Dampak Pencabutan Subsidi Pupuk terhadap Kinerja

56 Perilaku produsen pada komoditas pertanian tanaman musiman dapat diketahui secara tidak langsung melalui persamaan luas areal tanaman A. Persamaan penawaran QS adalah luas areal dikalikan produktifitas y dan produktifitas dipengaruhi harga input, tingkat bunga dan luas areal, sehingga fungsi di atas dapat dirumuskan sebagai berikut: A = fP 1 , P 2 , Px, T ............…………….……………………………62 y = fPx, I, A …………...........…………………………………….63 QS = Ay ……………………............………………………………..64

3.5. Dampak Pencabutan Subsidi Pupuk terhadap Kinerja

Perekonomian Sektor Pertanian di Indonesia Salah satu tolok ukur kinerja perekonomian sektor pertanian adalah produksi pertanian. Produksi dipengaruhi oleh faktor-faktor input yang digunakan, dimana salah satunya adalah penggunaan pupuk. Pencabutan subsidi pada harga pupuk, akan mempengaruhi pola produksi dan konsumsi pupuk, dan selanjutnya akan mempengaruhi pola produksi dan konsumsi produk-produk pertanian yang menggunakan faktor input pupuk. Jika untuk memproduksi produk pertanian diasumsikan hanya menggunakan satu faktor input, yaitu pupuk, maka pada Gambar 3. digambarkan pengaruh pencabutan subsidi pada produksi dan selanjutnya akan mempengaruhi kinerja perekonomian sektor pertanian. Di pasar input pupuk pada Gambar 3a. keseimbangan permintaan dan penawaran pupuk ketika harga pupuk mendapatkan subsidi P terjadi di titik A, dimana jumlah pupuk yang diminta X . Pada fungsi produksi Gambar 3b, bila jumlah pupuk sebesar X digunakan untuk produksi, akan menghasilkan produksi 57 sebesar Q . Di pasar output Gambar 3d, ketika produksi sebesar Q , maka keseimbangan penawaran dan permintaan terjadi pada titik E, dimana harga yang terbentuk adalah P 2 . P P 3 P 2 Q 1 Q Q Q Q Q 1 X 1 X X Q Q Q 1 Q 1 Q Q Px P 1 P X 1 X X S 1 S D Q=fx D 1 S 2 S 3 a Pasar Pupuk b Fungsi Produksi d Pasar Ouput Pertanian c Diagram pembantu A B D C E F Gambar 3. Dampak Pencabutan Subsidi Faktor Input terhadap Pasar Output 58 Bila pemerintah mencabut subsidi terhadap harga pupuk, maka harga pupuk pada Gambar 3a. akan naik dari P menjadi P 1 , yang akan menyebabkan permintaan pupuk akan turun dari X menjadi X 1 . Kurva penawaran bergeser dari S menjadi S 1 dan keseimbangan penawaran dan permintaan pupuk setelah subsidinya dicabut adalah titik B. Pada Gambar 3b, penurunan jumlah pupuk dari X menjadi X 1 , mengakibatkan produksi turun dari Q menjadi Q 1 . Pada pasar output Gambar 3d, penurunan produksi dari Q menjadi Q 1 menyebabkan kurva penawaran akan bergeser ke kiri, yaitu dari S 2 ke S 3 . Keseimbangan permintaan dan penawaran terjadi di titik F, dimana harga yang baru yang terbentuk adalah P 3 . Dengan demikian, pencabutan subsidi pupuk akan mengakibatkan berkurangnya produksi produk-produk pertanian dan harga produk-produk pertanian naik. Karena itu pencabutan subsidi pupuk akan menurunkan kinerja perekonomian sektor pertanian ceteris paribus. Kerangka pemikiran berkenaan dengan pencabutan subsidi pupuk di atas mendasarkan pada asumsi adanya rasionalitas dari pelaku kegiatan ekonomi baik bagi pelaku industri pupuk maupun tanaman pangan. Dengan demikian, pada saat tersebut kurva produksi berada pada kondisi peningkatan pengembalian yang semakin menurun, dalam konteks pengembalian atas skala disebut sebagai decreasing return to scale.

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Tahapan Penyusunan Model

Dalam penelitian yang menggunakan model ekonometrika, yang dimulai dengan langkah spesifikasi model, penaksiran, verifikasievaluasi, dan implikasi kebijakan berdasarkan parameter-parameter yang telah ditaksir. Dalam spesifikasi model dirumuskan persamaan-persamaan matematis yang menggambarkan hubungan antara berbagai variabel ekonomi. Spesifikasi model ekonometrika didasarkan pada teori ekonomi dan adanya informasi yang berhubungan dengan fenomena yang diteliti. Langkah selanjutnya adalah melakukan pendugaan atas model yang telah terspesifikasi dan hasil parameter yang didapat masih diperlukan adanya verifikasi secara statistik untuk menguji hasil pendugaan tersebut. Suatu model dikatakan baik jika model dapat memenuhi kriteria : 1. Kriteria Ekonomi menyangkut tanda dan besar parameter dugaan. 2. Kriteria Statistik menyangkut uji statistik. 3. Kriteria Ekonometrika menyangkut asumsi model. Dari ketiga kriteria di atas yang lebih penting adalah kriteria ekonomi sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menyangkut evaluasi ekonomi. Secara umum tahapan dalam penyusunan model dilakukan sebagai berikut:

4.2. Prosedur Spesifikasi Model

Sebelum membangun model ekonomi, dibuat bagan alir dari variabel- variabel ekonomi yang akan membentuk model, seperti pada Gambar 4, agar lebih memudahkan dalam membangun model ekonomi dengan lebih baik.