Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu karakteristik matematika adalah bersifat abstrak dan tidak sedikit siswa beranggapan bahwa matematika itu sulit dan rumit sehingga sudah menjadi gejala yang umum bahwa matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Soedjadi dalam Trianto, 2010:18 menyatakan bahwa dalam kurikulum sekolah di Indonesia terutama pada mata pelajaran eksak matematika, fisika, kimia dan dalam pengajarannya selama ini terpatri kebiasaan dengan urutan sajian pembelajaran antara lain; diajarkan teoriteoremadefinisi, diberikan contoh-contoh dan latihan soal. Pembelajaran cenderung abstrak dan dengan menggunakan metode ceramah sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami. Selain itu metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, sehingga akibatnya motivasi dan keaktifan siswa sulit dikembangkan. Pembelajaran matematika masih dilakukan secara satu arah yaitu guru lebih mendominasi pelajaran Sardiman, 2008: 3. Dimana siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi dari guru. Hal ini yang menjadikan kondisi yang tidak proporsional antara guru yang aktif dan siswa yang pasif. Pendekatan pembelajaran matematika dengan metode ceramah sampai saat ini masih banyak diterapkanoleh para guru, termasuk guru matematika kelas VII di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh guru matematika di SMP Kanisius Kalasan, materi bilangan bulat, khususnya penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, merupakan salah satu materi yang sulit dipahami siswa kelas VII SMP Kanisius Kalasan. Siswa belum memahami dan kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat . . Dalam menyampaikan materi pelajaran matematika, guru bidang studi matematika kelas VII SMP Kanisius Kalasan lebih memilih metode ceramah karena dianggap paling mudah dilaksanakan. Namun sebagian besar masih terdapat siswa yang cenderung mengalami kesulitan dalam memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Ketidakmampuan siswa dalam memahami dan menguasai materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat juga akan membuat siswa menjadi kurang aktif dan kurang termotivasi dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan hasil belajar kurang memuaskan. Berdasarkan pengamatan peneliti saat melaksanakan observasi kegiatan pembelajaran di kelas VII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta, pada saat pembelajaran matematika berlangsung terlihat masih ada beberapa siswa yang menunjukkan gejala kurang termotivasi dalam belajar, dimana konsentrasi siswa ketika guru menyampaikan materi pembelajaran tidaklah fokus ketika mendengarkan dan menyimak apa yang disampaikan oleh guru. Siswa hanya terlihat antusias di 15 menit pertama ketika guru menjelaskan dan menyampaikan materi setelah itu siswa sibuk kembali mengobrol dengan siswa lain. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas VII, mereka menyatakan merasa sedikit bosan, siswa hanya mencatat dan cenderung mengantuk saat mendengarkan penjelasan dari guru. Berangkat dari kondisi tersebut peneliti ingin menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan berharap dengan bertumbuhnya motivasi belajar yang besar dalam diri dapat pula meningkatkan hasil belajar siswa yang tentunya dengan pemilihan metode pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada siswa. Metode pembelajaran merupakan alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Aswan dan Syaiful 2010:73 metode pembelajaran berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Metode pembelajaran yang diharapkan bukan hanya metode yang melibatkan siswa secara individu tetapi dapat juga melibatkan siswa dalam kelompok sosial yang akan membuahkan interaksi dalam kelompok dan saling bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan tanpa menggantungkan pada salah satu siswa yang dianggap pintar. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD student teams achievement division merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa, dimana anggota-anggota kelompok dibentuk secara heterogen jenis kelamin, tingkat intelegensi yang berbeda. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. Trianto, 2007:52. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pelajaran. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi yang mampu memacu keberhasilan individu dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran, yaitu peningkatan kemampuan akademik, penerimaan perbedaan individu, dan pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran matematika dengan metode STAD student teams achievement division diharapkan mampu memberikan motivasi lebih dalam belajar. Siswa dapat belajar mengemukakan pendapat dalam kelompok-kelompok kecil. Selain itu metode STAD student teams achievement division juga memberikan kesempatan bagi siswa - siswi dalam mengembangkan interaksi sosial serta meningkatkan sikap saling membantu dalam kerja sama untuk membantu anggota kelompok yang masih mengalami kesulitan dalam proses belajarmemahami materi ajar. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD student teams achievement division diharapkan siswa menjadi lebih termotivasi karena bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, dimana yang memiliki kemampuan lebih dapat membantu yang kurang serta akan memunculkan rasa bersaing kompetisi baik kompetisi antar individu dalam kelompok dengan tetap saling menjaga rasa kerja sama dan solidaritas antar anggota kelompok maupun kompetisi antar kelompok yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mempelajari materi ajar yang disajikan oleh guru. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun pelajaran 2012-2013.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Efektifitas penggunaan metode resitasi dan kartu kerja terhadap hasil belajar fisika siswa kelas II cawu III pokok bahasan struktur inti dan radioaktifitas di MAN 2 Jember tahun pelajaran 2000/2001

0 4 105

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe roundtable terhadap hasil belajar Matematika siswa jenjang analisis dan sintesis

3 31 178

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi

1 20 162

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan program Geometer’s Sketchpad terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SMP

0 0 12

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe TAI terhadap hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik pokok bahasan gerak lurus - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 167

Perbandingan aktivitas dan hasil belajar siswa antara model kooperatif tipe Jigsaw dan tipe Stad pada pokok bahasan usaha dan energi di SMP Muhammadiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 89