Bilangan bulat dan lambangnya Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

berhubungan dengan sikap dan nilai dan bidang psikomotorik kemampuanketerampilan bertindakberperilaku. Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa disekolah. Oleh sebab itu, ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar siswa dari proses pengajaran Nana Sudjana, 1989:49 Berdasarkan uraian diatas, hasil belajar matematika berarti penguasaan terhadap materi pelajaran matematika, meningkatnya hasil belajar matematika, serta terampil menggunakan matematika untuk memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

F. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

Sebelum mempelajari materi ini, siswa diharapkan mengetahui bilangan bulat dan lambangnya.

1. Bilangan bulat dan lambangnya

Kita sudah pernah mempelajari beberapa macam bilangan, seperti bilangan asli dan bilangan cacah. a. Bilangan asli, yaitu, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan seterusnya. b. Bilangan cacah yaitu, 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya. Kedua macam bilangan tersebut belum bisa digunakan untuk menyatakan hal-hal yang ada, misalnya untuk menuliskan suhu yang sangat dingin atau suhu yang berada di bawah nol derajat. Untuk itu, diperlukan bilangan negatif. Sebagai contoh, untuk menyatakan suhu 6° C di bawah nol, maka akan ditulis -6° C. Bilangan-bilangan seperti -1, -2, -3, -4, -5, … disebut bilangan bulat negatif. Sedangkan bilangan-bilangan di atas nol seperti +1, +2, +3, +4, +5, … disebut bilangan bulat positif. Himpunan bilangan bulat negatif, nol, dan himpunan bilangan bulat positif membentuk himpunan bilangan bulat. Bilangan bulat dapat dinyatakan dengan garis bilangan, yaitu sebagai berikut: Gambar 2.1: garis bilangan Bilangan bulat negatif terletak di sebelah kiri nol, dan bilangan positif terletak di sebelah kanan nol. Bilangan Bulat adalah bilangan-bilangan yang terdiri dari semua bilangan asli, nol dan semua lawan bilangan asli. Bilangan asli dikenal sebagai bilangan bulat positif dan lawan bilangan asli dikenal sebagai bilangan bulat negatif. Negoro, ST dan Harahap, B, 1979: 7

2. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat ditunjukkan dengan menggunakan garis bilangan. Misalkan dibuat suatu perjanjian aturan sebagai berikut: a. Bilangan bulat positif sepadan dengan melangkah ke kanan b. Bilangan bulat negatif sepadan dengan melangkah ke kiri c. Ditambah berarti maju, maka melangkah searah dengan penambahnya. d. Dikurangi berarti mundur, maka melangkah berlawanan arah dengan pengurangnya. 1 Penjumlahan Bilangan Bulat Menggunakan Garis Bilangan dan Mistar Hitung Geser a Penjumlahan -3 + 6 Untuk menjumlahkan -3 dengan 6, maka langkahkan ke arah kiri 3 satuan dari titik nol. Ditambah berarti searah dengan penambahnya. Sedangkan penambahnya merupakan bilangan bulat positif, maka harus melangkah ke kanan 6 satuan.Sehingga hasilnya adalah angka yang terletak pada ujung langkah kedua, yaitu, 3. Gambar 2.2 :penjumlahan -3+6 menggunakan garis bilangan Letakkan titik 0 pada mistar hitung kedua bersesuaian letaknya dengan titik -3 pada mistar hitung pertama. Bilangan pada mistar hitung pertama yang bersesuaian dengan titik 6 pada mistar hitung kedua, yaitu 3 merupakan hasil dari -3 + 6. Gambar 2.3 :penjumlahan -3+6 menggunakan mistar hitung geser Jadi, -3+6 = 3 b Penjumlahan 5 + -4 Untuk menjumlahkan 5 dengan -4, maka langkahkan ke arah kanan 5 satuan dari titik nol. Ditambah berarti searah dengan penambahnya. Sedangkan penambahnya merupakan bilangan bulat negatif, maka harus melangkah ke kiri 4 satuan. Sehingga hasilnya adalah angka yang terletak pada ujung langkah kedua, yaitu 1. Gambar 2.4 : penjumlahan 5+-4 menggunakan garis bilangan Letakkan titik 0 pada mistar hitung kedua bersesuaian letaknya dengan titik 5 pada mistar hitung pertama. Bilangan pada mistar hitung pertama yang bersesuaian dengan titik -4 pada mistar hitung kedua, yaitu 1 merupakan hasil dari 5 + -4. mistar hitung II mistar hitung I Gambar 2.5 :penjumlahan 5+-4 menggunakan mistar hitung geser Jadi, 5+-4 = 1 c Penjumlahan -4 + -2 Untuk menjumlahkan -4 dengan -2, maka langkahkan ke arah kiri 4 satuan dari titik nol. Ditambah berarti searah dengan penambahnya. Sedangkan penambahnya merupakan bilangan bulat negatif, maka harus melangkah ke kiri 2 satuan. Sehingga hasilnya adalah angka yang terletak pada ujung langkah kedua yaitu -6. Gambar 2.6: penjumlahan -4+-2 menggunakan garis bilangan Letakkan titik 0 pada mistar hitung kedua bersesuaian letaknya dengan titik -4 pada mistar hitung pertama. Bilangan pada mistar hitung pertama yang bersesuaian dengan titik -2 pada mistar hitung kedua, yaitu -6 merupakan hasil dari -4 + -2. mistar hitung II mistar hitung I Gambar 2.7 :penjumlahan 4+-2 menggunakan mistar hitung geser Jadi, -4 + -2 = -6 2 Pengurangan Bilangan Bulat Bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dapat diatur berpasangan seperti ditunjukkan pada gambar berikut: Gambar 2.8 : invers jumlah Tiap anggota dari pasangan bilangan disebut lawan atau invers jumlah dari anggota yang lain. -3 lawan dari 3 atau lawan dari 3 adalah -3 -2 lawan dari 2 atau lawan dari 2 adalah -2 Lawan invers dari a adalah –a Lawan invers dari –a adalah a mistar hitung II mistar hitung I a Pengurangan 5 – 3 Pengurangan 5 - 3 diselesaikan dengan cara melangkah 5 satuan ke kanan dari 0 dikurangi berarti mundur, melangkah berlawanan arah dengan bilangan pengurangnya. Bilangan pengurangnya merupakan bilangan bulat positif. Karena berlawanan arah, maka melangkah 3 satuan ke kiri. Hasilnya adalah angka yang terletak pada ujung kedua yaitu 2. Gambar 2.9 : pengurangan 5-3 menggunakan garis bilangan Letakkan titik 3 pada mistar hitung kedua bersesuaian letaknya dengan titik 5 pada mistar hitung pertama. Bilangan pada mistar hitung pertama yang bersesuaian dengan titik 0 pada mistar hitung kedua, yaitu 2 merupakan hasil dari 5 - 3. Gambar 2.10 : pengurangan 5-3 menggunakan mistar hitung geser Jadi, 5 – 3 = 2 Akan dibandingkan dengan 5 + -3 mistar hitung II mistar hitung I Gambar 2.11 : penjumlahan 5+-3 menggunakan garis bilangan Letakkan titik 0 pada mistar hitung kedua bersesuaian letaknya dengan titik 5 pada mistar hitung pertama. Bilangan pada mistar hitung pertama yang bersesuaian dengan titik -3 pada mistar hitung kedua, yaitu 2 merupakan hasil dari 5 + -3. Gambar 2.12 : penjumlahan 5+-3 menggunakan mistar hitung geser Jadi, 5+-3 = 2 Sehingga 5 - 3 = 5+-3 = 2 b Pengurangan -5 – 3 Pengurangan -5 – 3 diselesaikan dengan cara melangkah 5 satuan ke kiri dari 0 dikurangi berarti mundur, berlawanan arah dengan bilangan pengurangnya. Bilangan pengurangnya 3 yaitu bilangan bulat positif. Karena berlawanan arah, maka melangkah 3 satuan ke kiri. Hasilnya adalah angka yang terletak pada ujung kedua yaitu -8. mistar hitung II mistar hitung I Gambar 2.13: pengurangan -5-3 menggunakan garis bilangan Letakkan titik 3 pada mistar hitung kedua bersesuaian letaknya dengan titik -5 pada mistar hitung pertama. Bilangan pada mistar hitung pertama yang bersesuaian dengan titik 0 pada mistar hitung kedua, yaitu -8 merupakan hasil dari -5 - 3. Gambar 2.14: pengurangan -5-3 menggunakan mistar hitung geser Jadi, -5 – 3 = -8 Akan dibandingkan dengan -5 + -3 Gambar 2.15 : penjumlahan -5+-3 menggunakan garis bilangan Letakkan titik 0 pada mistar hitung kedua bersesuaian letaknya dengan titik -5 pada mistar hitung pertama. Bilangan pada mistar hitung II mistar hitung I mistar hitung pertama yang bersesuaian dengan titik -3 pada mistar hitung kedua, yaitu -8 merupakan hasil dari -5 + -3. Gambar 2.16 : penjumlahan -5+-3 menggunakan garis bilangan Jadi, -5+-3 = -8 Sehingga -5 - 3 = -5+-3 = -8 c Pengurangan 5--3 Pengurangan 5 – -3 diselesaikan dengan cara melangkah 5 satuan ke kanan dari 0 dikurangi berarti mundur, berlawanan arah dengan bilangan pengurangnya. Bilangan pengurangnya -3 yaitu bilangan bulat negatif. Karena berlawanan arah, maka melangkah 3 satuan ke kanan. Hasilnya adalah angka yang terletak pada ujung kedua yaitu 8. Gambar 2.17: pengurangan 5- -3 menggunakan garis bilangan Letakkan titik -3 pada mistar hitung kedua bersesuaian letaknya dengan titik 5 pada mistar hitung pertama. Bilangan pada mistar mistar hitung II mistar hitung I hitung pertama yang bersesuaian dengan titik 0 pada mistar hitung kedua, yaitu 8 merupakan hasil dari 5--3. Gambar 2.18: pengurangan 5--3 menggunakan mistar hitung geser Jadi, 5 --3 = 8 Akan dibandingkan dengan 5 + 3 Gambar 2.19: penjumlahan 5+3 menggunakan garis bilangan Letakkan titik 0 pada mistar hitung kedua bersesuaian letaknya dengan titik 5 pada mistar hitung pertama. Bilangan pada mistar hitung pertama yang bersesuaian dengan titik 3 pada mistar hitung kedua, yaitu 8 merupakan hasil dari 5 + 3. Gambar 2.20: penjumlahan 5+3 menggunakan mistar hitung geser mistar hitung II mistar hitung I mistar hitung II mistar hitung I Jadi, 5+ 3 =8 Sehingga 5 - -3 = 5+3 = 8 d Pengurangan -5--3 Pengurangan -5 - -3 diselesaikan dengan cara melangkah 5 satuan ke kiri dari 0 dikurangi berarti mundur, berlawanan arah dengan bilangan pengurangnya. Bilangan pengurangnya -3 yaitu bilangan bulat negatif. Karena berlawanan arah, maka melangkah 3 satuan ke kanan. Hasilnya adalah angka yang terletak pada ujung kedua yaitu -2. Gambar 2.21: pengurangan -5--3 menggunakan garis bilangan Letakkan titik -3 pada mistar hitung kedua bersesuaian letaknya dengan titik -5 pada mistar hitung pertama. Bilangan pada mistar hitung pertama yang bersesuaian dengan titik 0 pada mistar hitung kedua, yaitu -2 merupakan hasil dari -5--3. Gambar 2.22: pengurangan -5--3 menggunakan mistar hitung geser Jadi, -5 - -3 = -2 mistar hitung II mistar hitung I Akan dibandingkan dengan -5 + 3 Gambar 2.23: penjumlahan -5+3 menggunakan garis bilangan Letakkan titik 0 pada mistar hitung kedua bersesuaian letaknya dengan titik -5 pada mistar hitung pertama. Bilangan pada mistar hitung pertama yang bersesuaian dengan titik 3 pada mistar hitung kedua, yaitu -2 merupakan hasil dari -5 + 3. Gambar 2.24: penjumlahan -5+3 menggunakan mistar hitung geser Jadi, -5+ 3 = -2 Sehingga -5 - -3 = - 5+3 = -2

3. Sifat-sifat Penjumlahan pada Bilangan Bulat

Dokumen yang terkait

Efektifitas penggunaan metode resitasi dan kartu kerja terhadap hasil belajar fisika siswa kelas II cawu III pokok bahasan struktur inti dan radioaktifitas di MAN 2 Jember tahun pelajaran 2000/2001

0 4 105

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe roundtable terhadap hasil belajar Matematika siswa jenjang analisis dan sintesis

3 31 178

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi

1 20 162

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan program Geometer’s Sketchpad terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SMP

0 0 12

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe TAI terhadap hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik pokok bahasan gerak lurus - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 167

Perbandingan aktivitas dan hasil belajar siswa antara model kooperatif tipe Jigsaw dan tipe Stad pada pokok bahasan usaha dan energi di SMP Muhammadiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 89