PERATURAN-PERATURAN BARU YANG TELAH DITERBITKAN PERATURAN-PERATURAN BARU YANG TELAH DITERBITKAN Lanjutan

544 PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015 PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

44. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan “LPS” tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, LPS dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku. Undang-undang tersebut telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2008, yang mana telah ditetapkan menjadi undang-undang sejak tanggal 13 Januari 2009 berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2009. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 662008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai besarnya nilai simpanan yang dijamin LPS, pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp 2.000 untuk per nasabah per bank. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut.

45. PERATURAN-PERATURAN BARU YANG TELAH DITERBITKAN

Terdapat peraturan-peraturan baru yang telah terbit dan dapat memberikan pengaruh terhadap kegiatan usaha Bank dan Entitas Anak:  PBI No. 1512PBI2013 tanggal 12 Desember 2013 mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Bank Indonesia mewajibkan bank-bank untuk memenuhi penyediaan modal minimum dengan persentase minimal yang diwajibkan secara bertahap sebagai berikut: 2014 ‐ Rasio modal inti utama paling rendah sebesar 4,50 dari ATMR baik secara individual maupun secara konsolidasi. ‐ Rasio modal inti paling rendah sebesar 6,00 dari ATMR baik secara individual maupun secara konsolidasi. ‐ Pemenuhan rasio modal inti utama dan rasio modal inti masih menggunakan komponen yang mengacu pada PBI No. 1418PBI2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. 2015 ‐ Rasio modal inti utama paling rendah sebesar 4,50 dari ATMR baik secara individual maupun secara konsolidasi. ‐ Rasio modal inti paling rendah sebesar 6,00 dari ATMR baik secara individual maupun secara konsolidasi. ‐ Pemenuhan rasio modal inti utama dan rasio modal inti menggunakan komponen yang mengacu pada PBI No. 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. 545 PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015 PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

45. PERATURAN-PERATURAN BARU YANG TELAH DITERBITKAN Lanjutan

 PBI No. 1512PBI2013 tanggal 12 Desember 2013 mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum lanjutan. 2016 ‐ Rasio modal inti utama paling rendah sebesar 4,50 dari ATMR baik secara individual maupun secara konsolidasi. ‐ Rasio modal inti paling rendah sebesar 6,00 dari ATMR baik secara individual maupun secara konsolidasi. ‐ Rasio Capital Conservation Buffer sebesar 0,625 dari ATMR. ‐ Rasio Countercyclical Buffer ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam kisaran 0 - 2,50 dari ATMR . ‐ Rasio Capital Surcharge untuk Domestic Systematically Important Bank “D-SIB” ditetapkan oleh otoritas yang berwenang dalam kisaran 1 - 2,50 dari ATMR bagi bank yang ditetapkan berdampak sistemik . 2017 ‐ Rasio modal inti utama paling rendah sebesar 4,50 dari ATMR baik secara individual maupun secara konsolidasi. ‐ Rasio modal inti paling rendah sebesar 6,00 dari ATMR baik secara individual maupun secara konsolidasi. ‐ Rasio Capital Conservation Buffer sebesar 1,25 dari ATMR. ‐ Rasio Countercyclical Buffer ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam kisaran 0 - 2,50 dari ATMR . ‐ Rasio Capital Surcharge untuk D-SIB ditetapkan oleh otoritas yang berwenang dalam kisaran 1 - 2,50 dari ATMR bagi bank yang ditetapkan berdampak sistemik . 2018 ‐ Rasio modal inti utama paling rendah sebesar 4,50 dari ATMR baik secara individual maupun secara konsolidasi. ‐ Rasio modal inti paling rendah sebesar 6,00 dari ATMR baik secara individual maupun secara konsolidasi. ‐ Rasio Capital Conservation Buffer sebesar 1,875 dari ATMR. ‐ Rasio Countercyclical Buffer ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam kisaran 0 - 2,50 dari ATMR . ‐ Rasio Capital Surcharge untuk D-SIB ditetapkan oleh otoritas yang berwenang dalam kisaran 1 - 2,50 dari ATMR bagi bank yang ditetapkan berdampak sistemik . Berdasarkan perkembangan kondisi makroekonomi Indonesia dan penilaian Bank Indonesia terhadap kondisi tersebut, Bank Indonesia dapat menetapkan: 1. besarnya kisaran persentase Countercyclical Buffer yang berbeda dari kisaran 0 - 2,5; 2. pemberlakuan Countercyclical Buffer lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Otoritas yang berwenang dapat menetapkan persentase Capital Surcharge untuk D-SIB yang lebih besar dari kisaran 1 - 2,5. 546 PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015 PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

45. PERATURAN-PERATURAN BARU YANG TELAH DITERBITKAN Lanjutan