240
LAPORAN TAHUNAN Annual Report
minyak tanah agar memiliki karakteristik yang sama dengan minyak tanah. Burner LPG tidak memerlukan
biaya investasi dan perawatan yang tinggi, namun penggunaannya di beberapa tempat terkendala oleh
harganya yang relatif mahal dan ketersediaannya yang terbatas. Oleh karena itu, burner ini akan relatif lebih
ekonomis jika dipasang di daerah dengan harga LPG murah dan tingkat ketersediaan yang melimpah serta
kapasitas dryer yang tidak terlalu besar.
Tungku sekam memerlukan biaya investasi dan perawatan yang relatif lebih tinggi. Namun demikian,
biaya investasi ini akan tertutupi oleh biaya operasional pengeringan yang rendah dengan catatan bahwa
kegiatan pengolahan gabah ke beras dilakukan secara berkelanjutan. Hasil simulasi biaya pengeringan
untuk DC Ex. BUKOPIN menunjukkan bahwa tungku sekam memiliki biaya pengeringan paling rendah
sebesar Rp96,83kg diikuti solar Rp165,90kg dan LPG Rp255,80kg. Dalam penggunaan tungku sekam perlu
diperhatikan keseimbangan antara volume kegiatan pengeringan dan penggilingan, karena bahan bakar
tungku akan sangat tergantung kepada seberapa banyak sekam yang dihasilkan dari kegiatan penggilingan. DC
Ex. BUKOPIN dengan lingkungan UPGB yang berprioritas pada kegiatan pengolahan paddy to rice lebih sesuai
menggunakan tungku sekam dibandingkan DC Ex. BUKOPIN dengan lingkungan UPGB yang berprioritas
pada kegiatan pengolahan rice to rice.
9. Kajian Efektivitas Penggunaan Closed Circuit Television CCTV di Gudang-Gudang Perum
BULOG Kajian ini bertujuan
untuk melihat efektivitas penggunaan CCTV dan
rekomendasi pengembangan implementasi CCTV di
gudang-gudang Perum BULOG, diantaranya : i
Mengetahui pemasangan CCTV di gudang dapat
berfungsi secara efektif; ii Mengetahui tanggapanpendapat pimpinan di tingkat
Divre dan Subdivre terhadap pemasangan CCTV di gudang-gudang Perum BULOG; iii Mengetahui
kelebihan dan kekurangan yang dirasakan oleh kerosene. LPG burners do not require high investment
and maintenance costs, but their use in some places was constrained by their relatively expensive price
and limited availability. Therefore, this burner will be relatively more economical if installed in areas with low
LPG prices and abundant availability and low capacity of the dryer.
The husk furnace requires relatively higher investment and maintenance costs. However, these investment
costs will be covered by low drying operations costs with the record that the processing of grain to rice was
sustainable. The simulation result of drying cost for DC Ex.BUKOPIN shows that the husk furnace has the
lowest drying cost of Rp96,83 kg followed by diesel Rp165,90 kg and LPG Rp255,80 kg. In the use of
the husk furnace it is necessary to consider the balance between the volume of drying and grinding activities,
since the fuel of the furnace will depend largely on how much chaff results from the grinding activity.
DC Ex.BUKOPIN with UPGB environment prioritized on grain to rice processing activities more suited to
using husk furnace than DC Ex.BUKOPIN with UPGB environment priority on rice to rice processing.
9. Review on the Effectiveness of Closed Circuit Television CCTV Usage in Perum BULOG
Warehouses The review aims to see the
effectiveness of the use of CCTV and recommendations
for the development of CCTV implementation in Perum
BULOG warehouses, including: i Knowing the installation
of CCTV in the warehouse can function effectively; ii To
know the responses opinions
of leaders at the Divre and Subdivre levels on the installation of CCTV in Perum BULOG warehouses;
iii To know the advantages and disadvantages felt by the warehouse personnel in the presence of CCTV
241
LAPORAN TAHUNAN Annual Report
personil gudang dengan adanya pemasangan CCTV; iv Menganalisa hasil uji coba pemasangan CCTV di
gudang-gudang dan rencana penerapannya secara luas di seluruh gudang Perum BULOG; dan v Mengetahui
ketersediaan dan kesiapan SDM yang bertugas mengelola dan memantau CCTV di gudang-gudang
Perum BULOG.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam kajian ini adalah melalui wawancara yang
dipandu dengan pengisian kuesioner. Wawancara dilakukan dengan pendekatan kualitatif secara
mendalam dengan melibatkan responden dari beberapa unsur meliputi Kadivre, Kasubdivre, Kepala
gudang, Staf gudang dan petugas keamanan gudang. Untuk melengkapi data yang diperoleh, akan dilakukan
studi banding ke instansiperusahaan yang mengelola barangkomoditi di gudang dan telah menggunakan
CCTV untuk pengamanan di gudangnya.
Penetapan sampel lokasi kajian dilakukan melalui teknik purposive sampling berdasarkan atas rencana
penerapan CCTV tahun 2016 oleh Divisi Pergudangan, Persediaan Angkutan P2A, meliputi : Divre DKI
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Evaluasi
pelaksanaan uji coba penggunaan CCTV oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. yang telah dilakukan di
Komplek Pergudangan Sunter Timur Divre DKI Jakarta dan Banten serta Komplek Pergudangan Karawang di
Divre Jawa Barat. Pada kegiatan evaluasi ini, dilakukan wawancara kepada Kadivre, Wakadivre, Kabid, dan
Kepala Gudang terkait.
Dari hasil wawancara tersebut, pada prinsipnya unsur perangkat divre sampai gudang sangat mendukung
rencana pemasangan CCTV di gudang-gudang Perum BULOG terutama untuk meningkatkan fungsi
pengawasan kegiatan operasional dan stok di wilayah kerja mereka. Diskusi dengan PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. selaku penyedia layanan Proof of Concept POC solusi layanan CCTV. Diskusi ini
dilakukan untuk memperoleh gambaran dan masukan terkait pelaksanaan uji coba selama 2 dua bulan
tersebut. installation; iv Analyze the results of CCTV installation
trials in warehouses and its widespread implementation plan throughout the Perum BULOG warehouse; and
v to know the availability and readiness of human resources managing and monitoring CCTV in Perum
BULOG warehouses.
The instrument used for data collection in this study was through interviews guided by questionnaires.
Interviews were conducted with a qualitative approach in depth by involving respondents from several
elements including Kadivre, Kasubdivre, warehouse head, warehouse staff and warehouse security oficer.
To complete the data obtained, a comparative study will be conducted to agencies companies that manage
goods commodities in the warehouse and have used CCTV for security in their warehouse.
Determination of sample of study location was done by purposive sampling technique based on
CCTV implementation plan in 2016 by Division of Warehousing, Inventory Transportation P2A,
covering: DKI Banten, West Java, Central Java, East Java, South Sulawesi, and Nusa Tenggara Barat.
Evaluation of the implementation of trial use of CCTV by PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Which has been
done in the East Sunter Warehousing Complex Divre DKI Jakarta and Banten and Warehouse Warehousing
Complex in Divre West Java. In this evaluation activity, interviews were conducted with Kadivre, Wakadivre,
Kabid, and Head of Warehouse.
From the results of the interviews, in principle, the elements of divre to warehouse devices strongly support
CCTV installation plans in Perum BULOG warehouses, especially to improve the function of supervision of
operational activities and stocks in their work areas. Discussion with PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. As
a provider of Proof of Concept POC service solutions CCTV. This discussion was conducted to obtain a
description and input related to the implementation of the trial for 2 two months.
242
LAPORAN TAHUNAN Annual Report
Berdasarkan hasil POC, penggunaan sistem CCTV bermanfaat untuk memantau kegiatan yang terjadi
di dalam unit gudang dan gerbang masuk Komplek Pergudangan BULOG. Hasil monitoring dapat
digunakan untuk beberapa hal: a. Mengontrol seluruh kegiatan yang terjadi di
gudang selama 24 jam b. Melihat kesesuaian pelaksanaan operasional
bongkar muat komoditas di gudang sesuai dengan SOP
c. Meminimalisasi risiko terjadi fraud di dalam unit gudang
d. Mengurangi risiko kehilangan komoditas dalam jumlah kecil maupun besar
e. Mengawasi kegiatan yang terjadi di gerbang masuk gudang
f. Menjadi data dalam bentuk video yang dapat digunakan pada saat yang dibutuhkan
Kunjungan lapang ke PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT Sumbersolusindo Hitect selaku vendor
penyedia CCTV dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai type, merk, spesiikasi CCTV dan
layanan yang dapat diberikan untuk Perum BULOG. Pada dasarnya semua jenis, tipe dan merk CCTV
tersedia, semua tergantung anggaran dan kebutuhan pengguna.
Dilakukan studi banding aplikasi CCTV ke PT Bandha Ghara Reksa PT BGR Kelapa Gading. Pemilihan
PT BGR sebagai salah satu lokasi tujuan studi banding didasarkan pada pertimbangan kesamaan
pengelolaan gudang dan logistik dengan Perum BULOG. Penggunaan CCTV di PT Bandha Ghara Reksa
merupakan salah satu dari bagian sistem keamanan gudang. Area pergudangan PT BGR sudah steril dari
sejak di gerbang masuk komplek. Gudang-gudang di kompleks BGR pun sudah menggunakan sistem
barcode dan RFID untuk menunjang faktor keamanan, serta dikelola khusus oleh unit tersendiri diluar kepala
gudang.
Ada 3 tiga metode pemasangan CCTV yang umum digunakan yaitu dengan sistem beli putus,
sewa beli dan sewa murni. PT BGR menggunakan metode pembelian CCTV beli putus dan melakukan
Based on the results of POC, the use of CCTV system was useful to monitor the activities that occur within
the warehouse unit and the entrance gate BULOG Warehousing Complex. The results of monitoring can
be used for several things: a. Control all activities that occur in the warehouse
for 24 hours b. Monitoring the conformity of operational
implementation of commodities loading and unloading at the Warehouse in accordance with
SOP c. Minimize the risk of fraud within the warehouse
unit d. Reduce the risk of loss of commodities in small or
large quantities e. Supervise activities that occur at the entrance of the
warehouse f. Compiled data in the form of video that can be
used at any time needed Field trip to PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. And PT
Sumbersolusindo Hitect as vendor of CCTV provider was accomplished to get description about type,
brand, CCTV speciication and service that can be given to Perum BULOG. Basically all types, types and brands
of CCTV are available, all depending on budget and user needs.
Comparative study of CCTV application to PT Bandha Ghara Reksa PT BGR Kelapa Gading. The selection
of PT BGR as one of the objectives of the comparative study was based on the consideration of the similarity
of warehouse and logistic management with Perum BULOG. The use of CCTV in PT Bandha Ghara Reksa
is one of the warehouse security systems. Area warehousing PT BGR has been sterilized ever since at
the complex entrance gate. The warehouses at the BGR complex have already used barcode and RFID systems
to support the security factor, as well as managed exclusively by separate units outside the head of
warehouse.
There are 3 three methods of installation of CCTV commonly used with breaking out system, lease
purchase and pure lease. PT BGR uses the CCTV purchase method buy off and performs its own
243
LAPORAN TAHUNAN Annual Report
maintenanceperawatannya sendiri. Berbeda dengan metode sewa beli atau sewa murni, walau barang tidak
menjadi milik kita namun untuk perawatan dan apabila ada kerusakan masih menjadi tanggung jawab dari
vendor. Perangkat CCTV yang digunakan PT BGR jenis ix camera kamera statis dan dipasang di tiap pintu
gudang dan tempat beraktiitas, dimana dalam satu gudang dengan 4 pintu terdapat 8 CCTV 4 di masing-
masing pintu gudang dan 4 di dalam gudang.
Implementasi layanan CCTV membutuhkan kesiapan baik secara infrastruktur maupun kesiapan SDM.
Dalam implementasi CCTV, salah satu aspek yang menjadi perhatian utama adalah ketersediaan sumber
daya dan perawatan perangkat CCTV. Hal ini penting untuk memastikan sistem CCTV dapat berjalan secara
optimal dan berkesinambungan. Perawatan perangkat CCTV sendiri membutuhkan kesadaran dari para pihak
yang terlibat langsung dengan kegiatan yang dilakukan di lingkungan pergudangan. Dengan kesiapan
tersebut, diharapkan implementasi CCTV di wilayah pergudangan dapat membawa manfaat yang besar,
terutama untuk menunjang kegiatan operasional dan eisiensi biaya.
10. Kajian Sistem Penyimpanan Komoditas Jagung: Metode, Perawatan, Pengendalian, Monitoring,