Dampak Liberalisasi Perdagangan Pupuk KCl Dunia terhadap Kinerja Sektor Pertanian

189

7.3.6. Dampak Liberalisasi Perdagangan Pupuk KCl Dunia terhadap Kinerja Sektor Pertanian

Permintaan pupuk KCl di Indonesia semuanya merupakan hasil impor. Penggunaan Pupuk KCl di Indonesia relatif kecil dibandingkan dengan pupuk urea maupun TSP. Kondisi ini tentunya terkait dengan tingkat harga pupuk ini yang relatif tinggi dibandingkan dengan pupuk urea ataupun TSP. Berbeda halnya dengan urea dan TSP, dampak liberalisasi perdagangan pupuk KCl terhadap sektor pertanian Indonesia relatif kecil bahkan dapat dikatakan tidak terlalu signifikan. Secara umum dampak yang ditimbulkan dengan adanya liberalisasi perdagangan pupuk KCl ini disajikan dalam Tabel 42. Rendahnya pengaruh liberalisasi perdagangan pupuk KCl terhadap kinerja sektor pertanian karena umumnya penggunakan pupuk KCl masih relatif rendah dibandingkan pupuk urea, maupun TSP. Sedangkan dilihat dari perkembangan konsumsi pupuk KCl domestik menunjukkan perubahan yang tidak terlalu besar dari tahun ke tahun cenderung konstan. 7.3.7. Dampak Liberalisasi Perdagangan Pupuk Urea, TSP dan KCl Dunia Terhadap Kinerja Sektor Pertanian Jika liberalisasi perdagangan pupuk terjadi pada semua jenis pupuk, maka dampak yang ditimbulkan tentu saja akan lebih besar pengaruhnya terhadap kinerja sektor pertanian Indonesia. Hasil simulasi dampak liberalisasi perdagangan pupuk untuk semua jenis pupuk disajikan dalam Tabel 43. 190 Tabel 42. Dampak Liberaliasi Perdagangan Pupuk KCl Dunia terhadap Kinerja Sektor Pertanian Tahun 2004 - 2010 Variabel Mean Liberalisasi perdagangan KCl Perubahan Areal Kelapa Sawit 4199 4199 0.0000 Produktifitas Kelapa sawit 25.988 26.0888 0.3879 Produksi kalapa sawit 109183 109581 0.3645 Penawaran CPO 18998 19067 0.3632 Ekspor CPO 8082 8111 0.3588 Permintaan CPO 15972 15972.622 0.0039 Harga CPO 0.385 0.3849 -0.0260 Areal Teh 169.4698 169.5083 0.0227 Produktifitas Teh 1.1268 1.1261 -0.0621 Ekspor Teh 111.0671 111.3406 0.2462 Permintaan Teh 181.8875 182.1611 0.1504 Harga Teh 0.2984 0.2989 0.1676 Areal Kakao 481.9534 484.4712 0.5224 Produktifitas Kakao 1.0569 1.05771 0.0766 Penawaran Kakao 513.1623 516.2217 0.5962 Ekspor Kakao 334.598 335.24955 0.1947 Permintaan Kakao 420.5778 421.22936 0.1549 Harga Kakao Indonesia 0.5358 0.5355 -0.0411 Areal Padi Indonesia 12580 12574 -0.0477 Produktifitas padi 4.4952 4.4927 -0.0556 Produksi padi 56680 56617 -0.1112 Produksi beras 36842 36801 -0.1113 Impor Beras 3011 3017 0.1993 Penawaran Beras 39852 39818 -0.0853 Harga Beras 4536 4536 0.0000 Permintaan Beras 36642 36661.713 0.0538 Areal Jagung 3773 3776 0.0795 Produktifitas Jagung 3.0016 3.0051 0.1166 Produksi Jagung 11361 11383 0.1936 Impor Jagung 393.1719 390.8844 -0.5818 Penawaran Jagung 4167 4167 0.0000 Harga Jagung 264.0761 263.8876 -0.0714 Permintaan Jagung 4189 4189 0.0000 Areal Kedelai 1549 1566 1.0975 Produktifitas Kedelai 1.708 1.714 0.3513 Impor Kedelai 785.1444 785.0181 -0.0161 Penawaran Kedelai 3465 3504 1.1255 Permintaan Kedelai 2723 2730 0.2571 Harga Kedelai 10306 10220 -0.8345 191 Tabel 43. Dampak Liberalisasi Perdagangan Dunia untuk Semua Jenis Pupuk terhadap Kinerja Sektor Pertanian Tahun 2004 - 2010 Endogen Dasar Liberlisasi Urea Liberalisasi TSP Liberalisasi KCl Lib. Semua Pupuk Areal Kelapa Sawit 4199.00 0.0000 0.0238 0.0000 0.0238 Produktifitas Kelapa sawit 25.99 -7.8717 -1.8435 0.3879 -12.5485 Produksi kalapa sawit 109183.00 -8.7504 -1.8556 0.3645 -13.7787 Penawaran CPO 18998.00 -8.7536 -1.8581 0.3632 -13.7804 Ekspor CPO 8082.00 -8.5004 -1.7941 0.3588 -13.4001 Permintaan CPO 15972.00 -0.0961 -0.0204 0.0039 -0.1513 Harga CPO 0.39 0.1558 0.1039 -0.0260 0.2857 Areal Teh 169.47 0.0002 -0.0175 0.0227 0.0047 Produktifitas Teh 1.13 -0.2307 -0.7987 -0.0621 -1.1981 Ekspor Teh 111.07 -0.2101 -1.0460 0.2462 -1.1116 Permintaan Teh 181.89 -0.1282 -0.6387 0.1504 -0.6788 Harga Teh 0.30 -0.0335 -0.2681 0.1676 -0.1340 Areal Kakao 481.95 -5.3524 -1.9742 0.5224 -9.2222 Produktifitas Kakao 1.06 -0.7805 -0.2876 0.7664 -1.3454 Penawaran Kakao 513.16 -4.1731 -2.1245 0.5961 -6.3752 Ekspor Kakao 334.60 -0.7578 -0.6280 0.1947 -1.3793 Permintaan Kakao 420.58 -0.6029 -0.4996 0.1549 -1.0973 Harga Kakao Indonesia 0.54 0.2948 0.1511 -0.0410 0.4497 Areal Padi Indonesia 12580.00 -2.0191 -2.1542 -0.0477 -4.1892 Produktifitas padi 4.50 -0.0067 -1.4171 -0.0556 -1.3748 Produksi padi 56680.00 -2.0748 -3.5462 -0.1112 -5.5399 Produksi beras 36842.00 -2.0737 -3.5449 -0.1113 -5.5399 Impor Beras 3011.00 0.0000 5.0814 0.1993 4.9153 Penawaran Beras 39852.00 -1.9146 -2.8907 -0.0853 -4.7476 Harga Beras 4536.00 0.1323 0.7055 0.0000 0.8157 Permintaan Beras 36642.00 -0.4229 -2.5702 0.0538 -2.9717 Areal Jagung 3773.00 -5.9369 -3.0480 0.0795 -9.1704 Produktifitas Jagung 3.00 -0.9861 -0.8396 0.1166 -1.9989 Produksi Jagung 11361.00 -7.1385 -3.8993 0.1936 -11.3106 Impor Jagung 393.17 12.0647 9.8515 -0.5818 22.3578 Penawaran Jagung 4167.00 -4.2717 -1.8479 0.0000 -6.2155 Harga Jagung 264.08 1.5406 1.2148 -0.0714 2.8109 Permintaan Jagung 4189.00 -0.0176 -0.0176 0.0000 -0.0263 Areal Kedelai 1549.00 -19.6256 -4.9064 1.0975 -31.7624 Produktifitas Kedelai 1.71 -1.9906 -1.1827 0.3513 -3.8349 Impor Kedelai 785.14 3.7698 0.3854 -0.0161 5.3540 Penawaran Kedelai 3465.00 -16.3348 -4.6753 1.1255 -25.9163 Permintaan Kedelai 2723.00 -0.8814 -0.7345 0.2571 -1.7628 Harga Kedelai 10306.00 0.9218 2.4452 -0.8345 3.3476 192 Dampak yang ditimbulkan dengan adanya liberalisasi perdagangan pupuk menyebabkan adanya peningkatan harga output hasil pertanian, walaupun pengaruhnya tidak terlalu besar. Adanya liberalisasi perdagangan pupuk yang berakibat meningkatnya harga pupuk, akan menyebabkan terjadinya penurunan luas areal, produktifitas maupun produksi hasil pertanian. Pada komoditas pertanian yang berorientasi ekspor komoditas perkebunan akan terjadi penurunan ekspor, sedangkan pada komoditas pertanian yang masih impor yaitu komoditas padi, jagung dan kedele terjadi peningkatan impor. Ditinjau dari jenis komoditas, adanya liberalisasi perdagangan pupuk ini komoditas yang paling dipengaruhi adalah kelapa sawit, padi, jagung dan kedele. Diperkirakan akan terjadi penurunan ekspor CPO sebesar 13 persen, sedangkan untuk komoditas pangan akan terjadi peningkatan impor padi sebesar 5 persen, jagung 22 persen, dan kedele sebesar 5.35 persen. Mengingat dampak yang ditimbulkan dengan adanya liberalisasi perdagangan pupuk cukup nyata terhadap kinerja sektor pertanian, pemerintah perlu mempertimbangkan untuk tetap melakukan adanya subsidi pupuk 7.3.8. Ringkasan Hasil Simulasi Dampak Liberalisasi Perdagangan Pupuk Dunia terhadap Kinerja Perdagangan Pupuk dan Sektor Pertanian Liberalisasi perdagangan pupuk urea dunia telah menyebabkan harga pupuk urea dunia turun sebesar 7 persen. Ditinjau dari aspek domestik Indonesia, adanya liberalisasi perdagangan pupuk menyebabkan harga pupuk domestik meningkat sebesar 90 persen. Dampak berikutnya adalah produksi pupuk urea domestik meningkat 13 persen yang diikuti dengan jumlah ekspor meningkat sebesar 35 persen yang terdistribusi ke seluruh negara tujuan ekspor pupuk Indonesia. Namun adanya peningkatan harga pupuk urea domestik ini 193 menyebabkan permintaan pupuk urea menjadi turun sekitar 13 persen, yang terjadi pada permintaan pupuk urea untuk tanaman pangan. Pada negara-negara pengeskpor utama pupuk urea, dampak yang ditimbulkan dengan adanya liberalisasi perdagangan pupuk adalah tidak sama tergantung restriksi yang dilakukan. Secara umum terjadi penurunan volume ekspor pupuk urea untuk negara Canada, Rumania, Arab Saudi dan USA, sedangkan untuk Soviet terjadi peningkatan volume ekspor pupuk ureanya. Sedangkan dari sisi impor mengalami peningkatan baik untuk negara USA, Vietnam, Australia dan Thailand. Liberalisasi perdagangan pupuk TSP telah menyebabkan harga pupuk TSP dunia meningkat walaupun peningkatannya relatif kecil. Ditinjau dari sisi domestik Indonesia, adanya liberalisasi perdagangan pupuk harga pupuk domestik meningkat sebesar 21 persen, sehingga berakibat meningkatnya produksi pupuk domestik 8.8 persen. Adanya peningkatan harga pupuk TSP domestik ini menyebabkan permintaan pupuk TSP menjadi turun sekitar 38 persen, yang terjadi pada permintaan untuk tanaman pangan dengan penurunan sebesar 44 persen dan untuk perkebunan sebesar 10.68 persen. Sedangkan ditinjau dari segi impor, adanya liberalisasi perdagangan pupuk TSP ini menyebabkan terjadinya penurunan impor pupuk TSP dari seluruh negara asal impor, dimana hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan harga pupuk TSP dunia. Liberalisasi perdagangan pupuk KCl telah menyebabkan harga pupuk KCl dunia meningkat walaupun peningkatannya relatif kecil 1.57 persen. Di Indonesia, dimana seluruh kebutuhan KCl dipenuhi melalui impor, adanya liberalisasi perdagangan relatif kurang berdampak terhadap volume impor Indonesia dari seluruh negara asal impor kurang dari 0.5 persen. Sedangkan harga KCl domestik meningkat sebesar 2 persen. Adanya peningkatan harga 194 pupuk KCl domestik ini menyebabkan permintaan pupuk KCl menjadi turun baik pada permintaan pupuk untuk tanaman pangan maupun perkebunan. Liberalisasi perdagangan pupuk urea dunia akan menyebabkan peningkatan harga pupuk urea domestik yang berakibat terjadinya penurunan produksi hasil pertanian, yaitu untuk kelapa sawit produksinya turun 8.75 persen, produksi teh turun 0.88 persen dan kakao turun 4.17 persen, produksi padi turun 2.07 persen, jagung 7.14 persen dan produksi kedelai turun 21.51 persen. Pada komoditas pertanian yang berorientasi ekspor khususnya komoditas perkebunan terjadi penurunan ekspor. Ekspor yang sangat besar penurunannya adalah ekspor CPO yang turun 8.50 persen, teh dan kakao masing-masing turun 0.21 persen dan 0.75 persen. Sedangkan pada komoditas pertanian yang masih impor yakni komoditas padi, jagung dan kedele mengalami kenaikan impor. Ditinjau dari jenis komoditasnya yang paling dipengaruhi adalah kelapa sawit, jagung dan kedele. Sementara untuk tanaman padi pengaruhnya relatif kecil. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya liberalisasi perdagangan pupuk TSP dan KCl dunia serupa dengan dampak yang ditimbulkan pada liberalisasi perdagangan urea namun dengan intensitas perubahan yang relatif lebih rendah. Bahkan, untuk liberalisasi perdagangan pupuk KCl dunia cenderung tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Perdagangan maupun kinerja sektor pertanian. Hal ini bisa dipahami karena penggunaan jenis pupuk ini masih relatif rendah di tingkat petani. 195

7.4. Alternatif Simulasi Kebijakan Produksi dan Perdagangan Pupuk