Kajian Evaluasi Efektivitas Pelaksanaan Stabilisasi Harga Beras melalui Operasi Pasar OP

229 LAPORAN TAHUNAN Annual Report Penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan Milik Negara; Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor S-09MBU2014 Tanggal 8 Januari 2014 perihal Rencana dan Anggaran Perusahaan Perum BULOG Tahun 2014; Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor S-304MBU2014 Tanggal 12 Mei 2014 Perihal Pengesahan Rencana Jangka Panjang Tahun 2014-2018 Perum BULOG.

2. Kajian Evaluasi Efektivitas Pelaksanaan Stabilisasi Harga Beras melalui Operasi Pasar OP

Kajian ini bertujuan i Menggambarkan berbagai alur proses pelaksanaan operasi pasar yang ada, ii Mengetahui struktur harga pada masing-masing pelaku usaha pemasaran beras, iii Membandingkan struktur harga tersebut antara adanya OP dan tidak ada OP sebelum dan sesudah OP, danatau struktur harga OP dan struktur harga yang berlaku secara normal, iv Menggambarkan penerimaan dan tanggapan konsumen dengan pelaksanaan OP dan v Merumuskan usulan mekanisme pelaksanaan stabilisasi harga beras melalui kegiatan OP terutama untuk mengurangi dampak negatif akibat instabilisasi harga. Penelitian dilakukan di 9 provinsi yaitu Sumatera Utara, Riau dan Kepri, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua. Secara singkat, hasil kajian menunjukkan bahwa alur pelaksanaan Operasi Pasar OP beras dengan mengunakan CBP dilakukan setelah Perum BULOG menerima Instruksi OP dari Menteri Perdagangan RI dan selanjutnya Perum BULOG melalui DivreSubdivre melakukan koordinasi dengan pihak PemprovPemkabPemkot untuk rencana pelaksanaan OP yang meliputi penetapan HET, lokasi pelaksanaan, mekanisme, monitoring, dsb. Mekanisme OP sendiri dapat dilakukan Satgas OP yang dibentuk oleh Divre Subdivre danatau menggunakan Penyalur Non Satgas yang berupa badan usahapedagang besarpedagang eceran, instansi, dan kelompok masyarakat yang ditunjuk oleh pihak Pemerintah PusatDaerah. Perkembangan harga beras eceran di tingkat konsumen di Jakarta data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok SP2KP Kementerian Perdagangan of Long-Term Plan of State-Owned Company; Letter of the State Minister for State-Owned Enterprises Number S-09 MBU 2014 dated January 8, 2014 regarding the Plan and Budget of Perum BULOG Year 2014; Letter of the Minister of State-Owned Enterprises Number S-304 MBU 2014 Date May 12, 2014 Subject to Ratiication of Long Term Plan Year 2014-2018 Perum BULOG. 2. Evaluation Review on the Effectiveness of Rice Price Stabilization Implementation through Market Operation OP The review aims to i describe the various processes for the implementation of existing market operations, ii to know the price structure of each rice marketing business executors, iii compare the pricing structure between the OP and no OP before and after the OP , And or OP price structure and normal price structure, iv Describe the acceptance and response of consumers with the implementation of the OP and v Formulate the proposed mechanism of stabilizing rice prices through OP activities primarily to reduce negative impacts due to price stabilization. The study was conducted in 9 provinces, namely North Sumatra, Riau and Riau Islands, DKI Jakarta, West Java, East Java, West Kalimantan, East Kalimantan, South Sulawesi, and Papua. Briely, the results of the study indicate that the low of rice market operation OP implementation using CBP is done after BULOG Perum receives OP Instructions from the Minister of Trade of RI and subsequently Perum BULOG through Divre Subdivre coordinates with the Provincial Government Pemkab Pemkot for the implementation of OP Which includes the determination of HET, location of implementation, mechanisms, monitoring, etc. OP mechanisms can be carried out by the OP Task Force established by Divre Subdivre and or using Non- Task Force distributors in the form of business entities wholesalers retail traders, agencies, and community groups designated by Central Regional Government. The development of retail price of rice at consumer level in Jakarta Data from Market of Main Needs Monitoring System SP2KP of Ministry of Trade from 230 LAPORAN TAHUNAN Annual Report dari bulan Januari sampai bulan April 2016 cenderung meningkat. Sedangkan harga beras tingkat grosir data PIBC berlaku sebaliknya, yaitu perkembangan harga dari bulan Januari sampai bulan April 2016 cenderung menurun. Seiring dengan berjalannya pelaksanaan OP, perkembangan harga konsumen tingkat nasional mengalami peningkatan dari awal tahun sampai minggu pertama Februari, setelah itu harga relatif stabil dan cenderung mengalami penurunan. Tingkat penilaian konsumen terhadap kinerja pelaksanaan operasi pasar yang tertinggi adalah adanya manfaat OP yang dinilai dapat meringankan membantu beban konsumen dalam membeli beras. Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan pelaksanaan OP pada awal tahun 2016. Harga Beras OP masih di bawah harga beras yang berlaku di pasaran umum, sedangkan kualitas beras OP jenis Thailand dan Vietnam dengan kandungan broken sekitar 15 persen relatif baik. Pelaksanaan Operasi Pasar melalui pedagang besar seperti pedagang induk Cipinang, secara operasional lebih eisien karena BULOG tidak perlu melibatkan banyak personil, lebih hemat dari segi waktu dan biaya, dan memiliki cakupan wilayah yang lebih luas. Namun mekanisme ini dinilai kurang efektif dalam meredam harga beras di tingkat konsumen. Mekanisme lain yaitu Operasi pasar OP langsung kepada konsumen melalui Satgas OP membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga bagi BULOG. BULOG harus menyiapkan personil untuk melayani konsumen di pemukimankelurahan di beberapa titik distribusi OP dan menyiapkan sarana tranportasi pengangkut beras OP dari gudang ke titik jual OP. Pelaksanaan OP secara langsung lebih menjamin beras yang diterima konsumen sudah tepat dari segi harga dan jumlah. Kalaupun ada penyimpangan, maka nilai penyimpangannya itu relatif jauh lebih kecil dibandingkan dengan penyimpangan jika OP dilakukan melalui pedagang besar. Mekanisme pelaksanaan stabilisasi harga beras melalui kegiatan OP yang diusulkan agar dapat mengurangi dampak negatif akibat instabilisasi harga adalah dengan mengutamakanmemperbanyak distribusi beras OP langsung kepada konsumen, baik melalui Satgas, outlet-outlet beras BULOG, atau pedagang pengecer January to April 2016 tends to increase. Whilst the wholesale price of rice PIBC data applies vice versa, ie price growth from January to April 2016 tends to decrease. As the implementation of the OP progresses, the national consumer price developments increase from the beginning of the year to the irst week of February, after which prices are relatively stable and tend to decrease. The level of consumer appraisal on the performance of the highest market operation is the beneit of OP which is considered able to ease burden consumers in buying rice. Overall, it can be said that consumers are satisied with the implementation of OP in early 2016. OP Rice prices are still below the price of rice prevailing in the general market, while the quality of OP Thailand and Vietnam with a broken about 15 percent is relatively good. Implementation of Market Operations through wholesalers such as Cipinang parent traders, is operationally more eficient because BULOG does not need to involve many personnel, is more cost-effective in terms of time and cost, and has a wider coverage area. However, this mechanism is considered less effective in reducing the price of rice at the consumer level. Another mechanism of market operation OP directly to consumers through Satgas OP requires more time and energy for BULOG. BULOG should prepare personnel to serve the consumers in the settlements kelurahan at some OP distribution points and prepare the means of transporting the OP rice carriers from the warehouse to the selling point of the OP. Implementation of direct OPs ensures that rice received by consumers is appropriate in terms of price and quantity. Even if there is a deviation, the value of deviation is relatively much smaller than the deviation if the OP is done through a wholesaler. The mechanism of stabilizing rice prices through proposed OP activities in order to mitigate the negative impacts caused by price stabilization is by prioritizing distributing OP direct rice to consumers, either through Satgas, BULOG rice outlets, or retailers that can guarantee rice to consumers With a predetermined 231 LAPORAN TAHUNAN Annual Report yang dapat menjamin beras sampai ke konsumen dengan harga yang telah ditentukan. Sedangkan untuk wilayah-wilayah dimana BULOG tidak dapat melakukan OP langsung kepada konsumen, BULOG dapat bekerjasama dengan pedagang besar yang mempunyai jaringan untuk melakukan OP dengan aturanketentuan yang disertai dengan pengawasan memadai. OP sebaiknya bersifat antisipatif, yakni dilakukan sebelum terjadi gejolak harga beras yang biasanya terjadi pada bulan-bulan paceklik, hari-hari besar keagamaan, dan saat tidak adanya penyaluran RASTRA. OP dilaksanakan di lokasi-lokasi strategis dengan tingkat kebutuhan beras tinggi atau padat penduduk. Untuk memberikan dampak penurunan harga yang lebih luas maka OP sebaiknya menggunakan beras multikualitas, bukan saja pada harga beras jenis medium, namun juga jenis premium.

3. FGD Pengelolaan Komoditas Padi, Jagung, Kedelai Oleh Perum BULOG