196
produksi urea dan TSP, akibatnya mampu meningkatkan ekspor pupuk urea sebesar 17 persen dan menurunkan impor TSP 2.28 persen. Dampak yang
ditimbulkan dari kebijakan ini SIMKB-03 juga tidak terlalu besar pengaruhnya dalam memperbaiki kinerja sektor pertanian Indonesia.
Tabel 44. Dampak Alternatif Kebijakan Produksi pupuk terhadap Kinerja Pupuk Domestik Tahun 2004 - 2010
Variabel Liberaliasi
Semua Pupuk Dasar SIMKB-01 SIMKB-02
SIMKB-03 Produksi Urea
9629.00 9.1391
0.0104 9.1494
Permintaan Urea 4193.00
0.7632 0.1908
0.9540 Harga Urea
868.78 -2.2718
0.0186 -2.2537
Ekspor Urea 3946.00
11.4040 -0.1014
11.3026 Produksi TSP
530.44 0.0137
17.4856 17.4992
Permintaan TSP 747.18
-1.2095 3.0850
1.8822 Harga TSP
1219.00 0.0820
-0.8203 -0.8203
Impor TSP Indonesia 719.57
0.0924 -2.3728
-2.2812 Penawaran KCl
551.11 0.0256
0.1055 0.1309
Permintaan KCl 416.28
-0.1364 0.0366
-0.0990 Harga KCl
1477.00 0.0000
0.0000 0.0000
Impor KCl Indonesia 551.11
0.0256 0.1055
0.1309
7.4.2. Simulasi Kebijakan Perdagangan Pupuk
Dalam mengantisipasi era liberalisasi perdagangan pupuk kebijakan produksi tampaknya kurang mampu memperbaiki kinerja sektor pertanian. Oleh
karena itu, dalam hal ini dicoba pula andaikan Indonesia tidak mengikuti liberalisasi perdagangan tetap ada subsidi. Pertimbangannya adalah pertanian di
Indonesia sangat penting karena menyangkut sebagaian besar masyarakat yang
197
Tabel 45. Dampak Alternatif Kebijakan Produksi Pupuk terhadap Kinerja Sektor Pertanian Tahun 2004 - 2010
Variabel Dasar
liberaliasi SIMKB-01 SIMKB-02
SIMKB-03 Produktifitas Kelapa sawit
22.65 0.6251
0.2428 0.8625
Produksi kalapa sawit 93802.00
0.6748 0.2644
0.9339 Penawaran CPO
16322.00 0.6739
0.2634 0.9313
Ekspor CPO 6975.00
0.6595 0.2581
0.9032 Permintaan CPO
15947.00 0.0064 0.0025
0.0088 Harga CPO
0.39 -0.0259
0.0000 -0.0259
Produktifitas Teh 1.12
0.0179 0.0358
0.0536 Ekspor Teh
110.40 0.0185
0.0455 0.0638
Permintaan Teh 181.22
0.0113 0.0277
0.0389 Harga Teh
0.30 0.0000
0.0000 0.0000
Produktifitas Kakao 1.04
0.4031 0.1536
0.5470 Penawaran Kakao
490.25 2.6567
0.9902 3.6390
Ekspor Kakao 344.09
0.6486 0.2337
0.8797 Permintaan Kakao
430.07 0.5190
0.1870 0.7038
Harga Kakao Indonesia 0.54
-0.1674 -0.0558
-0.2419 Areal Padi Indonesia
12035.00 0.0499
0.1163 0.1662
Produktifitas padi 4.43
-0.0226 0.0677
0.0474 Produksi padi
53412.00 0.0300
0.1872 0.2172
Produksi beras 34718.00
0.0288 0.1872
0.2160 Impor Beras
3168.00 0.0631
-0.2525 -0.1578
Penawaran Beras 37886.00
0.0317 0.1505
0.1848 Harga Beras
4574.00 -0.0219
-0.0437 -0.0437
Permintaan Beras 35553.11
0.0321 0.1103 0.1418
Areal Jagung 3420.00
0.2047 0.1754
0.3801 Produktifitas Jagung
2.94 0.0884
0.0476 0.1360
Produksi Jagung 10051.00
0.3184 0.2288
0.5472 Impor Jagung
482.50 -0.5060
-0.3820 -0.8888
Penawaran Jagung 3902.00
0.1281 0.1025
0.2307 Harga Jagung
271.63 -0.0746
-0.0563 -0.1310
Permintaan Jagung 4187.89
0.0000 0.0000 0.0000
Areal Kedelai 1045.00
2.1053 0.8612
2.8708 Produktifitas Kedelai
1.64 0.2438
0.0853 0.3291
Impor Kedelai 828.22
-0.1435 -0.0620
-0.2048 Penawaran Kedelai
2547.00 1.4920
0.5497 2.0416
Permintaan Kedelai 2673.00
0.1122 0.0748
0.1871 Harga Kedelai
10661.00 -0.3095
-0.1032 -0.4127
198
menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Disamping itu, liberalisasi perdagangan untuk sektor pertanian sampai saat ini masih pro-kontra.
Simulasi kebijakan perdagangan pupuk yang akan dievaluasi terdiri atas 7 simulasi, yakni:
1. SIMKB-04 : simulasi pembatasan ekspor urea sebesar 50 persen 2. SIMKB-05 : simulasi tetap mempertahankan subsidi harga pupuk urea
sebesar 20 persen dari harga dunia SIMKB-05 3. SIMKB-06 : simulasi tetap mempertahankan subsidi harga pupuk
TSP sebesar 20 persen dari harga dunia 4. SIMKB-07 : simulasi tetap mempertahankan subsidi harga pupuk
KCl sebesar 20 persen dari harga dunia 5. SIMKB-08
: simulasi subsidi harga pupuk urea 10 persen dan TSP 10 persen
6. SIMKB-09 : simulasi subsidi harga pupuk urea 10 persen dan KCl 10
persen 7. SIMKB-10
: simulasi subsidi harga pupuk KCl 10 persen dan TSP 10 persen
Hasil simulasi kebijakan perdagangan pupuk domestik disajikan dalam Tabel 46 dan Tabel 47. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan pembatasan
ekspor pupuk urea SIMKB-4 dengan alasan untuk kebutuhan domestik tidak banyak memberi arti positif bagi sektor pertanian. Hal ini karena disamping
terjadinya penurunan yang tajam terhadap volume ekspor pupuk urea, dampak yang ditimbulkan justru memperburuk kinerja sektor pertanian. Indonesia adalah
negara besar dalam perdagangan pupuk dunia, ketika terjadi pembatasan ekspor uupupuk urea Indonesia maka pasar dunia mengalami penurunan penawaran yang
cukup berarti. Dampak selanjutnya adalah terganggunya keseimbangan pasar dan mendorong harga pupuk menjadi lebih tinggi. Dalam kondisi liberalisasi
199
Tabel 46. Dampak Alternatif Kebijakan Perdagangan Pupuk terhadap Kinerja Perdaganan Pupuk Domestik Tahun 2004 – 2010
Variabel Liberaliasi
Semua Pupuk SIMKB-04 SIMKB-05 SIMKB-06
SIMKB-07
SIMKB-08 SIMKB-09 SIMKB-10 Produksi Urea
9629.00 2.3886 -5.2550 0.1246 -0.0104 -2.5444 -2.6067 0.0623
Permintaan Urea
4193.00 -2.8381 4.4598 4.3406 -0.3339 4.4598 2.1226 2.0987
Harga Urea
868.78 8.2897 -18.1398 0.3642 -0.1104 -8.7971 -9.0161 0.1401
Ekspor Urea
3946.00 -36.8474 -9.3006 -2.2808 0.1521 -5.8033 -4.5616 -1.1151
Produksi TSP
530.44 -0.0475 0.1076 -8.9469 0.1171 -4.4148 0.1065 -4.4105
Permintaan TSP
747.18 4.0012 -9.9286 67.6978
-10.5137 29.3341 -9.6490 29.0495
Harga TSP
1219.00 -0.0820 0.3281 -19.3905 0.3281 -9.5160 0.3281 -9.5160
Impor TSP Indonesia
719.57 -0.3235 0.7291 2.0112 0.7965 1.3284 0.7230 1.3621
Penawaran KCl
551.11 -0.0898 0.2021 0.1624 0.2209 0.1711 0.2004 0.1805
Permintaan KCL
416.28 0.4494 -1.1223 0.7947 7.5331 -0.1019 3.2692 4.2260
Harga KCl
1477.00 0.0000 0.0000 0.0000 -20.0406 0.0000
-10.0203 -10.0203
Impor KCl Indonesia
551.11 -0.0898 0.2021 0.1624 0.2209 0.1711 0.2004 0.1805
19 9
200
Tabel 47. Dampak Alternatif Kebijakan Perdagangan Pupuk terhadap Kinerja Sektor Pertanian Tahun 2004 – 2010
Variabel Liberaliasi
Semua Pupuk SIMKB-04 SIMKB-05 SIMKB-06 SIMKB-07 SIMKB-08 SIMKB-09 SIMKB-10
Produktifitas Kelapa
sawit 22.65 -2.2208 4.8703 5.1294 5.3404 4.7294 4.8376 4.9643 Produksi kalapa sawit
93802.00 -2.4083
5.2579 5.5468
5.7749 5.1108
5.2280 5.3688
Penawaran CPO
16322.00 -2.4139 5.2567 5.5447 5.7714 5.1097 5.2261 5.3670 Ekspor
CPO 6975.00 -2.3369 5.0896 5.3763 5.5914 4.9462 5.0609 5.2043
Permintaan CPO 15947.00
-0.0227 0.0497
0.0525 0.0546
0.0483 0.0494
0.0508 Harga
CPO 0.39 0.0518 -0.1295 -0.1295 -0.1554 -0.1295 -0.1295 -0.1295
Produktifitas Teh
1.12 -0.0536 0.1252 0.8673 5.2575 0.4918 2.6824 3.0490 Ekspor
Teh 110.40 -0.0628 0.1454 1.1057 6.8310 0.6166 3.4803 3.9594
Permintaan Teh
181.22 -0.0382 0.0886 0.6736 4.1615 0.3756 2.1202 2.4121 Harga
Teh 0.30 0.0000 0.0335 0.3017 1.8438 0.1676 0.9387 1.0727
Produktifitas Kakao
1.04 -1.3916 3.1478 3.2917 3.4261 3.0422 3.1190 3.1862 Ekspor
Kakao 344.09 -2.1477 5.2978 5.4976 5.7327 5.0956 5.2151 5.3123
Permintaan Kakao
430.07 -1.7183 4.2386 4.3985 4.5866 4.0769 4.1725 4.2503 Harga
Kakao Indonesia
0.54 0.5953 -1.4698 -1.5442 -1.6186 -1.4140 -1.4512 -1.4884
20
201
Tabel 47. Lanjutan
Variabel Liberaliasi Semua Pupuk
SIMKB-04 SIMKB-05 SIMKB-06 SIMKB-07 SIMKB-08 SIMKB-09 SIMKB-10 Areal Padi Indonesia
12035.00 -0.2160
0.4155 2.6007
0.0000 1.5206
0.2327 1.3211
Produktifitas padi
4.43 0.0700 -0.1783 1.5960 -0.1987 0.7156 -0.1783 0.7066 Produksi
padi 53412.00 -0.1367 0.2228 4.2406 -0.2209 2.2486 0.0318 2.0276
Produksi beras
34718.00 -0.1354 0.2218 4.2399 -0.2218 2.2467 0.0317 2.0278 Impor
Beras 3168.00 -0.2525 0.5997 -5.3662 0.6629 -2.4306 0.5997 -2.3990
Penawaran Beras 37886.00 -0.1452 0.2534 3.4366 -0.1478 1.8582 0.0792 1.6576
Harga Beras
4574.00 0.0219 -0.0656 -0.7652 -0.0437 -0.4154 -0.0656 -0.4154 Permintaan
Beras 35553.11 -0.1109 0.2464 2.9105 0.1651 1.5769 0.2130 1.5372 Areal
Jagung 3420.00 -0.8480 1.6959 4.0058 -0.3216 2.8947 0.7310 1.9006
Produktifitas Jagung
2.94 -0.3095 0.7006 1.1155 0.5237 0.8842 0.5884 0.7958 Produksi
Jagung 10051.00 -1.1641 2.4873 5.2532 0.2487 3.8703 1.3730 2.7659 Impor
Jagung 482.50 1.7823 -3.8978 -9.1870 -0.7156 -6.5366 -2.3099 -4.9550
Penawaran Jagung 3902.00 -0.5126 1.0251 2.3834 -0.3588 1.7427 0.3588 1.0507
Harga Jagung
271.63 0.2657 -0.5823 -1.3630 -0.0981 -0.9723 -0.3412 -0.7317 Permintaan
Jagung 4187.89 -0.0088 0.0000 0.0088 0.0000 0.0088 0.0000 0.0088 Areal
Kedelai 1045.00 -7.3757 16.3636 17.2249 17.8947 15.8852 16.2679 16.6507
Produktifitas Kedelai
1.64 -0.8410 1.9136 1.9867 2.0659 1.8465 1.8831 1.9197 Impor
Kedelai 828.22 0.5248 -1.2021 -1.3015 -1.3568 -1.1807 -1.2090 -1.2574
Penawaran Kedelai 2547.00 -5.1433 11.9356 12.5638 13.1135 11.5823 11.8571 12.1712
Permintaan Kedelai 2673.00 -0.3741 0.9353 0.9727 1.0101 0.8979 0.9353 0.9353
Harga Kedelai
10661.00 1.0318 -2.5607 -2.6264 -2.7390 -2.4576 -2.5045 -2.5420 20
1
202
perdagangan, harga dunia pupuk terintegrasi dengan harga pupuk domestik sehingga kenaikan harga pupuk dunia ini berimbas pada harga pupuk domestik
sehingga permintaan pupuk urea mengalami penurunan pula. Sedangkan kebijakan subsidi pupuk baik untuk pupuk urea SIMKB-05,
TSP SIMKB-06, KCl SIMKB-07, serta kombinasinya walupun memberikan dampak positif dalam memperbaiki kinerja sektor pertanian tetapi kurang baik
dampaknya terhadap perkembangan industri pupuk. Sebagai contoh adanya subsidi pupuk urea walaupun mampu memperbaiki kinerja pertanian, namun
berdampak turunnya produksi dan ekspor urea yang cukup berarti. Begitu pula adanya subsidi pupuk TSP SIMKB-06 walaupun berdampak positif terhadap
penurunan impor beras, jagung maupun kedele serta mampu meningkatkan produktifitas hasil perkebunan, namun justru memperburuk kinerja industri pupuk
nasional. Kombinasi subsidi harga pupuk antara jenis pupuk seperti kebijakan
subsidi pupuk urea dan TSP SIMKB-08 cukup efektif untuk mengurangi impor komoditas pangan beras, jagung, dan kedele, namun industri perpupukan
nasional akan semakin terpuruk. Berdasarkan kenyataan tersebut maka dalam rangka penentuan kebijakan untuk mengantisipasi liberalisasi perdagangan pupuk
tidak cukup hanya melakukan kebijakan tunggal saja, maka perlu dicari kebijakan yang terpadu antara aspek produksi dan perdagangan.
7.4.3. Simulasi Kombinasi Kebijakan Produksi dan Perdagangan Pupuk