202
perdagangan, harga dunia pupuk terintegrasi dengan harga pupuk domestik sehingga kenaikan harga pupuk dunia ini berimbas pada harga pupuk domestik
sehingga permintaan pupuk urea mengalami penurunan pula. Sedangkan kebijakan subsidi pupuk baik untuk pupuk urea SIMKB-05,
TSP SIMKB-06, KCl SIMKB-07, serta kombinasinya walupun memberikan dampak positif dalam memperbaiki kinerja sektor pertanian tetapi kurang baik
dampaknya terhadap perkembangan industri pupuk. Sebagai contoh adanya subsidi pupuk urea walaupun mampu memperbaiki kinerja pertanian, namun
berdampak turunnya produksi dan ekspor urea yang cukup berarti. Begitu pula adanya subsidi pupuk TSP SIMKB-06 walaupun berdampak positif terhadap
penurunan impor beras, jagung maupun kedele serta mampu meningkatkan produktifitas hasil perkebunan, namun justru memperburuk kinerja industri pupuk
nasional. Kombinasi subsidi harga pupuk antara jenis pupuk seperti kebijakan
subsidi pupuk urea dan TSP SIMKB-08 cukup efektif untuk mengurangi impor komoditas pangan beras, jagung, dan kedele, namun industri perpupukan
nasional akan semakin terpuruk. Berdasarkan kenyataan tersebut maka dalam rangka penentuan kebijakan untuk mengantisipasi liberalisasi perdagangan pupuk
tidak cukup hanya melakukan kebijakan tunggal saja, maka perlu dicari kebijakan yang terpadu antara aspek produksi dan perdagangan.
7.4.3. Simulasi Kombinasi Kebijakan Produksi dan Perdagangan Pupuk
Dalam rangka mengantisipasi era liberalisasi perdagangan pupuk yang juga memperbaiki kinerja pertanian Indonesia akan disimulasikan alternatif
203
kebijakan produksi dan perdagangan secara terpadu, meliputi simulasi sebagai berikut:
1. SIMKB-11 : simulasi subsidi harga urea sebesar 10 persen disertai dengan peningkatan kapasitas produksi pupuk urea dan TSP
20 persen 2.. SIMKB-12 : simulasi subsidi harga TSP sebesar 10 persen disertai
dengan peningkatan kapasitas produksi pupuk urea dan TSP 20 persen
3. SIMKB-13 : simulasi subsidi harga KCl sebesar 10 persen disertai
dengan peningkatan kapasitas produksi pupuk urea dan TSP 20 persen
Tentu saja kebijakan yang ideal adalah melalui subsidi untuk seluruh jenis pupuk dengan subsidi yang cukup besar dan terpadu dengan peningkatan
kapasitas produksi. Namun, mengingat keterbatasan anggaran pemerintah adalah sulit dilakukan dan dipandang tidak rasional. Oleh karena itu, simulasi kebijakan
tersebut diatas dibuat serasional mungkin sehingga dapat diaplikasikan oleh pemerintah.
Hasil simulasi kebijakan di atas sebagaimana disajikan dalam Tabel 48 dan Tabel 49. Ketiga kebijakan tersebut memberikan dampak yang positif
terhadap industri pupuk serta mampu memperbaiki kinerja pertanian Indoensia. Namun, kebijakan subsidi harga TSP sebesar 10 persen disertai dengan
peningkatan kapasitas produksi pupuk urea dan TSP 20 persen SIMKB-12 adalah alternatif yang lebih baik.
Berdasarkan hasil evaluasi dari 3 tiga jenis simulasi tersebut SIMKB- 11, SIMKB-12, dan SIMKB-13, tampak bahwa simulasi kebijakan subsidi harga
TSP sebesar 10 persen disertai dengan peningkatan kapasitas produksi pupuk urea
204
Tabel 48. Dampak Alternatif Kebijakan Kombinasi Produksi dan Perdagangan Pupuk terhadap Kinerja Perdagangan Pupuk
Domestik Tahun 2004 - 2010
Variabel Liberaliasi
Semua Pupuk SIMKB-11 SIMKB-12 SIMKB-13
Produksi Urea
9629.00 6.5947 9.2014 9.1391
Permintaan Urea
4193.00 3.1243 3.1243 0.8347
Harga Urea
868.78 -11.0613 -2.0770 -2.3021
Ekspor Urea
3946.00 6.7663 10.1622 11.3533 Produksi
TSP 530.44
17.5510 13.0760 17.5558 Permintaan TSP
747.18 -2.8782
35.4431 -3.1631
Harga TSP 1219.00
-0.6563 -10.4184
-0.6563 Impor
TSP Indonesia
719.57 -1.9308 -1.2976 -1.8964
Penawaran KCl
551.11 0.2281 0.2084 0.2377
Permintaan KCL
416.28 -0.6372 0.3116 3.6913
Harga KCl 1477.00
0.0000 0.0000
-10.0203 Impor
KCl Indonesia
551.11 0.2281 0.2084 0.2377
20 persen dan TSP 20 persen SIMKB-12 adalah yang terbaik untuk dilakukan dalam rangka mengantisipasi libralisasi perdagangan pupuk.
Hal ini karena kebijakan ini memberikan dampak peningkatan produksi urea dan TSP sehingga mengurangi impor TSP dan mampu meningkatkan ekspor
urea. Sedangkan dampak dari kebijakan ini mampu meningkatkan kinerja sektor pertanian baik pertanian tanaman pangan maupun perkebunan, serta mampu
mengurangi impor beras, jagung, dan kedele.
7.4.4. Ringkasan Hasil Simulasi Kebijakan Produksi dan Perdagangan Pupuk