nilai Weighted Average WA dibagi dengan Highest Scale HS atau yang dinyatakan dalam bentuk persen. Skala maksimum diperoleh dari ukuran skala Likert yang digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka dalam penelitian ini skala maksimum yang digunakan yaitu lima. WA CSI = X 100 HS Kriteria nilai Customer Satisfaction Index atau Indeks Kepuasan Konsumen menggunakan kisaran 0,00 hingga 1,00 tidak puas hingga sangat puas. Kriteria ini dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kriteria Nilai Costumer Satisfaction Index No. Customer Satisfaction Index Kriteria 1 0,81 sampai dengan 1,00 Sangat Puas 2 0,66 sampai dengan 0,80 Puas 3 0,51 sampai dengan 0,65 Cukup Puas 4 0,35 sampai dengan 0,50 Kurang Puas 5 0,00 sampai dengan 0,34 Tidak Puas Sumber: Panduan Survey Kepuasan Pelanggan PT. Sucofindo dalam Uluum, 2007.

4.6 Variabel Atribut Penelitian

Penggunaan analisis multiatribut dalam mengukur perilaku konsumen pada dasarnya akan memunculkan persoalan utama berupa atribut apa saja yang dianggap relevan sebagai suatu objek perilaku konsumen. Menurut Simamora 2001, atribut didefinisikan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dimiliki suatu produk yang akan membentuk ciri-ciri, fungsi, serta manfaat. Menurutnya juga, terdapat dua pengertian yang dapat diberikan berkenaan dengan atribut objek perilaku konsumen jika objek tersebut merupakan merek atau kategori produk. Pertama, atribut sebagai karakteristik yang membedakan merek atau produk dari yang lain. Kedua, faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun kategori produk yang melekat pada produk atau menjadi bagian dari produk itu sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, akan menghasilkan perbedaan dalam penggunaan atribut produk yang diteliti. Pada pengertian pertama, maka atribut produk meliputi dimensi-dimensi yang terkait dengan produk atau merek. Pada pengertian kedua, selain melibatkan dimensi-dimensi produk, juga terkait dengan hal-hal yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pembelian. Pada kegiatan pemasaran, studi mengenai perilaku konsumen selalu dihubungkan dengan keputusan atau maksud pembelian yang dilakukan, sehingga pengertian pertamalah yang diaplikasikan dalam pengertian ini. Adapun cara mengetahui atribut Restoran dbc spageti yang diteliti dalam penelitian ini, didasarkan dari hasil studi literatur sebelumnya dan berpedoman pada buku perilaku konsumen karangan Engel, Blackwell, dan Miniard 1994. Variabel atribut Restoran dbc spageti yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua sub atribut, yaitu atribut restoran dan atribut produk dbc spageti. Atribut-atribut dan indikatornya dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10.

4.7 Definisi Operasional