Wawancara Motivasi Belajar Siswa

Untuk hasil analisis data angket sesuai dengan hasil observasi pengamatan terhadap motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang secara keseluruhan berkriteria tinggi. Oleh sebab itu, terdapat kesesuaian antara pengamatan dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD yaitu siswa termotivasi belajar dengan kriteria tinggi.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah pembelajaran pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan. Wawancara dilakukan kepada 10 orang siswa, dimana 2 orang mewakili masing- masing kelompok pada pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: 1 Apakah kamu tertarik mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode STAD student teams achievement division? S1 :”Ya, tertarik. Asik..lebih seru STAD.” S2 :”Tertarik sich. Seru.” S3 :”Ya. Lebih mudah belajarnya.” S4 :”Ya, tertarik banget. Asik, santai, tidak memaksa.” S5 :”Ya seneng, karena bisa belajar kelompok bareng-bareng.” S6 :”Tertarik. Pembelajarannya enak, gurunya seru.” S7 :”Tertarik. Seneng.” S8 :”Tertarik. Suka, pelajarannya gak terlalu sulit.” S9 :”Ya. Karena mata pelajaran mudah dimengerti dan penjelasan guru.” S10:”Tertarik. Seneng, karena bisa menambah ilmu.” Dari hasil wawancara di atas ternyata siswa tertarik terhadap pembelajaran yang telah berlangsung karena mengganggap pembelajaran dengan metode STAD menyenangkan, seru, asik tidak membosankan dan memberikan semangat belajar, dapat memahami materi dengan baik, latihan soal-soal menjadi lebih mudah, serta senang belajar di dalam kelompok. 2 Apakah pembelajaran dengan menggunakan metode STAD student teams achievement division membuat kamu merasa terbantu dalam pemahaman materi? S1 :”Ya.” S2 :”Ya, ngerti setengah-setengah, gk dong,susah.” S3 :”Ya, seperti lebih mudah mengerjakan soal-soalnya.” S4 :”Terbantu sekali.” S5 :”Ya,jadi ngerti.” S6 :”Ya.sambil mengangguk” S7 :”Terbantu,,,terbantu yang ini. Jadi seneng.” S8 :”Terbantu,menjadi mengerti.” S9 :”Ya.” S10:”Terbantu, menjadi paham pelajaran.” Dari hasil wawancara di atas ternyata siswa merasa terbantu dalam pemahaman materi pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena pembelajaran dirasa menyenangkan , meskipun dari 10 orang yang diwawancara masih ada 1 siswa merasa lebih terbantu dari pada belajar seperti biasanya saja, namun dia merasa masih kurang paham dan mengerti setengah-setengah saja. 3 Apakah dengan menggunakan metode STADstudent teams achievement division kamu menjadi lebih senang dalam mengikuti pembelajaran? S1 : “Ya..serius..serius..karena kalo gk paham bisa dijelasin terus sampai bisa.” S2 :”Ya. Seneng.” S3 :”Ya,seneng, karena lebih mudah ngertinya.” S4 :”Seneng banget, karena mendapat pembelajaran suasananya baru.” S5 :”Seneng.” S6 :”Senang.” S7 :”Seneng.” S8 :”Jadi senang.” S9 :”Senang.” S10:”Ya.” Dari hasil wawancara di atas semua siswa merasa senang karena bisa belajar dengan suasana yang baru, bisa belajar bersama-sama, lebih mudah memahami materi, kalo tidak mengerti bisa dijelaskan oleh teman dan guru sampai benar-benar bisa. 4 Apakah pembelajaran matematika dengan metode STAD student teams achievement division lebih menarik perhatian anda bila dibandingkan dengan metode lain seperti metode ceramah? S1 : “Ya, lebih menarik STAD, karena bisa kerja kelompok sama temen-temen, lebih enak dan gurunya tidak menyeramkan, kalo guru matematika sebelumnya serius banget.” S2 :”Ya. Lebih seneng yang ini, STAD.” S3 :”Lebih seneng yang pake alat peraga, yang STAD.” S4 :”Ya, STAD.” S5 :”Lebih seneng STAD.” S6 :”Ya,lebih menarik belajar kelompok.” S7 :”Lebih menarik perhatian yang STAD, karena belajar kelompok” S8 :”Lebih suka yang STAD.” S9 :”Ya STAD, karena semua soal-soal yang diberikan saya bisa bekerja dengan baik, enak dalam kelompok.” S10:”Ya, lebih seneng yang STAD, lebih menarik.” Dari hasil wawancara di atas semua siswa berpendapat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran koopoeratif tipe STAD lebih menarik dan menyenangkan karena dapat belajar sambil menggunakan alat peraga, bekerja sama dalam kelompok, jadi lebih aktif dan cara guru menyampaikan enak, santai dan tidak terlalu serius banget dibandingkan dengan metode yang lama metode cerama, karena pembelajaran dengan metode ceramah pembelajarannya menegangkan, serius banget, terkadang membuat merasa sedikit membosankan. 5 Apakah dengan metode STAD student teams achievement division,anda menjadi lebih semangat dan serius dalam mengikuti pelajaran? S1 :”Ya, karena lebih mudah. Kalo konvensional, kalo ditanya guru diulang terus gitu lho mbak jadi deg-degan gtu,” S2 :”Ya lebih semangat, tapi gk serius..males, karena dari SD gk seneng pelajaran matematika.Kalo ngerti seneng.” S3 :”Ya, semangat. Kadang-kadang ngobrol,kadang serius.” S4 :”Ya, semangat, serius banget.” S5 :”Lebih semangat.” S6 :”Ya, semangat ngerjaen soal-soal.” S7 :”Semangat” S8 :”Semangat, serius.” S9 :”Ya lebih semangat.” S10:”Ya, lebih serius.” Dari hasil wawancara ternyata siswa bersemangat dan serius dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena merasa senang dan nyaman sehingga mereka pun menjadi lebih perhatian dalam mengikuti pelajaran. Walaupun demikian, masih ada siswa yang semangat dalam mengikuti pembelajaran akan tetapi mereka kurang serius, kadang – kadang ngobrol dengan temannya, namun 1 anak menyatakan dia kurang serius dalam mengikuti pelajaran matematika karena merasa malas dengan pelajaran matematika dimana anak tersebut mengaku kalau memang dari SD tidak suka pelajaran matematika. 6 Apakah selama pembelajaran berlangsung anda memberikan perhatian kepada guru dan teman yang menjelaskan baik dalam kelompok maupun saat teman menjelaskan di depan kelas? S1 :”Kadang – kadang, karena temen ada yang ngelucu, diganggu gitu.” S2 :” Pada guru dikit, sama temen maen.” S3 :”Ya ngedengerin temen, gurunya kadang-kadang.” S4 :”Serius, tapi kadang ngobrol.” S5 :”Kadang-kadang kalo guru, kalo temen kadang dengerin.” S6 :”Kadang penjelasan guru, Yaw perhatian penjelasan temen.” S7 :”Ya..” S8 :”Mendengarkan.” S9 :”Ya pada guru. Ya, sama mbak.pada teman. S10:”Ya pada guru. Kadang-kadang pada temen.” Dari hasil wawancara di atas sebagian besar siswa memberikan perhatian kepada guru dan teman yang menjelaskan baik menjelaskan dalam dalam kelompok maupun saat teman menjelaskan di depan kelas. Mereka berpendapat bahwa mereka benar-benar memberikan perhatian pada guru maupun pada temannya saat maju menjelaskan di depan kelas, namun masih ada 4 siswa yang hanya kadang-kadang mendengarkan karena cenderung diganggu oleh teman-temannya dalam satu kelompok ada anak yang melucu, sehingga anak yang lain konsentrasinya terganggu dan ikut main, sehingga perhatian siswa sedikit terganggu. Meskipun demikian mereka tidak langsung ribut dan bermain tetapi tetap berusaha perhatian dan mendengarkan. 7 Apakah anda merasa enggan dan terbebani ketika berdiskusi kelompok dalam memecahkan masalah? S1 :”Ada..ada sich soalnya temen-temen cuma nyontek dan ramai.” S2 :”Nggk..tapi jawab sebisanya.” S3 :”Nggk terbebani, kalau bisa yaw jelasin.” S4 :”Enggk terbebani.” S5 :”Tidak…kasi tau caranya.” S6 :”Ngejelasin..tidak enggan.” S7 :”Mau bantu, tidak enggan.” S8 :”Tidak…tidak pernah ditanyaen.” S9 :”Tidak, mau menjelaskan teman.” S10:”Nggk pernah nanya dan gak pernah ditanyaen, cuma diem aja. Berusaha menjawab kalo misalnya ditanyaen.” Dari hasil wawancara di atas menyatakan bahwa sebagian besar siswa tidak merasa terbebani, mau menjelaskan ketika teman bertanya dalam diskusi kelompok menjelaskan sebisanya. Meskipun masih ada 1 siswa merasa terbebani karena dalam diskusi kelompok teman yang bertanya hanya menanyakan jawaban dan ingin mencontek sementara anak yang bertanya tersebut tidak berusaha mencari tapi ramai. Dan 1 siswa yang lain lebih banyak diem, tidak pernah bertanya dan jarang ditanyakan oleh siswa lain, apabila ditanyakan maka dia akan berusaha menjawab sebisanya. Walaupun demikian dapat dikatakan bahwa siswa siswa tidak merasa terbebani, dalam menjelaskan ketika ada teman yang bertanya dalam diskusi kelompok. 8 Apakah kamu merasa enggan dan terbebani ketika diminta untuk maju dan menjelaskan nomer soal sesuai dengan nomer kepala nomer absen? S1 :”Tidak. Seneng, bisa mengerjakan dan mengikuti.” S2 :”Males. Gk bisa..sedikit.” S3 :”Nggk, mau maju kalo bisa.” S4 :”Nggk..malah seneng maju.” S5 :”Sedikit…Bisa, kadang-kadang.” S6 :”Tidak enggan dan terbebani.” S7 :”Mau maju, tidak terbebani.” S8 :”Malu….tapi kalo diminta terus mau.” S9 :”Tidak merasa terbebani. Saya lebih semangat, agar saya lebih bisa.” S10:”Ya, kadang-kadang gk mau, takut salah. Mau maju kalo dipaksa maju.” Dari hasil wawancara di atas menyatakan siswa beranggapan bahwa mereka tidak terbebani sama sekali, mereka bisa mengerjakan dan mengikuti, senang maju dan mencoba mengerjakan, mereka semangat untuk maju karena beranggapan meskipun salah bisa dikoreksi bersama-sama, dibantu untuk menjadi lebih bisa. Namun 2 siswa yang kadang-kadang enggan untuk maju dikarenakan siswa malu , malas, takut salah dan kurang percaya diri, selain itu siswa juga tidak terbiasa untuk maju menjelaskan jawabannya di depan orang lain. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa siswa tidak merasa enggan dan terbebani ketika diminta untuk maju dan menjelaskan nomer soal sesuai dengan nomer kepala nomer absen. 9 Apakah dengan metode STAD student teams achievement division, anda menjadi lebih bersemangat dalam menanggapi pertanyaan dari guru? S1 :”Ya. Bisa mengikuti”. S2 :”Diem aja, tapi semangat ngikutin.” S3 :”Ya, bersemangat.” S4 :”Kadang-kadang, tapi menanggapi.” S5 :”Ya.” S6 :”Menjawab, bersemangat.” S7 :”Ya.” S8 :”Kalo bisa, mencoba menjawab.” S9 :”Ya, saya menjawab pertanyaan dari guru. S10:”Mau, bersemangat.” Dari hasil wawancara di atas menyatakan bahwa siswa semangat dalam belajar, selain itu jika guru bertanya mereka juga menanggapi pertanyaan dari guru. Sedangkan 2 anak menyatakan bahwa dia semangat mengikuti pelajaran, tapi bila ada pertanyaan dari guru dia tidak selalu menanggapi tetapi hanya kadang-kadang dan lebih banyak diam. Namun dapat dikatakan bahwa dengan metode STAD student teams achievement division, siswa menjadi lebih bersemangat dalam menanggapi pertanyaan dari guru. 10 Apakah dengan metode STAD student teams achievement division, anda menjadi lebih bersemangat dalam menanggapi presentasi dari teman? S1 :”Kadang juga”. S2 :”Bersemangat, dengerin.” S3 :”Tidak…rame sendiri.” S4 :”Sama, kadang-kadang tapi menanggapi.” S5 :”Lebih bersemangat, dengerin.” S6 :”Ngedengerin, semangat.” S7 :”Sama juga..pada pertanyaan no.9.” S8 :”Mendengarkan.” S9 :”Ya, mendengarkan.” S10:”Ya.ngedengerin aja, tapi belum pernah mengomentari.” Dari hasil wawancara di atas menyatakan bahwa siswa semangat mendengarkan dan sesekali menanggapi presentasi dari teman. Sedangkan 2 siswa hanya kadang-kadang menanggapi dan mengomentari presentasi yang dibawakan temannya. Dan 1 siswa sama sekali tidak mendengarkan dan menanggapi presentasi dari teman hal ini terjadi karena siswa tersebut ramai dan mengobrol dengan teman yang lain dalam kelompoknya. Namun secara keseluruhan dapat dikatakan bahawa dengan metode STAD student teams achievement division, siswa menjadi lebih bersemangat dalam menanggapi presentasi dari teman 11 Apakah kamu terlibat dalam pembelajaran seperti diskusi kelompok maupun kelas? S1 :”Yach sich. Kadang ikut terlibat, kadang dengerin.” S2 :”Dengerin, dan terlibat.” S3 :”Ya, diskusi dengan temen-temen.” S4 :”Diskusi kelas, jarang banget tapi kalo diskusi kelompok sering banget.” S5 :”Kadang-kadang diskusi kelompok, ngerjain sendiri, membantu bila ada yang tanya.” S6 :”Ya, dua-duanya.” S7 :”Ya, terlibat.” S8 :”Terlibat, pernah maju ke depan.” S9 :”Saya terlibat, kalo ada yang ribut, saya minta temen untuk diam biar tidak ribut.” S10:”Mau terlibat, tapi lebih banyak diem takut salah.” Dari hasil wawancara di atas menyatakan bahwa semua siswa terlibat dalam diskusi kelompok maupun kelas, namun ada siswa yang hanya terkadang saja ikut berdiskusi kelas dan kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut lebih nyaman mengerjakan sendiri dan tipe anak memang lebih banyak diam, namun bila ada teman yang bertanya anak tersebut menjelaskan. 12 Apakah kamu menggunakan alat peraga dalam menyelesaikan soal-soal dalam LKS? S1 :”Ya. S2 :”Pake, tapi ada yang nyontek menyelesaikan soal-soal.” S3 :”Ikut menggunakan alat peraga” S4 :”Pake..sekali tok.” S5 :”Pake, tapi belum bisa..ehhh agak bisa.” S6 :”Pake, tapi gk sering lebih sering langsung pake aturan penjumlahan dan pengurangan.” S7 :”Sudah mencoba.” S8 :”Sudah pernah pake, juga maju ke depan.” S9 :”Ya, sudah.” S10:”Ya, sudah dicoba pakai.” Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa semua siswa sudah mencoba menggunakan alat peraga dalam menyelesaikan soal-soal LKS, namun tidak tiap kali menyelesaikan soal-soal LKS mereka menggunakan alat peraga. 13 Apakah kamu bertanya pada guru maupun teman jika kamu mengalami kesulitan dalam memahami materi maupun sewaktu mengerjakan soal-soal yang menurutmu sulit? S1 :”Ya, kadang guru kadang sama kakak yang ngawasin.” S2 :”Ya, ke Andy.” S3 :”Tanya ke temen-temen.Belum pernah tanya guru, malu.” S4 :”Ke guru kadang, lebih sering ke temen-temen.” S5 :”Ya, tanya ke Daniel, ke guru belum.” S6 :”Bertanya kepada guru hanya materi, ke temen tanya soal- soal kadang-kadang.” S7 :”Ya, kalo gk ngerti materinya bertanya pada guru.Kalo soal- soal ke temen kelompok, Bagus.” S8 :” Tanya ke guru, kalo ke temen hanya tanya soal-soal.” S9 :”Tanya materi dan soal-soal yang sulit ke guru.” S10:”Temen-temen tanya soal-soal.” Dari hasil wawancara di atas menyatakan bahwa siswa selalu bertanya jika kesulitan memahami materi maupun kesulitan menjawab soal-soal pada LKS. Namun siswa bertanya dulu kepada teman sekelompoknya, jika temannya tidak mengerti siswa bertanya kepada guru secara langsung. Meskipun demikian dapat disimpulkan bahwa siswa bertanya pada guru maupun teman jika mengalami kesulitan dalam memahami materi maupun sewaktu mengerjakan soal-soal yang menurut siswa sulit untuk diselesaikan.

2. Hasil Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

Efektifitas penggunaan metode resitasi dan kartu kerja terhadap hasil belajar fisika siswa kelas II cawu III pokok bahasan struktur inti dan radioaktifitas di MAN 2 Jember tahun pelajaran 2000/2001

0 4 105

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe roundtable terhadap hasil belajar Matematika siswa jenjang analisis dan sintesis

3 31 178

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi

1 20 162

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan program Geometer’s Sketchpad terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SMP

0 0 12

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe TAI terhadap hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik pokok bahasan gerak lurus - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 167

Perbandingan aktivitas dan hasil belajar siswa antara model kooperatif tipe Jigsaw dan tipe Stad pada pokok bahasan usaha dan energi di SMP Muhammadiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 89