belum ataupun telah diolah suatu instansi yang hasil olahannya tersebut telah didokumentasikan dalam bentuk laporan.
1. Data Primer, diperoleh melalui survei lapangan meliputi komponen data
biofisik yang diperoleh melalui survei lapangan yang bersumber dari pulau- pulau berpenduduk maupun yang tidak berpenduduk dalam kawasan gugus
pulau Guraici.
2. Data Sekunder, diperoleh melalui Penelusuran dokumen hasil penelitian
dan dokumen yang terdokumentasi pada perpustakaan dan instansi terkait lain. Peta-peta pendukung, yang dalam penelitian ini diperoleh dari instansi
terkait seperti, Dinas Hidro Oseanografi Dishidros TNI AL dan Bakosurtanal maupun Biotrop. Jenis data dalam penelitian ini terinci pada Tabel 11.
Tabel 11. Jenis data yang dibutuhkan untuk penentuan kesesuaian ekowista di gugus pulau Guraici.
Komponen Data Kesesuaian Ekowisata
Metode Pengumpulan
Sumber data Kebutuhaan
Alat 1
2 3
4
•
Selam Snorkling - Kecerahan perairan
- Tutupan komunitas karang - Jenis lifeform
- Spesies ikan karang - Kecepatan arus cmdet
- Kedalam terumbu karang - Lebar hamparan datar karang m
Sensus visual Pengukuran
pencatatan lapang interpertasi citra
manta tow Insitu
Alat selam scuba, fisn, masker, snorkel,
meteran rol, Kamera Underwater, Sechii
disc, GPS, Daftar isian dan peralatan
lain yang dibutuhkan
•
Mangrove
- Ketebalan mangrove m - Kerapatan pohon 100 m
2
- Spesies mangrove - Pasang surut m
- Objek biota mangrove Sensus visual
Pengukuran pencatatan lapang
interpertasi citra Daftar pasut
Insitu Meteran rol,
Petak contoh, Daftar isian
•
Lamun
- Tutupan lamun - Kecerahan perairan
- Spesies ikan - Spesies lamun
- Jenis substrat Sensus visual
Pengukuran pencatatan lapang
interpertasi citra Insitu
Meteran rol, Kuadrat,
daftar isian,
B. Peta Pendukung Peta Rupa Bumi
Tinjauan literatur Bakosurtanal
Bathimetri
Sda Dishidros
Citra Satelit Landsat
Sda Biotrop
Peta Geology Sda
Bakosurtanal
3.4.1 Analisis Kesesuaian Ekowisata
Untuk dapat menilai kecocokan maupun kelayakan berbagai bentuk aktivitas yang akan dilakukan di dalam suatu kawasan sesuai dengan potensi
sumberdaya serta peruntukannya dengan mempertimbangkan berbagai parameter, maka perlu dilakuan analisis kesesuaian lahan. Mengingat meskipun
secara visual terlihat suatu kawasan atau lokasi begitu indah untuk dijadikan kawasan wisata, akan tetapi secara ekologis belum tentu sesuai baik dari aspek
fisik ataupun biologi, sehingga dengan demikian diperlukan suatu penilaian secara ilmiah.
Suatu kawasan, betapapun besarnya daya tariknya, namun secara ekologis kawasan tersebut mempunyai keterbatasan dalam menampuang
aktivitas-aktivitas yang terjadi, sehingga jumlah dan frekuensi kunjungan dalam suatu ruang tertentu harus diperhatikan dan disesuaikan berdsasarkan kaidah
yang berlaku. Penetapan persyaratan parameter dan kriteria, pembobotan dan skoring.
Parameter diamati serta diukur langsung di lapangan. Bagi setiap jenis kegiatan wisata, penetapan parameter tidak sama. Parameter serta kriteria disusun
berdasarkan parameter biofisik yang relevan dengan setiap kegiatan. Parameter yang menentukan diberi bobot terbesar, sedangkan kriteria batas-batas yang
sesuai diberikan skor tertinggi. Pada penelitian ini, matriks kesesuaian yang digunakan mengacu pada Yulianda 2007.
Analisis kesesuaian yang dilakukan terhadap beberapa bentuk ekowisata seperti wisata selam, snorkling, mangrove dan lamun, terinci pada tabel-tabel
matriks kesesuaian berikut. Kesesuaian wisata bahari kategori wisata selam, mempertimbangkan enam
paramter dengan empat klasifikasi penilaian S1; S2; S3; N. Paramter-paramter dimaksud yaitu; kecerahan perairan, tutupan komunitas karang, jenis lifeform,
spesies ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang Tabel 12. Tabel 12. Matrik kesesuaian lahan bagi kegiatan ekowisata selam
No. Parameter
Bobot Ketegori S1 Skor Ketegori S2 Skor Ketegori S3 Skor Ketegori N Skor 1 Kecerahan Perairan
5 80
3 50 - 80
2 20 - 50
1 20
2 Tutupan Komunitas
Karang 5
75 3
50 - 75 2
25 - 50 1
25 3 Jenis lifeform
3 12
2 7 - 12
2 4-7
1 4
4 Spesies ikan karang 3
100 3
50 - 100 2
20 - 50 1
20 5 Kecepatan arus cmdt
1 0 – 15
3 15 - 30
2 30 - 50
1 50
6 Kedalaman terumbu
karang m 1
6 – 15 3
15 - 20 2
20 - 30 1
30 Sumber: Dimodifikasi dari Yulianda 2007. S1: sangat sesuai 83-100; S2: cukp sesuai 50-83; S3:
sesuai 17-50; N: Tidak sesuai 17. Nilai maksimum 54.
Kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorkling, mempertimbangkan tujuh parameter dengan empat klasifikasi penilaian yakni; kecerahan perairan,
tutupan komunitas karang, jenis lifeform, spesies ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang, lebar hamparan datar karang Tabel 13.
Tabel 13. Matrik kesesuaian lahan bagi kegiatan ekowisata snorkling.
No. Parameter
Bobot Ketegori
S1 Skor
Ketegori S2
Skor Ketegori
S3 Skor
Ketegori N
Skor 1 Kecerahan Perairan
5 100
3 80 - 100
2 20 - 50
1 20
2 Tutupan Komunitas
Karang 5
75 3
50 - 75 2
25 - 50 1
25 3 Jenis lifeform
3 12
3 7 - 12
2 4 - 7
1 4
4 Spesies ikan karang 3
50 3
30 - 50 2
10 - 30 1
10 5 Kecepatan arus cmdt
1 0 - 15
3 15 - 30
2 30 - 50
1 50
6 Kedalam Terubu karang m 1
1 - 3 3
3 - 6 2
6 - 10 1
10 1 7
Lebar Hamparan Datar karang m
1 500
3 100 - 500
2 20 - 100
1 20
Sumber: Dimodifikasi dari Yulianda 2007. S1: sangat sesuai 83-100; S2: cukp sesuai 50-83; S3: sesuai 17-50; N: Tidak sesuai 17. Nilai maksimum 57.
Kesesuaian wisata pantai kategori wisata mangrove, mempertimbangkan lima parameter yang terdiri dari ketebalan mangrove, kerapatan mengrove,
spesies mangrove, pasang surut dan objek biota Tabel 14. Tabel 14. Matrik kesesuaian lahan bagi kegiatan ekowisata mangrove
No. Parameter
Bobot Ketegori
S1 Skor
Ketegori S2
Skor Ketegori
S3 Skor
Ketegori N
Skor 1
Ketebalan Mangrove m
5 400
3 200 - 500
2 50 - 200
1 50
2 Kerapatan
Mangrove 100 m
2
3 15 - 25
3 10 - 15
2 5 - 10
1 5
3 Spesies mangrove 3
5 3
3 - 5 2
1 - 2 1
4 Pasang surut m 1
0 - 1 3
1 - 2 2
2 - 5 1
5 5 Objek biota
1 Ikan, udang,
kepiting, moluska, reptil,
burung 3
Ikan, udang,
Kepiting, moluska
2 Ikan,
Moluska 1
Salah satu biota air
Sumber: Dimodifikasi dari Yulianda 2007. S1: sangat sesuai 83-100; S2: cukp sesuai 50-83; S3: sesuai 17-50; N: Tidak sesuai 17. Nilai maksimum 39.
Kesesuaian wisata pantai kategori wisata lamun, mempertimbangkan tujuh parameter sebagaimana ditampilkan pada Tabel 15 berikut.
Tabel 15. Matrik kesesuaian lahan bagi kegiatan ekowisata lamun
No. Parameter Bobot Ketegori
S1 Skor
Ketegori S2
Skor Ketegori
S3 Skor
Ketegori N
Skor
1 Tutupan
lamun 5
75 3
50 - 75 2
25 - 50 1
25 2
Kecerahan Perairan
3 75
3 50 - 75
2 25 - 50
1 25
3 Spesies ikan 3
10 3
6 - 10 2
3 - 5 1
3 4
Spesies lamun
3 Cymodocea
Halodule halophila
3 Syringodium
Thalassodendron 2
Thalassia 1
Enhalus 5
Jenis substrat
1 Pasir
berkarang 3
Pasir 2
Pasir Berlumpur
1 Berlumpur
6 Kecepatan
Arus cmdt 1
0 - 15 3
15 - 30 2
30 - 50 1
50 7
Kedalaman Lamun m
1 1 – 3
3 3 - 6
2 6 - 10
1 10
1 Sumber: Dimodifikasi dari Yulianda 2007. S1: sangat sesuai 83-100; S2: cukp sesuai 50-83; S3:
sesuai 17-50; N: Tidak sesuai 17. Nilai maksimum 51.
1. Perhitungan Nilai Peruntukan
Setiap kegiatan wisata memiliki persyaratan sumberdaya maupun lingkungan yang sesuai dengan objek wisata yang akan dikembangkan. Formula
yang digunakan untuk menentukan kesesuaian wisata adalah sebagai berikut Yulianda 2007:
IKW = Σ
[ Ni N
maks
] x 100
................................8 Keterangan:
IKW : Indeks Kesesuaian Wisata Ni
: Nilai Parameter ke-i Bobot x Skor N
maks
: Nilai maksimum dari suatu kategori wisata.
2. Pembagian Kelas Lahan dan Nilainya
Berdasarkan matriks kesesuaian yang berisi parameter-parameter kesesuaian, kemudian disusun kelas kesesuaian untuk kegiatan wisata pantai
dan bahari. Kelas kesesuaian pada matriks ini akan menggambarkan tingkat kecocokan dari kawasan gugus pulau Guraici bagi peruntukan kegiatan wisata
yang berbasis pada konsep ekowisata. Dalam penelitian ini, kelas kesesuaian lahan dibagi ke dalam 4 kelas yaitu; sangat sesuai, cukup sesuai, sesuai, dan
tidak sesuai.
3.5 Kebutuhan Data Daya Dukung Kawasan