5.2.4 Kesesuaian Wisata Wisata Lamun
Hasil analisis yang dilakukan untuk mengengetahui tingkat kesesuaian wisata kategori wisata lamun, menunjukkan bahwa terdapat dua kelas
kesesuaian yaitu kategori kesesuaian “sangat sesuai” S1 dan kategori “cukup sesuai” S2. Kategori S1 mencakup wilayah seluas 34,7 ha, sedangkan kategori
S2, meliputi wilayah seluas 110,1 ha. Nilai tingkat kesesuaian S1 yaitu sebesar 88,23 yang meliputi
ekosistem lamun di pulau Talimau. Sedangkan kelas kesesuaian dengan kategori S2, nilainya berkisar antara 50,98-58,82 . Luas kawasan
berdasarkan kelas kesesuaian untuk wisata lamun, disajikan pada Tabel 28. Sedangkan peta kesesuaian kategori wisata mangrove dan lamun ditampilkan
pada Gambar 33. Tabel 28. Luas Kawasan Berdasarkan Kelas Kesesuaian Untuk Kegiatan Wisata
Lamun.
No. Pulau
NKWL LA Ha
KK
1. Talimau 88,23
34,7 Sangat Sesuai S1
2. Temo 58,82
13,9 Cukup Sesuai S2
3. Igo 58,82
1,4 Cukup Sesuai S2
4. Daramafala 58,82
2,1 Cukup Sesuai S2
5. Sapang 58,82
0,2 Cukup Sesuai S2
6. Joronga 56,86
6,6 Cukup Sesuai S2
7. Popaco 56,86
19,6 Cukup Sesuai S2
8. Salo 56,86
39,4 Cukup Sesuai S2
9. Ubo-Ubo Besar 52,94
5,3 Cukup Sesuai S2
10. Ubo-Ubo Kecil 52,94
1,6 Cukup Sesuai S2
11. Kelo 52,94
0,4 Cukup Sesuai S2
12. Sohomao 50,98
12,0 Cukup Sesuai S2
13. Rajawali 50,98
9,7 Cukup Sesuai S2
Ket: NKWL=Nilai Kesesuaian Wisata Lamun. KK=Kelas Kesesuaian.
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 pulau dalam gugus pulau Guraici, hanya 13 pulau yang tergolong kedalam kategori S1 dan S2, pulau-
pulau lainnya memiliki kategori kesesuaian S3 dan ada yang tidak memiliki ekosistem lamun sehingga tidak mendukung untuk dijadikan sebagai kawasan
wisata lamun. Selain itu, umumnya lamun dalam kawasan gugus pulau Guraici memiliki luasan maupun penyebaran yang sempit dengan keragaman spesies
yang rendah, maupun faktor lainnya yang menyebabkan ekosistem tersebut tidak
dapat dijadikan sebagai kawasan wisata lamun berkualitas tinggi. Manurut Azkab 2006 penyebaran lamun sangat bervariasi dan tergantung pada topografi serta
pasang surut. Pada substart berlumpur di daerah mangrove kearah laut sering di jumpai padang lamun dari spesies tunggal yang berasosiasi tinggi. Sementara
padang lamun vegetasi campuran terbentuk di daerah yang berada didekat pantai yang lebih rendah dan subtidal yang dangkal. Padang lamun tumbuh
dengan baik di daerah perlindungan serta substrat berpasir dan stabil Hutomo et al. 1988 in Dahuri 2003. Sedangkan berdasarkan keadaan pasang surut
membagi lamun yang tumbuh menjadi dua zona, yaitu zona intertidal dan daerah yang berada jauh pantai. Zona intertidal dicirikan oleh tumbuhan pionir yang
didominasi oleh Halophila ovalis, Cymodocea rotundata dan Holodule pinifolia, Sedangkan Thalassodendron ciliatum mendominasi zona daerah yang berada
jauh pantai Hutomo, 1997.
1 5
Gambar 32. Peta Kondisi Kesesuaian Wisata Mangrove dan Lamun dalam kawasan gugus pulau Guraici.
5.3 Daya Dukung Kawasan Pulau-Pulau Guraici Bagi Ekowisata