Sistem Informasi Geografis SIG

2. Faktor Sosial: a. Tersebar atau terkonsentrasinya pengunjung, biasanya dipengaruhi oleh pola pemandangan. b. Pilihan objek wisatawan c. Pendapat pengunjung d. Fasilitas yang tesedia 3. Faktor manajerial a. Rancangan jalan setapak, dapat mempengaruhi distribusi pengunjung. b. Menghindari pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, seperti pengusahaan hotel, tempat berkemah. c. Pelayanan informasi yang baik d. Penyediaan fasilitas yang dapat menyesuaikan terhadap kondisi puncak dan sepinya pengunjung. Daya dukung wisata menunjukkan tingkat maksimum pengunjung yang menggunakan dan berhubungan dengan infrastruktur yang dapat ditampung oleh suatu wilayah. Apabila daya dukung terlewati, maka akan mengakibatkan kemerosotan sumberdaya dalam wilayah tersebut, mengurangi kepuasan pengunjung atau bahkan merugikan bagi aspek sosial, ekonomi masyarakat. Angamanna 2005 menyampaikan bahwa pengertian daya dukung mencakup empat komponen dasar yakni biofisik, sosial budaya, psikologi manajerial. Selain itu Yulianda 2007 menyampaikan bahwa konsep daya dukung mempertimbangkan dua hal yaitu 1 kemampuan alam untuk mentolelir gangguan atau tekanan dari manusia, dan 2 standar keaslian sumberdaya alam.

2.10 Sistem Informasi Geografis SIG

Sistem informasi gografis SIG secara sederahana dapat didefinisikan sebagai sistem komputer yang mampu menangani dan menggunakan data yang menjelaskan tempat pada permukaan bumi, dan dijabarkan sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personil yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi goegrafi. Prahasta 2005 mengemukakan bahwa sistem informasi gografis SIG adalah suatu teknologi yang pada saat ini menjadi alat bantu tools yang esensial dalam menyimpan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan data spasial. Definisi tersebut selanjutnya dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem yaitu 1 Data input, bertugas untuk mengumpulkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber juga mengkonversi atau mentransformasi format data aslinya ke dalam format yang digunakan oleh SIG; 2 data output, menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data seperti tabel, grafik, peta; 3 data manajemen, mengorganisasikan data spasial maupun atribut kedalam basis data sehingga mudah dipanggil, di update, dan di edit; 4 Data manipulasi dan analisis, melakukan manipulasi dan pemodelan untuk menghasilkan informasi yang diharapkan Prahasta 2005. Sistem informasi geografis merupakan alat bantu dalam perencanaan, yang akan mempermudah perencana untuk melakukan berbagai analisis tata ruang yang menggunakan fungsi-fungsi pemodelan peta seperti penelusuran data, tumpang tindih peta. Salain SIG, alat bantu lainnya yang dapat digunakan dalam pembangunan dan peremajaan basis data dari SIG dan mendukung aplikasi SIG seperti penjejakan tracking, pengumpulan data inventory adalah GPS Global Positioning System. Manfaat GPS bagi SIG antara lain sebagai pengkorelasi data untuk ground truthing, sebagai pengdigitasi bumi, untuk pemanggilan data dan analisa, GPS membawa SIG ke lapangan. Penerapan SIG mempunyai kemampuan luas dalam proses pemetaan dan analisis sehingga teknologi tersebut sering dipakai dalam proses perencanaan landscape. Selain itu pemanfaatan SIG dapat digunakan untuk evaluasi kualitas dan karakteristik lahan dan lebih penting lagi adalah kemampuan untuk mensimulasikan model-model Lyon 2003. Jaya 2002 menyampaikan bahwa SIG bukan hanya suatu sistem yang semata-mata berfungsi untuk membuat peta, tetapi juga merupakan alat analitik analytical tools yang mampu memecahkan masalah spasial secara otomatis, cepat dan teliti. Hampir semua bidang ilmu yang bekerja dengan informasi keruangan memerlukan SIG, diantaranya bidang kehutanan, perikanan, pertanian, pariwisata, lingkungan, perkotaan dan transportasi. Selain itu Gunawan 1999 menyampaikan bahwa SIG umumnya dipahami memiliki kontribusi besar dalam pengelolaan wilayah pesisir, antara lain 1 membantu memfasilitasi berbagai pihak sektoral, swasta dan pemda yang merencanakan sesuatu, dapat dipetakan dan diintegrasikan untuk mengetahui pilihan-pilihan manajemen dan alternatif perencanaan yang paling optimal. Kombinasi sektor atau kegiatan yang sinergis dan mempunayi keunggulan yang komparatif secara ekonomis tetapi dampak lingkungannya minimal dapat ditampilkan, sehingga pihak perencana dapat menyeleksi sektor atau kegiatan yang layak dan tidak layak dilakukan. 2 merupakan alat yang digunakan untuk menunjuang pengelolaan sumberdaya pesisir yang berwawasan lingkungan. Penggunaan SIG dapat dengan mudah dan cepat untuk membantu kita melakukan analisis keruangan spatial analysis dan pemantauan terhadap perubahan lingkungan wilayah pesisir. Kemampuan SIG dalam analisis keruangan dan pemantauan dapat digunakan untuk mempercepat dan mempermudah penataan ruang pemetaan potensi wilayah pesisir yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Sehubungan dengan pemanfaatan SIG dalam bidang pariwisata, Aronnof 1993 in Sigabariang 2008 menyatakan bahwa pemetaan zona kegiatan wisata pesisir dengan SIG ini tentu akan sangat membantu pemerintah daerah dalam menyusun rencana pengembangan wisata pesisir di wilayahnya. Penetapan teknologi SIG dapat menjadi salah satu alternatif untuk pengembangan potensi daerah yang terkait dengan wilayah pesisir, yakni ekowisata pesisir. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian