f. Tahap Penghargaan Kelompok Kegiatan ini dilakukan pada setiap akhir pertemuan kegiatan
belajar mengajar. Guru memberikan penghargaan berupa pujian, skor perkembangan,sertifikat kecil, ucapan selamat atau barang yang dapat
berbentuk makanan kecil kepada kelompok yang teraktif, terkompak, dan termaju. Langkah tersebut dilakukan untuk memberikan motivasi
kepada siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kriteria untuk status kelompok, skor kelompok dihitung dengan membuat rata-
rata skor perkembangan anggota kelompok yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi
dengan jumlah anggota kelompok. Ratumanan Trianto, 2007:56 yang dihitung dari rata-rata poin perkembangan yang diperoleh tiap
anggota kelompok, adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Tingkat Penghargaan Kelompok Rata-rata tim
Predikat
≤ −
≤
5
- 5
≤ −
≤
15
Tim Baik good team 15
≤ −
≤
25
Tim Hebat great team 25
≤ −
≤
30
Tim Super super team
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD
a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 1 Menumbuhkan interaksi positif antara siswa melalui diskusi dalam
memecahkan masalah, serta meningkatkan keterampilan bertanya.
2 Melatih dan mengembangkan bakat kepemimpinan serta
mengajarkan keterampilan untuk betutur kata di depan umum kelas.
3 Siswa yang pandai maupun yang lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif.
4 Meningkatkan semangat
kebersamaan, bekerja
sama, mengembangkan sikap saling menghormati dan menghargai antar
anggota kelompok serta menghargai pendapat orang lain. 5 Setiap anggota kelompok dituntut untuk menguasai materi yang
diberikan karena setiap siswa memiliki tanggung jawab yang sama untuk memppertanggungjawabkan hasil kerja kelompok mereka.
b. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Tidak ada pendekatan atau model pembelajaran kooperatif yang
sempurna, demikian halnya dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dimana masih terdapat kelemahan-kelemahan sebagai
berikut: 1 Kontribusi dari siswa yang berprestasi rendah menjadi kurang.
2 Siswa berprestasi rendah akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
3 Kemungkinan adanya ketergantungan dalam kelompok, siswa yang berprestasi rendah bisa bergantung pada siswa yang pandai.
4 Waktu yang diperlukan dalam pembelajaran banyak, sehingga terkadang tidak mencukupi dan sulit mencapai target kurikulum.
5 Adanya kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas.
Dalam hal ini, mungkin guru dan siswa belum berpengalaman dalam pembelajaran kooperatif, sehingga peneliti mencoba mengusulkan
pendekatan kooperatif yang dirasa paling mudah dan sederhana dilaksanakan yaitu tipe STAD. Untuk melaksanakan pembelajaran tipe ini,
peneliti bekerja sama dengan guru mengenai bagaimana ketentuan pembelajaran kooperatif tipe STAD serta rancangan dan pelaksanaan
pembelajarannya.
D. Motivasi