Perumusan Masalah Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen serta Implikasinya Terhadap Alternatif Strategi Pemasaran pada Restoran dbc & spageti di Kota Bogor

1.2 Perumusan Masalah

Bogor adalah salah satu kota tujuan wisata, sehingga beragam jenis restoran berkembang di Kota Bogor, baik restoran tradisional maupun restoran modern. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan yang semakin ketat antar restoran di Kota Bogor. Konsumen merupakan indikator yang sangat tepat untuk keberhasilan sebuah restoran. Konsumen di Kota Bogor sangat beragam dalam hal adat istiadat, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain. Mereka memiliki kebebasan untuk memilih ratusan macam produk yang terdapat di pasar, termasuk dalam menentukan makanan restoran. Persaingan yang ketat ini menyebabkan restoran- restoran tersebut berusaha untuk mempertahankan dan memperluas pangsa pasar yang dimilikinya. Mempertahankan kepuasan konsumen merupakan sebuah masalah yang harus dihadapi. Jika sebuah restoran tidak mampu mempertahankan kepuasan konsumen terhadap restorannya maka konsumen dapat beralih kepada restoran lain yang merupakan pesaingnya. Berbagai upaya harus terus dilakukan untuk mempertahankan dan memperluas pangsa pasar. Produk yang berkualitas dan pelayanan yang baik sangat dianggap penting bagi para konsumen. Berdasarkan hal itu, perusahaan harus mampu menarik minat konsumen agar mendapatkan perhatian khusus dari konsumen. Restoran dbc spageti berdiri sejak tanggal 19 Agustus 2006. Sebagai restoran yang tergolong baru, dbc spageti harus mampu bersaing dengan restoran-restoran sejenis yang telah berdiri lebih dulu seperti Cisangkuy, Steak 21, Dapur Rumah, Waroeng Taman, Bakul-Bakul, Martabak Air Mancur, dan sebagainya yang telah mempunyai pelanggan masing-masing sehingga menguasai konsumen restoran di Kota Bogor. Restoran dbc spageti mempunyai konsumen yang berbeda-beda. Dalam hal usia, dari mulai anak kecil, remaja, dewasa sampai orang tua, semua bisa datang untuk menikmati makanan dan minuman di Restoran dbc spageti ini. Target pasar yang dibidik oleh Restoran dbc spageti yaitu semua kalangan ekonomi dan semua usia. Restoran ini juga dapat dijadikan sebagai tempat bersantai keluarga. Faktor pendapatan juga menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Restoran dbc spageti ini selain mempertahankan kepuasan konsumen. Jika dilihat dari data penjualan selama satu tahun beroperasi yaitu bulan Januari 2007 sampai Desember 2007, Restoran dbc spageti mengalami ketidakstabilan pendapatan. Pada bulan tertentu pendapatan naik namun bulan berikutnya kembali mengalami penurunan. Pada Tabel 6 diketahui pertumbuhan pendapatan tertinggi terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 81,46 persen dan pertumbuhan pendapatan terendah terjadi pada bulan Mei yaitu dengan pertumbuhan pendapatan sebesar - 38,67 persen. Naik turunnya pendapatan ini merupakan salah satu indikator belum tercapainya kepuasan konsumen sepenuhnya. Hal ini juga didukung oleh keluhan pelanggan kepada pihak restoran pada beberapa atribut seperti harga yang terlalu mahal, sarana transportasi umum yang belum memadai dan lain-lain. Pernyataan tersebut juga di dukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Neta 2007 yang membuktikan bahwa ternyata menurunnya pendapatan restoran terjadi karena belum terpenuhinya kepuasan konsumen, dan hal ini dibuktikan dengan hasil dari nilai CSI Customer Satisfaction Index yaitu sebesar 0,7197, artinya kepuasan konsumen hanya mencapai 71,97 persen dan sisanya sebesar 28,03 persen belum terpenuhi. Dari hal tersebut dapat membuktikan bahwa naik turunnya pendapatan sebuah restoran merupakan salah satu indikator belum tercapainya kepuasan konsumen. Jika hal ini terus dibiarkan maka dikhawatirkan akan berdampak lebih buruk terhadap penjualan restoran maupun nama baik restoran sehingga restoran akan berusaha untuk memberikan kepuasan melalui peningkatan kualitas restoran. Oleh karena itu, restoran perlu lebih mengenali bagaimana karakteristik konsumen yang mereka hadapi, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk, bagaimana proses keputusan pembelian produknya dan atribut-atribut apa saja yang menurut konsumen sudah baik dan kurang baik, karena dari hal-hal tersebut restoran dapat lebih mengenal keinginan konsumennya dan akhirnya dapat tercapai kepuasan konsumen yang maksimal. Sejauh ini, riset mengenai perilaku konsumen belum pernah dilakukan sehingga belum diketahui sejauh mana penilaian konsumen terhadap Restoran dbc spageti. Tabel 6. Laporan Penjualan Restoran dbc spageti dan Pertumbuhannya, Periode Januari 2007 - Desember 2007 Bulan Pendapatan Rp Pertumbuhan persen Januari 45.594.950 - Februari 59.207.000 29,85 Maret 92.734.200 56,63 April 81.437.000 -12,18 Mei 49.945.000 -38,67 Juni 90.632.600 81,46 Juli 69.007.300 -23,86 Agustus 71.850.800 4,12 September 57.900.650 -19,42 Oktober 70.312.600 21,44 November 78.367.200 11,46 Desember 85.000.000 8,46 Sumber: Laporan Penjualan Restoran dbc spageti, 2008 Sesuai dengan kondisi tersebut, Restoran dbc spageti membutuhkan pengetahuan mengenai penilaian konsumen terhadap restoran ini. Hal tersebut dilakukan agar restoran dapat menyuguhkan pelayanan yang baik sehingga konsumen dapat merasa nyaman berada dalam restoran ini. Selain itu penelitian ini juga berfungsi untuk mengetahui pelayanan mana yang perlu diperbaiki kinerjanya dapat meningkatkan kepuasan konsumen agar dapat mempertahankan pelanggan yang telah diperoleh dan menarik pelanggan baru yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat ditelaah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karakteristik konsumen dari restoran dbc spageti? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pembelian produk di Restoran dbc spageti? 3. Bagaimana proses keputusan konsumen dalam pembelian produk di restoran dbc spageti? 4. Bagaimana tingkat kepentingan dan kinerja serta kepuasan konsumen terhadap atribut restoran dbc spageti? 5. Bagaimana kebijakan pemasaran yang tepat berdasarkan perilaku konsumen Restoran dbc spageti?

1.3 Tujuan Penelitian