5.3 Daya Dukung Kawasan Pulau-Pulau Guraici Bagi Ekowisata
Analisis daya dukung kawasan yang dilakukan pada setiap kawasan wisata yang dianggap sangat sesuai dengan asumsi bahwa wisatawan yang datang
terspesifikasi berdasarkan jenis kegiatan wisata. Perhitungan jumlah pengunjung bagi kegiatan ekowisata dilakukan untuk meminimalisir dampak kerusakan pada
suatu komunitas sebagai akibat dari suatu kegiatan wisata, hal ini sejalan dengan pendapat Bookbinder et al. 1998 ; Gossling et al. 1999 ; Dinerstein et
al. 1998, yang menyatakan bahwa konsep ekowisata dapat melindungi keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem serta mendukung upaya
konservasi. Untuk kegiatan ekowisata selam, snorkling, mangrove dan lamun, perhitungan didasarkan pada luas kawasan ha. Sedangkan untuk wisata pantai
kategori rekreasi pantai, perhitungan dilakukan berdasarkan panjang patai m.
5.3.1 Daya Dukung Kawasan Wisata Selam
Faktor utama yang menentukan penetapan suatu kawasan sebagai kawasan wisata selam adalah ekosistem terumbu karang yang merupakan daya
tarik bagi para wisatawan. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan untuk menilai tingkat kesesuaian
lahan atau kawasan bagi wisata selam dengan kategori “sangat sesuai” S1, terdapat pada perairan sekitar pulau Rajawali dengan luas sekitar 3,5 ha, dengan
luasan tersebut, wilayah ini dapat menampung sekitar 140 pengunjung atau wisatawan dengan alokasi waktu yang dibutuhkan setiap wisatawan untuk
beraktifitas sekitar 2 jam. Pengukuran daya dukung lingkungan didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung
pertumbuhan organisme yang hidup disekitarnya Busby et al. 1996. Selain itu apabila jumlah pengunjung tidak dibatasi maka diduga akan dapat mengancam
kelestarian terumbu karang dan sebagainya dalam ekosistem tersebut, hal ini sejalan dengan pendapat Hawkins and Roberts 1997 bahwa peningkatan
jumlah penyelam secara eksponensial meningkatkan tingkat kerusakan terumbu karang. Selain itu Bakers and Roberts 2004 menemukan bahwa di Santo Lucia
sejumlah 353 penyelam melakukan kontak dengan komunitas karang, sehingga mengakibatkan kerusakan pada komuntas karang. Distribusi kawasan wisata
selam beserta daya dukung setiap kawasan pada pulau-pulau dalam gugus pulau Guraici, ditampilkan pada Tabel 29.
Tabel 29. Distribusi wilayah kegiatan wisata selam pada perairan sekitar pulau- pulau dalam gusu pulau Guraici.
No. PULAU
SELAM Luas Areal Ha Daya Dukung Kawasan
1. Rajawali 3,5
140 2. Talimau
51,2 2048
3. Temo 25,5
1020 4. Guraici
0,7 28
5. Lelei 5,4
216 6. Daramafala
4,6 184
7. Popaco 16,3
652 8. Sapang
7,3 292
Pulau-pulau lainnya, selain pulau Rajawali sesuai tabel di atas, memiliki kelas kesesuain wisata selam berkategori “cukup sesuai” S2, hal tersebut
terjadi karena kualitas ekosistem terumbu karang pada pulau-pulau tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pulau Rajawali, selain itu pulau Rajawali yang
letaknya relatif lebih jauh dari pemukiman penduduk, sehingga relatif tidak mudah dijangkau yang menyebabkan ekosistem lebih terjaga Alger et al. 2002,
hal ini berbeda dengan pulau lainnya yang relatif berada dekat dengan pemukiman penduduk.
5.3.2 Daya Dukung Kawasan Wisata Snorkling