dengan membagi potongan daging parjambaran kepada kelompok suhi ampang na opat, hingga implementasi komunikasi yang dilakukan dengan kegiatan tari manortor
bersama. Situmorang, 1983:5 Kegiatan manortor adalah bagian dari konsep marmusik bagi masyarakat
Batak Toba. Seperti, kegiatan ritual upacara bius, upacara religi ugamo malim dan upacara perkawinan, selalu memakai alat musik pengiring Sihombing, 1989: 289.
Adat Batak Toba dalam perjalanannya berhadapan dengan perubahan sosial masyarakat pengguna kebudayaan ini.
2.6.1. Upacara Adat Kelahiran
Wujud budaya Batak Toba sebagai sumber sikap perilaku dalam kehidupan sehari-hari, tampak dalam sistem yang digunakan di masyarakat Batak Toba itu
sendiri. Kekerabatan yang ada pada masyarakat ini berhubungan dengan fase kelahiran yang menimbulkan kekerabatan, baik vertikal maupun horizontal. Inisiasi
kelahiran memulai tahapan kedudukan kekerabatan seorang Batak Toba pada sistem kemasyarakatan yang berlaku. Sebab nilai yang terdapat pada kekerabatan itu,
memunculkan identitas baru pada marga dan atau garis keturunan dengan dimulainya tarombo atau silsilah. Penghargaan masyarakat Batak Toba terhadap marga dan
silsilahnya, ditunjukkan dengan kedudukan yang dimiliki seseorang bagi kelompok keluarga dan masyarakat sekaitan dengan Dalihan Na Tolu. Arti kelahiran yang
menentukan kedudukan seseorang Batak Toba. Anak sulung dalam satu keluarga merupakan mataniari binsar atau matahari terbit, dipandang sebagai orang yang
memiliki wibawa kebijaksanaan, adik-adiknya yang lahir kelak akan merasakan satu
Universitas Sumatera Utara
wibawa anak sulung dalam keluarga sebagai wakil dari ayah. Hal itu tampak, saat dimana seorang anak sulung mengambil keputusan yang mengikat dan mutlak diikuti
oleh semua saudaranya yang menerima keputusan itu. Dalam beberapa kasus terhadap keputusan yang diambil anak sulung tidak diterima oleh sesama saudaranya
dan meniumbulkan konflik, penyelesaiannya adalah menyerahkan persoalan itu kepada Tulang itu Sipupus Sambubu pembelai kepala sebagai pengambil keputusan
terakhir yang dianggap merupakan wujud Tuhan dalam masyarakat Batak Toba.
2.6.2. Upacara Perkawinan Adat Na Gok
Dalam adat Batak Toba, tahapan yang dilakukan dalam upacara perkawinan tgerdiri dari beberapa tahapan yang dibagi menjadi 3 tiga tingkatan:
a. Unjuk: adalah ritus perkawinan yang dilaksanakan berdasarkan semua
prosedur adat Batak dalihan na tolu sebagai tata upacara ritus perkawinan biasa.
b. Mangadati: ritus perkawinan yang dilaksanakan tidak berdasarkan adat
Batak dalihan na tolu, pasangan yang bersangkutan mangalua atau kawin lari, tetapi ritusnya sendiri dilakukan sebelum pasangan tersebut
memiliki anak.
c. Pasahat sulang-sulang ni pahoppu: ritus perkawinan yang dilakukan di luar