Data Observasi Pengamatan Motivasi Belajar Siswa

penghargaan tim ini di dapat dari peningkatan nilai pre-test, kuis I, kuis II, kuis III dan post-test. Tabel 4.5 Penghargaan Kelompok Nama Kelompok Rata-rata Nilai Kelompok Penghargaan Kelompok PERTAMA 24,7 Great Team KEDUA 25,5 Super Team KETIGA 22,6 Great Team KEEMPAT 21 Great Team KELIMA 29,5 Super Team Kemudian peneliti membagikan piagam penghargaan kelompok dan meminta salah satu perwakilan kelompok untuk maju dan mengambil piagam penghargaan yang diterima oleh masing- masing kelompok sebagai hasil dari kerja keras dan kekompakkan mereka selama belajar bersama dalam kelompok. Berbagai macam ekspresi siswa setelah menerima piagam penghargaan yang dibagikan tersebut.

B. Hasil dan Pembahasan Penelitian

1. Motivasi Belajar Siswa

a. Data Observasi Pengamatan

Dari hasil analisis data pengamatan motivasi belajar siswa Analisis lengkap dapat dilihat pada lampiran B. 2 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa KriteriaMotivasi Belajar Siswa Jumlah Siswa yang Termotivasi dalam Pembelajaran I II III IV V Keseluruhan Pembelajaran Sangat Tinggi ST 5 2 3 10 5 3 Tinggi T 14 9 18 12 19 16 Cukup C 5 10 4 3 1 6 Rendah R 1 1 Sangat Rendah SR Tabel 4.7 Persentase Kriteria Motivasi Belajar Siswa Persentase Motivasi ST ST + T ST + T + C ST + T + C + R ST + T + C + R + SR Kriteria Motivasi Pertemuan I 20 76 96 100 100 Tinggi Pertemuan II 9,1 50 95,4 100 100 Cukup Pertemuan III 12 84 100 100 100 Tinggi Pertemuan IV 40 88 100 100 100 Tinggi Pertemuan V 20 96 100 100 100 Tinggi Keseluruhan 12 76 100 100 100 Tinggi Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pada pertemuan I, III, IV, dan V secara klasikal siswa termotivasi dengan kriteria tinggi, namun pada pertemuan II siswa termotivasi dengan kriteria cukup selama mengikuti pembelajaran dengan metode student teams achievement division STAD. Pada pertemuan kedua hanya hadir 22 siswa, dan penurunan motivasi belajar siswa yang terjadi pada pertemuan ke II kemungkinan disebabkan oleh faktor lingkungan non sosial yang meliputi keadaan cuaca, serta waktu belajar yang digunakan siswa, dimana pada pertemuan yang ke II, pelajaran matematika berlangsung pada pukul 07.35 – 08.45 yaitu setelah siswa mengikuti upacara bendera. Tenaga yang telah terkuras dilapangan saat mengikuti upacara, membuat siswa kurang berkonsentrasi ketika mengikuti pelajaran di dalam kelas, banyak siswa yang menggunakan buku sebagai kipas karena mereka merasa gerah dan berkeringat setelah mengikuti upacara bendera. Cuaca yang cukup panas dan lingkungan yang kurang nyaman membuat siswa kurang berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Akibatnya, motivasi belajar siswa pada pertemuan II lebih rendah dibandingkan pada pertemuan I, III, IV dan V. Berbeda halnya pada pertemuan II dan V, pertemuan II dan V sama-sama diadakan pada hari Senin pada pukul 07.35 – 08.45, namun pada pertemuan V tidak diadakan upacara bendera melainkan ada pertemuan wali kelas pada masing-masing kelas, sehingga ketika pertemuan dengan wali kelas telah usai pembelajaran matematika di kelas VII A berlangsung dengan nyaman dan lancar. Walaupun motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami pasang surut, mengalami kenaikan dan penurunan namun berdasarkan Tabel 4.7 hasil presentase motivasi belajar siswa secara keseluruhan dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD termasuk dalam kriteria motivasi belajar yang tinggi. Oleh sebab itu, dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki pengaruh yang tinggi dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa di kelas VII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. Data hasil pengamatan motivasi belajar siswa tidak hanya dianalisis dari motivasi belajar siswa secara klasikal pada setiap pembelajaran, namun juga dianalisis dari setiap karakteristik motivasi belajar siswa yang menonjol Analisis lengkap dapat dilihat pada Lampiran B.2 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Karakteristik yang Menonjol pada Setiap Pertemuan Karakteristik Persentase dari Setiap Pertemuan I II III IV V Minat 88 69,69 88 89,33 90,67 Perhatian 98 81,81 84 96 92 Ketekunan 78,67 65,15 76 88 82,67 Keantusiasan 57,33 45,45 65,33 69,33 60 Perasaan 82 79,54 90 92 90 Keterlibatan 43 59,09 38 64 51 Keingintahuan 49 43,18 55 48 53 Gambar 4.20 Grafik Karakteristik yang Menonjol dari Setiap Pertemuan Bedasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat karakteristik motivasi belajar siswa yang menonjol pada setiap pertemuan pembelajaran. 1 Pertemuan I Karakteristik motivasi secara klasikal yang paling menonjol pada pertemuan pertama pembelajaran adalah perhatian yang berkriteria sangat tinggi kriteria berdasarkan Tabel 3.12 pada Bab 3 dengan persentase 98. 2 Pertemuan II 20 40 60 80 100 120 P e rs e n ta se Karakteristik M otivasi Belajar Sisw a Karakteristik yang M enonjol Per t em uan I Per t em uan II Per t em uan III Per t em uan IV Per t em uan V Karakteristik motivasi secara klasikal yang paling menonjol pada pertemuan kedua pembelajaran adalah perhatian yang berkriteria tinggi kriteria berdasarkan Tabel 3.12 pada Bab 3 dengan persentase 81,81. 3 Pertemuan III Karakteristik motivasi secara klasikal yang paling menonjol pada pertemuan ketiga pembelajaran adalah perasaan yang berkriteria sangat tinggi kriteria berdasarkan Tabel 3.12 pada Bab 3 dengan persentase 90. 4 Pertemuan IV Karakteristik motivasi secara klasikal yang paling menonjol pada pertemuan keempat pembelajaran adalah perhatian yang berkriteria sangat tinggi kriteria berdasarkan Tabel 3.12 pada Bab 3 dengan persentase 96. 5 Pertemuan V Karakteristik motivasi secara klasikal yang paling menonjol pada pertemuan kelima pembelajaran adalah perhatian yang berkriteria sangat tinggi kriteria berdasarkan Tabel 3.12 pada Bab 3 dengan persentase 92. Sedangkan setiap karakteristik motivasi belajar siswa yang menonjol pada pertemuan tertentu yaitu: 1 Minat Dari kelima pertemuan yang telah berlangsung, minat siswa yang paling tinggi dalam proses pembelajaran terlihat pada pertemuan kelima dengan persentase 90,67 dan berkriteria sangat tinggi Kriteria berdasarkan Tabel 3.12 pada Bab 3. Minat siswa dalam belajar ditunjukkan dengan keaktifan siswa berdiskusi dalam kelompoknya maupun keaktifan dalam mengerjakan latihan LKS, selain itu siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran STAD. 2 Perhatian Dari kelima pertemuan yang telah berlangsung, perhatian siswa yang paling tinggi dalam proses pembelajaran terlihat pada pertemuan pertama dengan persentase 98 dan berkriteria sangat tinggi Kriteria berdasarkan Tabel 3.12 pada Bab 3. Perhatian siswa dalam belajar meliputi perhatian siswa kepada teman baik yang menjelaskan materi di dalam kelompok maupun teman yang maju mengerjakan soal di depan kelas, selain itu juga perhatian siswa kepada guru ketika guru memberikan penjelasan dan mengajak siswa dalam menyimpulkan materi. 3 Ketekunan Dari kelima pertemuan yang telah berlangsung, ketekunan siswa yang paling tinggi dalam proses pembelajaran terlihat pada pertemuan keempat dengan persentase 88 dan berkriteria sangat tinggi Kriteria berdasarkan Tabel 3.12 pada Bab 3. Ketekunan siswa dalam belajar ditunjukkan dengan ketekunan dan kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal-soal LKS, Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting dan siswa bekerja sama dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas-tugas kelompok. 4 Keantusiasan Dari kelima pertemuan yang telah berlangsung, keantusiasan siswa yang paling tinggi dalam proses pembelajaran terlihat pada pertemuan keempat dengan persentase 92 dan berkriteria tinggi Kriteria berdasarkan Tabel 3.12 pada Bab 3. Keantusiasan siswa dalam belajar ditunjukkan dengan semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, aktif memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dari guru maupun teman, serta aktif menanggapi hasil diskusi yang disajikan di depan kelas. 5 Perasaan Dari kelima pertemuan yang telah berlangsung, perasaan siswa yang paling tinggi dalam proses pembelajaran terlihat pada pertemuan kelima dengan persentase 90,67 dan berkriteria sangat tinggi Kriteria berdasarkan Tabel 3.12 pada Bab 3. Perasaan siswa dalam belajar ditunjukkan dengan rasa semangat dan perasaan senang serta tumbuhnya keceriaan dalam diri siswa dalam mengikuti pembelajaran. 6 Keterlibatan Dari kelima pertemuan yang telah berlangsung, keterlibatan siswa yang paling tinggi dalam proses pembelajaran terlihat pada pertemuan keempat dengan persentase 64 dan berkriteria tinggi Kriteria berdasarkan Tabel 3.12 pada Bab 3. Keterlibatan siswa dalam belajar meliputi siswa aktif berdiskusi dan bekerja sama dalam mengerjakan soal-soal, siswa maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa berani mengemukan ide, pendapat dan menjelaskan idenya serta siswa menggunakan alat peraga dalam memecahkan masalah. 7 Keingintahuan Dari kelima pertemuan yang telah berlangsung, keingintahuan siswa yang paling tinggi dalam proses pembelajaran terlihat pada pertemuan ketiga dengan persentase 55 dan berkriteria cukup Kriteria berdasarkan Tabel 3.12 pada Bab 3. Keingintahuan siswa dalam belajar ditunjukkan dengan siswa bertanya pada guru maupun pada teman dalam kelompok jika terdapat materi yang kurang dipahami maupun kesulitan dalam menjawab soal-soal, selain itu kekreatifan siswa dalam mencari informasi dalam buku referensi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Berdasarkan Tabel 4.8 tentang karakteristik motivasi belajar siswa yang menonjol pada setiap pertemuan dapat disimpulkan karakteristik motivasi belajar siswa yang menonjol secara keseluruhan Analisis lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran B.2 sebagai berikut: Tabel 4.9 Karakteristik yang Menonjol Secara Keseluruhan Karakteristik Persentase Kriteria Minat 85,14 Sangat Tinggi Perhatian 90,36 Sangat Tinggi Ketekunan 78,09 Tinggi Keantusiasan 59,49 Cukup Perasaan 86,71 Sangat Tinggi Keterlibatan 51,02 Cukup Keingintahuan 49,64 Cukup Gambar 4.21 Grafik Karakteristik yang Menonjol Secara Keseluruhan Secara keseluruhan selama pembelajaran berlangsung karakteristik motivasi belajar siswa yang paling menonjol yaitu perhatian siswa dengan persentase 90,36, dilanjutkan perasaan 86,71, minat 85,14, ketekunan 75,09, keantusiasan 59,49, keterlibatan siswa dengan persentase 51,02, dan keingintahuan 49,64.

b. Data Angket

Dokumen yang terkait

Efektifitas penggunaan metode resitasi dan kartu kerja terhadap hasil belajar fisika siswa kelas II cawu III pokok bahasan struktur inti dan radioaktifitas di MAN 2 Jember tahun pelajaran 2000/2001

0 4 105

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe roundtable terhadap hasil belajar Matematika siswa jenjang analisis dan sintesis

3 31 178

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi

1 20 162

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan program Geometer’s Sketchpad terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SMP

0 0 12

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe TAI terhadap hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik pokok bahasan gerak lurus - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 167

Perbandingan aktivitas dan hasil belajar siswa antara model kooperatif tipe Jigsaw dan tipe Stad pada pokok bahasan usaha dan energi di SMP Muhammadiyah Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 89