Penawaran umum saham Bank lanjutan

417 PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015 PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

1. UMUM Lanjutan

c. Penawaran umum saham Bank lanjutan

Berdasarkan Surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-1611PM2001 tanggal 29 Juni 2001, Bank menawarkan lagi 588.800.000 lembar saham dengan jumlah nilai nominal Rp 147.200 harga penawaran Rp 900 nilai penuh per lembar saham, yang merupakan 10 sepuluh persen dari modal saham ditempatkan dan disetor saat itu, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham Republik Indonesia yang diwakili oleh BPPN. Penawaran umum ini dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 10 Juli 2001. Rapat Umum Pemegang Saham “RUPS” Tahunan tanggal 6 Mei 2004 notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 16 menetapkan untuk dilakukannya stock split dari Rp 250 nilai penuh per lembar saham menjadi Rp 125 nilai penuh per lembar saham. Stock split dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 18 Mei 2004 No. 40, yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 26 Mei 2004. RUPSLB tanggal 26 Mei 2005 notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 42 menyetujui untuk dilakukannya pembelian kembali saham buy back shares oleh Bank, dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 5 lima persen dari jumlah seluruh saham Bank yang telah diterbitkan hingga tanggal 31 Desember 2004, yaitu sebanyak 615.160.675 lembar saham dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak melebihi Rp 2.153.060. Dengan Surat No. 77DPwB2PwB24Rahasia tanggal 16 Nopember 2005, Bank Indonesia tidak berkeberatan dengan rencana pembelian kembali saham Bank. RUPSLB tanggal 15 Mei 2007 notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 6 menyetujui untuk dilakukannya pembelian kembali saham buy back shares tahap II oleh Bank, dengan ketentuan bahwa pembelian kembali saham disetujui oleh Bank Indonesia serta dilakukan dari waktu ke waktu selama 18 delapan belas bulan terhitung sejak tanggal rapat tersebut, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 1 satu persen dari jumlah seluruh saham yang telah diterbitkan oleh Bank hingga tanggal 27 April 2007 atau seluruhnya 123.275.050 lembar saham, dan jumlah dana untuk pembelian kembali saham tidak melebihi Rp 678.013. Dengan Surat No. 9160DPB 3TPB 3-2 tanggal 11 Oktober 2007, Bank telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia terkait dengan pembelian kembali saham tahap II. RUPSLB tanggal 28 Nopember 2007 notulen rapat dibuat oleh Notaris Hendra Karyadi, S.H., dengan Akta No. 33, telah menyetujui pemecahan saham Bank stock split dari Rp 125 nilai penuh per saham menjadi Rp 62,50 nilai penuh per lembar saham dan karenanya diputuskan pula perubahan ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 Pasal 4 Anggaran Dasar Bank. Perubahan Anggaran Dasar Bank dilakukan dengan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., tanggal 11 Desember 2007 yang diterima dan dicatat oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-0247 tanggal 3 Januari 2008. Berdasarkan Surat No. 038IQ-ECMLTRHFJXI2008.TRIM tanggal 26 Nopember 2008, dinyatakan bahwa aktivitas pembelian kembali saham tahap II periode 11 Pebruari 2008 sampai dengan 13 Nopember 2008 telah selesai dilaksanakan dengan jumlah pembelian sejumlah 397.562 lot atau 198.781.000 lembar saham dengan rata-rata perolehan Rp 3.106,88 nilai penuh per lembar saham. Sehingga jumlah pembelian kembali saham yang telah dilakukan sampai dengan 13 Nopember 2008 sebanyak 289.767.000 lembar saham dengan nilai keseluruhan pembelian Rp 808.585. 418 PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015 PT BANK CENTRAL ASIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

1. UMUM Lanjutan