150
6.5.2. Persamaan Areal, Produktifitas, Ekspor dan Harga Teh
Ditinjau pada perilaku komoditas teh, hasil pendugaan parameter dan elastisitas disajikan dalam Tabel 25. Respon areal teh kurang nyata dipengaruhi
oleh harganya. Hal ini disebabkan: pertama, perkebunan teh umumnya adalah peninggalan Belanda yang dikuasai oleh negara atau swasta besar. Kedua,
berkenaan dengan adanya keterlambatan penyesuaian dalam usaha pertanian. Hal ini berkenaan dengan kharakteristik biologis tanaman.
Respon produktifitas teh dipengaruhi relatif lebih kuat oleh luas arealnya bila dibandingkan variabel lain yang dipertimbangkan dalam persamaan
produktifitas teh, yang menunjukkan bahwa pengusahaan teh lebih efisien dilakukan dalam skala yang luas. Dalam jangka panjang, respon produktifitas
terhadap luas areal adalah elastis yaitu 1.01. Ekspor teh dipengaruhi oleh tingkat produksinya baik melalui komponen
peningkatan areal maupun produktifitasnya. Namun dari nilai uji statistik, keberartian pengaruh produktifitas lebih tinggi dibandingkan luas areal dalam
mendorong terjadinya ekspor teh nasional. Dilihat dari nilai elastisitasnya, nampak bahwa produktifitas mampu memberikan stimulasi yang lebih baik pada
peningkatan ekspor yaitu sebesar 0.93 dalam jangka pendek dan 1.76 dalam jangka panjang. Hal ini berarti bahwa dalam jangka panjang peningkatan
produktifitas akan meningkatkan ekspor lebih baik dibandingkan luas areal. Tabel 25 juga menunjukkan bahwa harga teh domestik walupun
berhubungan positif dengan harga teh dunia dan jumlah teh yang diekspor namun secara statistik pengaruhnya tidak nyata. Bila dibandingkan respon dari
151
kedua variabel tersebut maka perilaku ekspor lebih memiliki pengaruh terhadap perubahan harga domestik dibandingkan dengan harga dunia.
Tabel 25. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Tanaman Teh
Elastisitas Variabel
Parameter T –hit
Prob. Jgk. Pendek Jgk. Panjang
Areal Teh
Intersep 7.573 0.822
0.421 -
- Harga teh
13.929 0.523
0.607 0.011
0.212 Areal teh th lalu
0.946 13.186
0.000 -
- Durbin-Watson
2.006 F-Hitung 96.843
R-Square 0.911
ProbF 0.000
Produktifitas Teh
Demand TSP perkebunan 0.000
0.79 0.441 0.033 0.099 Demand urea perkebunan
0.000 0.973 0.344 0.044 0.133
Harga KCl -0.000
-0.737 0.471 -0.081 -0.244 Areal teh
0.003 1.144
0.268 0.336
1.008 Produktif. teh th lalu
0.667 2.954
0.009 -
- Durbin-Watson
2.46 F-Hitung 454.938
R-Square 0.993
ProbF 0.000
Ekspor Teh
Intersep -55.495 -1.296
0.211 -
- Areal teh
0.139 0.682
0.504 0.204
0.385 Produktif. teh
81.806 2.181
0.043 0.934
1.763 Ekspor teh th lalu
0.470 2.642
0.17 -
- Durbin-Watson
1.663 F-Hitung 6.489
R-Square 0.5196
ProbF 0.004
Harga Teh
Hrg teh dunia dlm rupiah 0.000
0.727 0.476 0.000 0.000 Ekspor teh dunia
0.000 0.708 0.487 0.329 0.876
Harga teh th lalu 0.625
1.196 0.246
- -
Durbin-Watson 1.264
F-Hitung 44.611 R-Square
0.876 ProbF
0.000
Keterangan : nilai kecil mendekati nol 6.5.3. Persamaan Produksi, Konsumsi dan Ekspor Tanaman Kakao
Perilaku komoditas kakao hasil pendugaannya disajikan dalam Tabel 26. Respon areal kakao berdasarkan hasil pendugaan diperoleh hasil yang kurang
memuaskan secara statistik karena miskinnya varibel yang digunakan untuk variabel penjelasnya. Hal ini terjadi karena pemaksaan pemasukan variabel
152
penjelas yang lebih relevan seperti harga kakao menyebabkan tidak sesuainya tanda koefisien dengan teori maupun fenomena.
Oleh karena itu, variabel yang dipertimbangkan dalam menjelaskan perilaku areal adalah harga pupuk yang mempunyai hubungan negatif dengan
luas areal namun pengaruhnya tidak nyata secara statistik. Sedangkan pada respon produktifitasnya hanya dipengaruhi oleh luas arealnya yang menunjukkan
bahwa pengusahaan kakao lebih efisien dilakukan dalam skala yang luas. Secara statistik, pengaruh dari luas areal ini adalah nyata pada level signifikansi 10
persen. Nilai elastisitas luas areal terhadap produktifitas adalah 0.14 untuk jangka pendek dan 0.22 untuk jangka panjang. Dengan demikian, dapat disebut bahwa
respon luas areal terhadap produktifitas masih relatif lemah inelastis. Ekspor kakao secara statistik nyata dipengaruhi oleh harga dunia dalam
satuan mata uang rupiah dengan tingkat signifikansi 30 persen. Ditinjau dari sisi elastisitasnya dapat diketahui bahwa elastisitas variabel ini adalah inelastis yaitu
0.10 untuk jangka pendek dan 0.34 untuk jangka panjang. Perilaku harga kakao domestik sangat kuat dipengaruhi oleh harga kakao
dunia. Hal ini sangat dimungkinkan karena komoditas kakao sangat terintegrasi dengan pasar internasional. Elastisitas harga dunia terhadap harga domestik juga
elastis yaitu 1.08. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa penawaran atau produksi kakao sebenarnya sangat condong pada kegiatan ekspor daripada
penyediaan bahan baku untuk keperluan domestik. Sehingga dengan meningkatnya harga dunia akan cenderung mendorong ekspor lebih besar, dan
harga domestik akan dapat terdorong naik karena ketersediaan di domestik akan jauh berkurang.
153
Tabel 26. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Tanaman Kakao
Elastisitas Variabel
Parameter T -hit
Prob. Jgk. Pendek Jgk. Panjang
Areal Kakao
Intersep 88.678 1.801
0.088 -
- Harga pupuk
-0.000 -0.916 0.371 -0.159 -0.9744
Areal kakao th lalu 0.984
9.324 0.000
- -
Durbin-Watson 1.11
F-Hitung 88.184 R-Square
0.903 ProbF
0.000
Produktifitas Kakao
Intersep 0.461 3.173
0.005 -
- Areal kakao
0.000 1.83 0.083 0.143 0.216
Produktif. kakao th lalu 0.337
1.593 0.128
- -
Durbin-Watson 1.925
F-Hitung 9.552 R-Square
0.501 ProbF
0.001
Ekspor Kakao
Intersep 9.274 0.576
0.572 -
- Hrg kakao dnia dlm rpiah
0.004 1.137
0.270 0.103
0.344 Penawaran kakao
0.092 1.034
0.315 0.204
0.681 Ekspor kakao th lalu
0.700 3.789
0.001 -
- Durbin-Watson
2.137 F-Hitung 61.201
R-Square 0.911
ProbF 0.000
Harga Kakao
Intersep -0.066 -0.264
0.794 -
- Harga kakao dunia
0.819 6.979
0.000 1.076
1.076 Penawaran kakao
-0.000 -0.392 0.699 -0.022 -0.022
Durbin-Watson 1.353
F-Hitung 73.157 R-Square
0.8851 ProbF
0.000
Keterangan : nilai kecil mendekati nol
6.6. Hasil Pendugaan Persamaan Produksi, Konsumsi dan