85
PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015
Informasi lebih lanjut mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi dapat dilihat pada halaman 102 – 103.
PENGENDALIAN INTERNAL
Penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal menjadi tanggung jawab bersama seluruh
manajemen dan seluruh karyawan BCA. Kesadaran akan risiko risk awareness terus ditanamkan di setiap jenjang
organisasi dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya BCA.
BCA menerapkan konsep three lines of defenses dalam pengelolaan risiko, dimana pengelolaan risiko dilakukan
oleh semua lini organisasi, dan dilakukan pengawasan oversight oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Sebagai
risk owner, seluruh unit bisnis dan unit pendukung berfungsi sebagai First Line of Defense yang mengelola
risiko terkait unit kerjanya. Sementara itu, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Kepatuhan
berfungsi sebagai Second Line of Defence yang memantau penerapan kebijakan dan panduan manajemen risiko
secara korporasi. Sedangkan Divisi Audit Internal sebagai Third Line of Defense bertugas memberikan independent
assurance terhadap penerapan manajemen risiko di BCA.
HASIL PENILAIAN PROFIL RISIKO BCA DAN ENTITAS-ENTITAS ANAK
Berdasarkan hasil penilaian sendiri self-asessment, pada tahun 2015 peringkat proil risiko BCA sebagai
Entitas Utama maupun secara terintegrasi dengan entitas-entitas anak adalah “low to moderate”. Peringkat
proil risiko tersebut merupakan hasil penilaian dari peringkat risiko inheren “low to moderate” dan peringkat
kualitas penerapan manajemen risiko “satisfactory”.
PENGUNGKAPAN MANAJEMEN RISIKO
Pengungkapan prinsip-prinsip manajemen risiko dan eksposur risiko secara bank-wide termasuk posisi
permodalan mengacu kepada Surat Edaran Bank Indonesia No. 1435DPNP tanggal 10 Desember 2012
perihal Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank
Indonesia.
I. Penerapan Manajemen Risiko BCA
Pedoman penerapan kebijakan manajemen risiko BCA mengacu pada Peraturan Bank Indonesia
No. 58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum
sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 1125 PBI2009 tanggal 1 Juli 2009, dan dirangkum
sebagai berikut:
I.A. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris Dan
Direksi 1. Dalam melaksanakan fungsi manajemen
risiko, Dewan Komisaris telah memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas,
diantaranya: •
Menyetujui kebijakan-kebijakan yang harus mendapat persetujuan dari
Dewan Komisaris.
• Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan
manajemen risiko dan strategi manajemen risiko.
• Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi dan memberikan arahan
perbaikan atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko, antara
lain mengevaluasi pelaksanaan manajemen risiko melalui laporan
yang disampaikan Direksi secara berkala dan meminta
penjelasan kepada Direksi jika dalam pelaksanaannya terdapat
penyimpangan dari kebijakan yang telah ditetapkan.
• Menyetujui transaksi yang
memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris.
2. Dalam melaksanakan fungsi manajemen risiko, Direksi telah memiliki tugas dan
tanggung jawab yang jelas, diantaranya: • Mengevaluasi dan menyetujui
kebijakan-kebijakan serta metodologi yang digunakan untuk penilaian
berbagai jenis risiko Bank.
• Memantau perkembangan risiko Bank
secara periodik dan pelaksanaan implementasi Sistem Informasi
Manajemen SIM.
Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis
Tinjauan Keuangan
86
PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015
• Menetapkan kualiikasi sumber daya
manusia serta struktur organisasi yang jelas menyangkut batasan
wewenang, tugas dan tanggung jawab serta fungsi dan aktivitas yang
memiliki risiko serta prosedur kaji ulang risiko.
• Mengadakan program pelatihan manajemen risiko secara reguler yang
diikuti oleh seluruh pejabatkaryawan BCA dalam rangka peningkatan
mutu dan keterampilan sumber daya manusia di bidang manajemen risiko.
• Mengikutsertakan karyawanpejabat
pada program Sertiikasi Manajemen Risiko sesuai dengan jenjang
jabatannya.
3. Pelaksanaan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi Manajemen
dilakukan diantaranya: • Pengawasan Dewan Komisaris
dilaksanakan sesuai tugas dan tanggung jawab sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Tugas pengawasan Dewan Komisaris
dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi
dan Nominasi serta Komite Tata Kelola Terintegrasi.
a.
Komite Audit, dibentuk untuk memastikan terselenggaranya
sistem pengendalian internal, proses pelaporan keuangan dan
tata kelola perusahaan yang efektif.
b. Komite Pemantau Risiko,
dibentuk untuk memastikan bahwa kerangka kerja
manajemen risiko telah memberikan perlindungan yang
memadai terhadap risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank.
c. Komite Remunerasi dan
Nominasi, dibentuk untuk memberikan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi
serta sistem dan prosedur pemilihan danatau penggantian
anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
d. Komite Tata Kelola Terintegrasi
dibentuk untuk mengevaluasi penerapan Tata Kelola
Perusahaan antara lain melalui penilaian kecukupan
pengendalian internal dan pelaksanaan fungsi kepatuhan
di BCA maupun anak-anak usaha Bank secara terintegrasi.
• Dewan Komisaris menjaga
komunikasi yang konstruktif dengan Direksi.
• Dewan Komisaris secara aktif memberikan saran kepada Direksi
dalam menentukan langkah-langkah strategis yang perlu dijalankan.
• Direksi secara aktif melakukan diskusi, memberikan masukan
serta memantau kondisi internal dan perkembangan faktor eksternal
yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi strategi
bisnis BCA.
I.B. Kecukupan Kebijakan, Prosedur, Dan
Penetapan Limit Manajemen Risiko 1.
BCA telah memiliki struktur organisasi yang memadai untuk mendukung penerapan
manajemen risiko dan pengendalian internal yang baik antara lain Divisi Audit
Internal, Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Kepatuhan dan Komite
Manajemen Risiko.
2. BCA telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko yang tertuang dalam Rencana
Bisnis Bank Rencana Kerja Anggaran Tahunan dan telah disusun sesuai dengan
visi, misi, strategi bisnis, kecukupan permodalan, kemampuan SDM dan risk
appetite. Kebijakan tersebut dikaji ulang secara berkala dan disesuaikan dengan
perkembanganperubahan yang terjadi, baik internal maupun eksternal.
87
PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015
3. Kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko telah didokumentasikan secara
tertulis dan lengkap serta di-review secara berkala.
4. Dalam melakukan aktivitas bisnisnya, BCA telah menyusun Rencana Bisnis
Bank dan Rencana Kerja Anggaran Tahunan yang membahas strategi BCA
secara keseluruhan yang mencakup arah pengembangan bisnis dan penetapan
strategi tersebut telah memperhitungkan kemungkinan dampak strategi tersebut
terhadap permodalan Bank, antara lain proyeksi permodalan dan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum KPMM.
I.C. Kecukupan Proses Identiikasi, Pengukuran, Pemantauan Dan Pengendalian Risiko Serta
Sistem Informasi Manajemen Risiko 1. BCA telah memiliki prosedur pemberian
kredit dan prosedur kegiatan operasional lainnya yang diatur secara jelas dalam
manual ketentuan, panduan kerja, surat keputusan kebijakan dan surat edaran
manajemen.
2. Pemantauan eksposur risiko dilakukan secara berkala dan berkesinambungan
oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR dengan membandingkan risiko
aktual dengan limit risiko yang telah ditetapkan.
3. Laporan mengenai perkembangan risiko, yang meliputi antara lain: Laporan Proil
Risiko, Laporan Portofolio Kredit dan Laporan Pencapaian Rencana Kerja
Perusahaan disampaikan kepada Direksi secara rutin.
I.D. Sistem Pengendalian Internal Yang Menyeluruh
1. BCA telah memiliki kebijakan sistem pengendalian internal yang mencakup lima
komponen: •
Pengawasan oleh manajemen dan budaya pengendalian risiko
• Identiikasi dan penilaian risiko
• Kegiatan pengendalian risiko dan pemisahan fungsi
• Sistem akuntansi, informasi, dan komunikasi
• Kegiatan pemantauan dan tindakan
koreksi penyimpangan 2. Sistem pengendalian internal terhubung
dengan masing-masing unit bisnis maupun unit operasional yang merupakan
irst line of defense dalam manajemen risiko. Unit-unit tersebut dilengkapi dengan
fungsi pengawasan, yang dilakukan oleh Pengawasan Internal di kantor cabang,
kantor wilayah, dan kantor pusat.
Untuk mendukung penerapan manajemen risiko, BCA telah memiliki kebijakan
manajemen risiko, prosedur dan limit risiko dan mendorong terciptanya
budaya kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. Pengendalian internal ini
dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Kepatuhan yang
merupakan second line of defense dalam manajemen risiko.
Kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal dikaji ulang secara
berkala oleh Divisi Audit Internal yang merupakan third line of defense dalam
manajemen risiko, untuk memastikan pengendalian internal telah dijalankan
secara memadai.
3. Seluruh manajemen dan karyawan BCA memiliki peran dan tanggung jawab dalam
meningkatkan kualitas dan pelaksanaan sistem pengendalian internal BCA.
Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis
Tinjauan Keuangan
88
PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015
Struktur Organisasi Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal
garis pengawasan
Catatan: Termasuk melakukan
pemantauan pelaksanaan fungsi audit internal manajemen
risiko kepatuhan pada Entitas Anak dalam rangka penerapan
tata kelola terintegrasi dan manajemen risiko terintegrasi.
• Wakil Presiden Direktur melakukan fungsi pemantauan
dan penyelarasan secara menyeluruh terhadap
pengelolaan Entitas Anak. • Direktur Manajemen Risiko
melakukan fungsi pemantauan risiko Entitas Anak dalam rangka
manajemen risiko terintegrasi.
DIREKSI
DIREKTUR KREDIT
DIREKTUR MANAJEMEN
RISIKO PRESIDEN
DIREKTUR RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
DEWAN KOMISARIS
WAKIL PRESIDEN DIREKTUR
Analisa Risiko
Kredit Pengamanan
Teknologi Informasi
Manajemen Risiko
Penyelamatan Kredit
Kepatuhan Komite
Pemantau Risiko
Asset Liability Committee ALCO
Komite Kebijakan Perkreditan
Komite Kredit
Komite Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko Terintegrasi
Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko Kredit
Manajemen Risiko Pasar
Manajemen Risiko Operasional
Audit Internal Anti Fraud
Komite Tata Kelola Terintegrasi
Komite Audit
BCA Finance BCA Finance Ltd.
Hong Kong BCA Syariah
BCA Sekuritas Asuransi
Umum BCA Central
Santosa Finance
Auransi Jiwa BCA
DIREKTUR KEPATUHAN
garis komunikasi dan penyampaian informasi
garis pelaporan tanggung jawab
Bank juga melakukan evaluasi terhadap kebijakan serta metodologi yang digunakan dalam penilaian berbagai
jenis risiko; perkembangan berbagai tipe risiko yang berbeda dan kemungkinan dampaknya; kecukupan
kebijakan, prosedur dan penetapan limit; kecukupan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko; serta efektivitas sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
Evaluasi dan pengkinian kebijakan, prosedur dan metodologi manajemen risiko dilakukan secara berkala
untuk menjaga kesesuaiannya dengan regulasi dan dengan mempertimbangkan kondisi operasional. Evaluasi
terhadap efektivitas manajemen risiko juga dilakukan melalui laporan berkala yang dikirimkan kepada Dewan
Komisaris dan Direksi, antara lain: Laporan Pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko; Laporan Proil Risiko; dan
Laporan Risk Update.
EFEKTIVITAS SISTEM MANAJEMEN RISIKO BANK
Dalam melakukan evaluasi terhadap efektivitas sistem manajemen risiko Bank, Dewan Komisaris dan Direksi
dibantu oleh komite-komite di bawah Dewan Komisaris maupun Direksi. Komite-komite di bawah Dewan
Komisaris adalah Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite Tata
Kelola Terintegrasi. Sedangkan komite-komite di bawah Direksi yang terkait dengan manajemen risiko adalah
Asset Liability Committee ALCO Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit, Komite Manajemen Risiko
dan Komite Manajemen Risiko Terintegrasi.
Secara periodik, komite-komite tersebut mengadakan pertemuan untuk membahas dan memberikan masukan
dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi.
89
PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015
Penerapan Basel Bank terus mempersiapkan diri dalam melaksanakan
penerapan Basel di Indonesia. Terkait penerapan Basel III di Indonesia, baik dari segi permodalan dan likuiditas,
BCA turut berpartisipasi dalam Quantitative Impact Studies QIS yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan dan dalam persiapan rencana penerapan publikasi Liquidity Coverage Ratio LCR dan
Leverage Ratio pada tahun 2015.
Risk Appetite Bank mendeinisikan risk appetite sebagai tingkat dan
jenis risiko yang bersedia diambil oleh Bank dalam rangka mencapai sasaran bisnis Bank. Risk appetite
yang ditetapkan oleh Bank tercermin dalam strategi dan sasaran bisnis Bank.
Stress Testing Bank secara berkala melakukan stress testing dengan
berbagai skenario serta berbagai faktor dan parameter yang dapat mempengaruhi risiko.
Skenario dalam pelaksanaan stress testing mempertimbangkan beberapa variabel makroekonomi
seperti BI rate, tingkat inflasi, PDB, nilai tukar, harga BBM dan lainnya. Metodologi yang digunakan dalam
melakukan stress test selain menggunakan model statistik yang berdasarkan data historis juga skenario metode
judgement yang memperhitungkan faktor-faktor risiko kualitatif. Semua itu dilakukan untuk melihat dampak
perubahan faktor makroekonomi diatas terhadap tingkat NPL, proitabilitas, likuiditas dan permodalan.
Hasil stress testing yang telah dilakukan oleh Bank untuk risiko kredit, pasar dan likuiditas adalah cukup baik,
dimana modal serta likuiditas Bank masih cukup memadai untuk mengantisipasi estimasi potensi kerugian.
II. Permodalan BCA Kebijakan Permodalan