124
6.2.1. Persamaan Produksi dan Konsumsi Pupuk Urea Indonesia
Hasil analisis uji-F menunjukkan bahwa dari 4 empat persamaan yang dipertimbangkan dalam kelompok ini yaitu persamaan produksi pupuk urea,
permintaan pupuk urea untuk perkebunan dan tanaman pangan serta harga pupuk urea domestik semuanya adalah nyata statistik dengan level signifikansi 0.00
persen. Ini berarti bahwa masing-masing persamaan memang dipengaruhi secara serempak oleh variabel-variabel yang dispesifikasikan Tabel 12.
Persamaan produksi dipengaruhi oleh variabel harga urea, harga gas, kapasitas produksi dan juga aproduksi tahun lalu. Level siginifikansi pengaruh
dari peubah harga urea adalah 5.10 persen, 14 persen untuk harga gas, kapasitas produksi adalah 0 persen dan pengaruh produksi tahun lalu adalah 0 persen. Dari
informasi di atas dapat diketahui bahwa harga urea memiliki pengaruh yang kuat kedua setelah kapasitas produksi.
Apabila ditinjau dari besarnya respon yang diukur melalui elastisitasnya menunjukkan bahwa akibat perubahan variabel kapasitas produksi direspon
kegiatan produksi urea lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan harga pupuk dan harga gas. Namun, secara keseluruhan respon produksi dari variabel
penjelasnya umumnya rendah yang ditunjukkan dengan besarnya elastisitas yang kurang dari satu. Artinya, bahwa perubahan 1 persen dari variabel bebas tertentu
menyebabkan kurang dari 1 persen terhadap perubahan produksi pupuk urea. Permintaan pupuk urea domestik terdiri atas permintaan untuk tanaman
perkebunan, permintaan pupuk untuk tanaman pangan dan permintaan pupuk tidak tercatat. Dalam penelitian ini permintaan pupuk untuk perkebunan dan
untuk tanaman pangan diperlakukan sebagai persamaan perilaku yang hasil
125
Tabel 12. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Produksi, Perdagangan dan Harga Urea
Elastisitas Variabel Parameter
T -hit
Prob. Jgk.Pendek Jgk.Panjang
Produksi Pupuk Urea
Intersep -453.722 -1.690
0.109 -
- Harga Urea
2.035 2.097
0.051 0.145
0.305 Harga Gas
315.772 1.531
0.144 0.079
0.167 Kapsitas Produksi
0.0003 5.429
0.000 0.369
0.776 Produksi tahun lalu
0.524 6.032
0.000 -
- Durbin-Watson
2.546 F-Hitung
401.456 R-Square
0.9895 ProbF 0.000
Permintaan Pupuk Urea untuk Perkebunan
Harga Teh 2.954
0.796 0.436
0.000 0.000
Harga Kakao 1285.666
1.127 0.274
1.764 1.764
Harga Dunia Th Lalu -2886.222
-0.761 0.456
-0.412 -0.412
Harga CPO Th Lalu 204.462
1.993 0.062
0.104 0.104
Durbin-Watson 2.200
F-Hitung 23.467
R-Square 0.8391
ProbF 0.000
Permintaan Pupuk Urea Tanaman Pangan
Intersep -5074.013 -2.959
0.009 -
- Hrga urea domestik
-1.134 -0.531
0.602 -0.173
-0.173 Harga kedelai domestik
0.131 0.479
0.638 0.083
0.083 Areal padi domestik
0.057 2.130
0.048 0.271
0.271 Areal jagung domestik
0.452 1.258
0.225 0.640
0.640 Durbin-Watson
2.275 F-Hitung
11.601 R-Square
0.731 ProbF 0.000
Harga Pupuk Urea Domestik
Intersep 69.749 2.135
0.049 -
- Subsidi urea
-0.008 1.792
0.677 -0.012
-0.017 Permintaan Urea unrecord.
0.040 -0.424
0.427 0.034
0.048 Ekspor urea Indonesia
0.048 0.815
0.026 0.197 0.278
Harga urea dunia thn lalu 796.595
2.135 0.010
0.294 0.415
Harga urea thn lalu 0.292
2.906 0.092
- -
Durbin-Watson 1.789
2.447 F-Hitung
30.999 R-Square
0.9064 ProbF 0.000
126
pendugaan parameter dan elastisitasnya disajikan dalam Tabel 12. Sedangkan permintaan pupuk tidak tercatat unrecorded diperlakukan sebagai variabel
eksogenus. Permintaan pupuk urea untuk perkebunan walaupun secara tanda
berhubungan negatif dengan harga pupuk namun secara statistik pengaruhnya kurang nyata. Hal yang sama juga terjadi pada harga teh yang pengaruhnya juga
tidak nyata bahkan pada level signifikansi 30 persen. Harga kakao berpengaruh signifikan terhadap permintaan pupuk urea pada level signifikansi 10 persen.
Ditinjau dari besarnya respon permintaan terhadap perubahan harga output perkebunan menunjukkan harga kakao yang memberikan respon yang
tertinggi dengan elastisitas yang lebih besar dari satu. Hal ini dapat terjadi karena untuk tanaman kakao umumnya merupakan perkebunan rakyat.
Permintaan urea untuk tanaman pangan secara statistik kurang dipengaruhi oleh harga pupuk urea dan harga kedelai, namun dipengaruhi secara
nyata oleh luas areal padi dan jagung. Hal ini menjukkan bahwa petani tanaman pangan secara umum telah minded terhadap pupuk urea. Elastisitas permintaan
pupuk terhadap perubahan variabel penjelasnya umumnya kecil, yakni kurang dari satu, paling tinggi adalah areal jagung yaitu 0.64 yang artinya jika ada
peningkatan areal jagung 1 persen maka dapat meningkatkan permintaan pupuk urea sebesar 0.64 persen.
Ditinjau dari persamaan perilaku harga pupuk urea domestik, menunjukkan bahwa perubahan harga secara statistik banyak dipengaruhi oleh perubahan harga dunia
pada tahun sebelumnya dan adanya eskpor pupuk urea. Peningkatan harga pupuk urea di pasar internasional atau semakin meningkatnya ekspor pupuk urea
127
akan membuat harga pupuk urea domestik akan semakin meningkat. Sedangkan pengaruh subsidi pupuk urea dan ekspor pupuk tidak tercatat walaupun secara
tanda sesuai dengan harapan namun secara statistik pengaruhnya tidak nyata karena selang kesalahannya yang relatif besar. Hal ini dapat dimungkinkan terjadi
karena data yang diperoleh diduga kurang mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Sesuai dengan fenomena yang ada kedua variabel dalam kenyataannya juga berpengaruh terhadap perubahan harga urea domestik. Meskipun produksi urea
dalam negeri telah mencukupi, sering kali terjadi kelangkaan pupuk urea di pasar. Hal ini terjadi karena adanya urea yang ditimbun atau diekspor secara ilegal ke
luar negeri. Harga di dalam negeri yang lebih murah dibandingkan dengan di luar negeri merupakan salah satu faktor penyebabnya.
6.2.2. Persamaan Perdagangan Pupuk Urea Indonesia