89
PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015
Penerapan Basel Bank terus mempersiapkan diri dalam melaksanakan
penerapan Basel di Indonesia. Terkait penerapan Basel III di Indonesia, baik dari segi permodalan dan likuiditas,
BCA turut berpartisipasi dalam Quantitative Impact Studies QIS yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan dan dalam persiapan rencana penerapan publikasi Liquidity Coverage Ratio LCR dan
Leverage Ratio pada tahun 2015.
Risk Appetite Bank mendeinisikan risk appetite sebagai tingkat dan
jenis risiko yang bersedia diambil oleh Bank dalam rangka mencapai sasaran bisnis Bank. Risk appetite
yang ditetapkan oleh Bank tercermin dalam strategi dan sasaran bisnis Bank.
Stress Testing Bank secara berkala melakukan stress testing dengan
berbagai skenario serta berbagai faktor dan parameter yang dapat mempengaruhi risiko.
Skenario dalam pelaksanaan stress testing mempertimbangkan beberapa variabel makroekonomi
seperti BI rate, tingkat inflasi, PDB, nilai tukar, harga BBM dan lainnya. Metodologi yang digunakan dalam
melakukan stress test selain menggunakan model statistik yang berdasarkan data historis juga skenario metode
judgement yang memperhitungkan faktor-faktor risiko kualitatif. Semua itu dilakukan untuk melihat dampak
perubahan faktor makroekonomi diatas terhadap tingkat NPL, proitabilitas, likuiditas dan permodalan.
Hasil stress testing yang telah dilakukan oleh Bank untuk risiko kredit, pasar dan likuiditas adalah cukup baik,
dimana modal serta likuiditas Bank masih cukup memadai untuk mengantisipasi estimasi potensi kerugian.
II. Permodalan BCA Kebijakan Permodalan
Kebijakan pengelolaan modal bertujuan untuk memastikan bahwa BCA memiliki modal yang kuat
dalam mendukung strategi pengembangan usaha Bank saat ini dan memastikan pertumbuhan yang
berkelanjutan di masa mendatang. Kebijakan ini juga disusun dengan memperhatikan persyaratan
permodalan yang ditentukan oleh regulator.
BCA memiliki rencana permodalan yang disusun oleh Direksi sebagai bagian dari Rencana Bisnis Bank
dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Perencanaan ini diharapkan dapat memastikan tersedianya modal
yang memadai dan terciptanya struktur permodalan yang sehat. Rencana pengelolaan permodalan BCA
juga memperhatikan pengembangan bisnis para entitas anak serta kebutuhan permodalannya saat
ini dan perkiraan ke depannya.
BCA berupaya untuk terus memperkokoh permodalan Tier I sebagai salah satu langkah
persiapan diterapkannya Basel III. Pada tahun 2015, seluruh kebutuhan permodalan BCA dapat terpenuhi
dari pertumbuhan modal secara organik dengan didukung oleh proitabilitas Bank yang sehat.
Kecukupan Permodalan Dan Kebijakan Dividen BCA memiliki tingkat permodalan yang memadai
dengan modal secara konsolidasi sebesar 19,0 dan diatas persyaratan minimum sesuai proil risiko yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia, sehingga sangat memadai untuk mendukung rencana ekspansi
usaha bank maupun mengantisipasi seluruh risiko yang dihadapi.
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, BCA secara konsolidasi telah melakukan stress test untuk
risiko kredit, risiko pasar serta risiko likuiditas. Hasil stress test tersebut menunjukkan bahwa posisi
permodalan BCA masih dapat menutup kerugian yang ditimbulkan dari potensi risiko-risiko yang
dihadapi Bank maupun seluruh entitas anak.
Dalam mengelola permodalan, BCA mempertimbangkan kebijakan dividen yang
berimbang dimana penentuan dividend payout ratio
berdasarkan pencapaian proitabilitas BCA dan permodalan Bank serta mempertimbangkan
kepentingan pemegang saham.
Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis
Tinjauan Keuangan
90
PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015
Dalam beberapa tahun terakhir BCA secara bertahap telah menyesuaikan dividend payout ratio
untuk memperkuat permodalan, terutama dalam mendukung aktivitas perkreditan dan lini-lini bisnis
baru serta untuk membentuk permodalan dalam mempersiapkan implementasi Basel III.
Sehubungan dengan pembagian dividen terakhir, berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham
tanggal 9 April 2015, para pemegang saham menyetujui pemberian dividen tunai sebesar Rp 3,6
triliun atau Rp 148 per saham dibayarkan melalui dividen interim sebesar Rp 50 per saham pada 23
Desember 2014 dan dividen inal sebesar Rp 98 per saham yang dibayarkan pada 13 Mei 2015.
Pembagian dividen ini setara dengan dividend payout ratio sebesar 22,1 yang dibayarkan dari laba bersih
tahun 2014. Selanjutnya, BCA mendistribusikan sebagian porsi laba bersih tahun 2015 dalam bentuk
dividen interim sebesar Rp 55 per saham yang telah dibayarkan pada 9 Desember 2015.
Dividend Payout Ratio
32,3 25,6
24,0 20,8
22,1
2015 2014
2013 2012
2011
Kebutuhan Permodalan Anak-Anak Usaha Tingkat kebutuhan permodalan anak-anak usaha
BCA saat ini relatif belum signiikan dibandingkan posisi permodalan BCA. Bisnis anak-anak usaha
diproyeksikan akan tumbuh secara bertahap, memungkinkan Bank untuk memantau risiko secara
periodik dan untuk memenuhi setiap kebutuhan permodalan anak-anak usaha.
Pada tahun 2015, BCA dan para pemegang saham lainnya memberikan pinjaman subordinasi kepada
BCA Sekuritas sebesar Rp 150 miliar secara keseluruhan, dimana porsi BCA adalah sebesar Rp
112,5 miliar. Selanjutnya, dana tersebut digunakan oleh BCA Sekuritas untuk melakukan penyertaan
modal kepada BCA Life; guna mendukung pengembangan bisnis serta memperkuat tingkat
solvabilitas persyaratan Risk Based Capital - RBC BCA Life agar sesuai dengan ketentuan Pemerintah.
Pinjaman subordinasi ini telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan OJK pada
tanggal 20 Maret 2015.
BCA bersama BCA Finance telah melakukan penambahan modal kepada BCA Insurance sebesar
Rp 150 miliar secara keseluruhan porsi BCA
Rp 112,5 miliar dan porsi BCA Finance Rp 37,5 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan
usaha, memperkuat modal dan memperkuat tingkat solvabilitas BCA Insurance agar tetap berada pada
level yang sehat. Penambahan modal ini telah mendapatkan persetujuan dari OJK pada tanggal 26
Juni 2015.
Selain itu, BCA juga melakukan penambahan modal sebesar Rp 400 miliar kepada BCA Syariah, yang
digunakan untuk memperkuat modal BCA Syariah agar dapat masuk ke dalam kategori Bank BUKU II
dengan modal di atas Rp 1 triliun sehingga memiliki landasan yang lebih kuat untuk mengembangkan
produk-produk yang diijinkan sebagai bank syariah BUKU II.
Dengan adanya penambahan modal dan pinjaman subordinasi yang telah dilakukan oleh BCA selama
tahun 2015, diharapkan mampu meningkatkan pengembangan bisnis pada anak-anak usaha dan
memungkinkan BCA beserta anak – anak usaha untuk menyediakan produk dan layanan keuangan
secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan nasabah, sekaligus dapat berkontribusi bagi
proitabilitas BCA.
Posisi Permodalan BCA Pada tahun 2015 rasio kecukupan modal Capital
Adequacy Ratio–CAR BCA secara perusahaan induk tercatat sebesar 18,7 meningkat 180 bps
dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 16,9, sedangkan rasio CAR secara konsolidasi
tercatat sebesar 19,0.
91
PT Bank Central Asia Tbk Laporan Tahunan 2015
Modal inti Bank secara perusahaan induk pada akhir tahun 2015 mencapai Rp 83,7 triliun berkontribusi
95,2 terhadap total modal BCA, sedangkan modal pelengkap tercatat sebesar Rp 4,2 triliun atau 4,8
dari total modal BCA.
III. Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko