Konteks Historis: Batak Toba di Bona Pasogit

2.5. Konteks Historis: Batak Toba di Bona Pasogit

Secara umum, masyarakat Batak Toba bermukim di wilayah pegunungan di Tapanuli ataupun di tanah perantauan adalah sama. Orang di luar kelompok masyarakat ini, sering menyebut dengan orang Batak yang menunjukkan identitas mereka sebagai etnis Batak. Namun lebih cenderung konotosi penyebutan ini terarah pada Batak Toba. Tidak seperti pada penyebutan bagi masyarakat Batak lain yang berasal dari Pakpak misalnya, sering disebut dengan orang Pakpak bukan orang Batak Pakpak atau kelompok subetnis Batak lainnya. Batak Toba merupakan istilah yang sering digunakan untuk mengkaji kelompok masyarakat ini. Penyebutan nama Batak Toba sering dikonotasikan oleh pemilik kebudayaan ini sebagai “Batak yang sebenarnya”. Penggunaan nama ini dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda. Pertama, penyebutan Batak bagi penganut agama Islam dari sub kultur Tapanuli bagian selatan dan sebagian kelompok di Sumatera Utara bagian timur Asahan dan Labuhan Batu, mereka tidak mau disebut sebagai suku Batak, namun sebagian dari mereka menerima akan hal ini. Hal yang melatarbelakangi, adanya istilah-istilah yang ditujukan bagi nama Batak dengan konotasi buruk. Misalnya, penyebutan dengan nama “Batak makan orang; Batak makan babi; atau Batak berekor” menjadikannya sebagai nama yang tidak enak untuk di dengar. Kelompok- kelompok masyarakat ini, tidak mau menerima cap seperti istilah yang disebutkan di Universitas Sumatera Utara atas, mereka lebih memilih tidak menggunakan label Batak dalam kehidupan tradisinya. Kedua, bagi masyarakat Batak Toba yang bermukim di wilayah bona pasogit 29 Identitas orang Batak Toba yang tinggal di Bona Pasogit, dapat dilihat dari kultur eksogami marga yang terdapat dalam daerah kebudayaan di seluruh wilayah tempat orang Batak bermukim. Terdapat 4 empat wilayah kultur yang didiami oleh orang Batak di bona pasogit. , sering mengklaim bahwa sub kultur merekalah yang dianggap asli. Masyarakat Batak Toba yang tinggal di Rura Silindung sebelah barat daya danau Toba pada umumnya lebih memilih dirinya sendiri sebagai halak Batak orang-orang Batak atau halak silindung orang-orang silindung yang pada awalnya sebagai kabupaten pertama di Tapanuli. Namun, persepsi lain menyebutkan bahwa dalam penyebutan “halak Batak” sering kali merujuk pada kelompok masyarakat yang bermukim di sekitar tepian danau Toba. Pertama, bagi kelompok kultur Batak Toba yang tinggal di kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari kelompok masyarakat heterogen. Di lembah Silindung meliputi Tarutung, Siatas Barita, Sipoholon bermukim masyarakat mayoritas dari keturunan kelompok marga Guru Mangaloksa dan keturunan marga Naipospos, 29 Bona pasogit, tempat bermukimnya masyarakat Batak di sekitar pegunungan Bukit Barisan, hidup dalam kelompok-kelompok yang terbagi dengan area culture sesuai dengan sub kulturnya. Terbagi atas 4 empat sub kultur dengan penyebutan “halak” masyarakat, yaitu: “halak Samosir” kelompok masyarakat yang bermukim di pulau Samosir - kabupaten Samosir, “halak Toba” kelompok masyarakat yang tinggal di Toba Holbung - kabupaten Toba Samosir sekarang, “halak Humbang” masyarakat yang tinggal di dataran tinggi Humbang - kabupaten Humbang Hasundutan dan “halak Silindung” adalah masyarakat yang bermukim di Silindung kabupaten Tapanuli Utara. Universitas Sumatera Utara seperti marga Simorangkir, Panggabean, Lumban Tobing, Sitompul, Hutagalung, Hutapea, Hutabarat, Situmeang, Sipahutar, Hutauruk dan marga lainnya. Di dataran rendah bagian timur Tapanuli Utara yaitu di wilayah Pahae-Sarulla meliputi Pahae Julu, Pahae Jae, Simangumban dan Purba Tua terdapat kelompok masyarakat heterogen dari berbagai marga seperti Sitompul, Simanjuntak, Simatupang, Hutabarat dan marga lainnya. Di bagian selatan Tapanuli Utara yang meliputi Adian Koting, Pagaran Pisang, Aek Raisan terdapat kelompok marga Hutagalung, Hutabarat dan marga lainnya. Di bagian barat Tapanuli Utara yang meliputi Parmonangan, Huta Tinggi, Dolok Imun dan Pagaran terdapat kelompok marga Aritonang, Manalu, Silaban, Sinaga, Simatupang dan marga lainnya. Sedang di bagian utara Tapanuli Utara yang meliputi wilayah kultur Humbang antara lain Siborongborong, Butar, Huta Raja, Bahal Batu, Hutaginjang dan Muara terdapat kelompok mayoritas marga Sihombing, Simanjuntak, Tampubolon, Siahaan, Aritonang, Simatupang, Siregar dan kelompok marga lainnya. Sedang di belahan tanah tinggi Humbang Habinsaran yang meliputi Sipahutar, Onan Runggu, Pangaribuan dan Garoga, terdapat kelompok marga Silitonga, Siregar, Simanjuntak, Gultom, Panjaitan, Harianja dan Pakpahan. Kedua, daerah kultur yang ditempati orang Batak Toba di Humbang, sekarang menjadi kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari kelompok marga-marga besar yang mendiami beberapa wilayah di daerah ini. Seperti di bagian timur Humbang Hasundutan yang meliputi wilayah Paranginan, Lintong ni Huta, Silaban, Dolok Margu dan Bakara, terdapat kelompok mayoritas marga Simatupang, Sihombing, Siregar, Sihotang, Sinaga dan marga lainnya. Di belahan selatan Humbang Universitas Sumatera Utara Hasundutan yang meliputi daerah Bonan Dolok, Purba Tua dan Sijamapolang terdapat kelompok marga Manalu, Silaban, Aritonang dan marga-marga lainnya. Pada bagian barat Humbang Hasundutan yang meliputi daerah Onan Ganjang, Parbotihan, Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang terdapat kelompok marga heterogen. Antara lain, Nainggolan, Sihotang, Limbong, Munthe, Marbun dan marga-marga lain yang bermukim di daerah itu. Pada bagian utara Humbang Hasundutan yang meliputi daerah Pollung, Hutagalung, Sigalingging dan perbatasan Tele, terdapat kelompok marga Sigalingging, Sihite, Sihotang dan marga-marga lainnya. Sedang di daerah pusat Humbang Hasundutan yang meliputi Dolok Sanggul, Sirisirisi, Matiti dan Simangaronsang terdapat marga besar seperti Sihite, Manullang, Simamora, Purba, Simatupang dan marga pendatang lainnya. Ketiga, orang Batak yang bermukim di wilayah Toba Holbung yang dikenal dengan kabupaten Toba Samosir terbagi atas beberapa wilayah kelompok marga. Di arah timur Toba Samosir yang meliputi daerah Parsoburan, Borbor, Sibosur, Matio dan Habinsaran terdapat kelompok marga orang Batak seperti Pardosi, Pane, Pasaribu, Lubis, Naiborhu, Hasibuan, Siagian, Tanjung dan marga pendatang yang terdapat di wilayah itu. Pada bagian selatan Toba Samosir yang meliputi wilayah Silaen, Sitorang, Nassau, Pintu Pohan Maranti, Siantar Narumonda terdapat kelompok marga Sitorus, Panjaitan, Silitonga, Marpaung, Sihotang, Silaen, Sarumpaet dan marga lain. Di arah barat daya Toba Samosir yang meliputi wilayah Tampahan, Balige, Laguboti, Sigumpar terdapat marga Simanjuntak, Siahaan, Tampubolon, Silalahi, Pangaribuan, Hutapea, Hutahaean, Sibarani, Tambunan, Universitas Sumatera Utara Simatupang dan marga lain yang sudah mendiami daerah ini cukup lama. Pada bagian utara Toba Samosir yang meliputi wilayah Uluan, Bonatua Lunasi, Porsea, Lumban Julu, Ajibata dan Parmaksian terdapat marga Sitorus, Hutapea, Manurung, Sirait, Butarbutar, Sinurat, Simangunsong dan marga-marga lain. Keempat, wilayah yang didiami orang Batak di pulau Samosir dapat diidentifikasi dari tempat pemukiman marga-marga besar di wilayah ini. Masing- masing, di timur Samosir yang meliputi wilayah Simanindo, Ambarita, Sidabutar, Tomok, Tuktuk Siadong, Parmonangan dan Lontung terdapat marga-marga Sidabutar, Sinaga, Nadeak, Simbolon, Rumahorbo, Siallagan dn Silalahi. Di bagian Selatan Samosir yang meliputi wilayah Nainggolan, Lontung, Lagundi, Onan Runggu, Sirait, Mogang, terdapat marga-marga Nainggolan, Sinaga, Parhusip, Lumban Raja, Siringoringo, Samosir, Gultom, Pakpahan dan marga lainnya. Di belahan barat Samosir yang meliputi wilayah Sitiotio, Harian, Hatoguan, Palipi, Sianjur Mulamula, Sihotang terdapat marga Sinaga, Simbolon, Situmorang, Nadeak, Sitanggang, Sitohang dan marga-marga lain. Sedang di bagian utara Samosir yang meliputi wilayah Pangururan, Ronggur ni Huta, Buhit, Ria Niate terdapat marga Simbolon, Sitanggang, Simarmata, Gultom, Manihuruk, Sidauruk dan marga lain yang sudah menetap di daerah itu. Universitas Sumatera Utara Gambar No. 1: Daerah Pemukiman Orang Batak Toba Sumber: Koentjaraningrat, 1995:97

2.5. Diaspora Masyarakat Batak Toba