ObservasiTeknik Pengumpulan Data Metodologi Penelitian

diharapkan akan memperoleh kebenaran ilmiah dari suatu penelitian, maka tentulah diperlukan teknik penelitian yang ilmiah pula. Cara dimaksud disebut metode ilmiah. Metode ilmiah ini dapat dipahami sebagai cara menerapkan prinsip kebenaran terhadap penemuan, pengesahan maupun penjelasan tentang kebenaran, atau merupakan penelusuran terhadap sesuatu untuk mengungkapkan dan menjelaskan interelasi atau hubungan satu sama lain. Seperti pengertian metode ilmiah yang menyebutkan: “…cara dan sekaligus proses berlangsungnya kegiatan membangun ilmu pengetahuan dari pengetahuan yg masih bersifat pra-ilmiah yg dilakukan secara sistematis dan mengikuti azas pengaturan yang memiliki validitas ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan” Fathoni, 2006: 57.

1.6.1. ObservasiTeknik Pengumpulan Data

Observasi atau pengamatan sebagai suatu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengacu kepada Harsja W. Bachtiar dalam Koentjaraningrat 1991: 108 mengatakan bahwa usaha pengamatan atau observasi yang cermat, dapat dianggap merupakan salah satu cara penelitian ilmiah yang paling sesuai bagi para ilmuan dalam bidang ilmu-ilmu sosial di negara-negara yang belum dapat mengembangkan prasarana penelitian yang memerlukan biaya amat banyak. Pengumpulan bahan keterangan mengenai kenyataan yang hendak dipelajari dengan menggunakan cara pengamatan, dapat diselenggarakan oleh seorang peneliti atau kelompok peneliti. Universitas Sumatera Utara Secara kebetulan penulis bertempat tinggal di daerah komunitas orang Batak di Tapanuli, oleh karena itu sejak rancangan penelitian ini dilakukan penulis melakukan dua 2 hal bentuk pendekatan. Pertama, setiap menerima undangan adat Batak, penulis berusaha mengadakan tanya jawab dengan peserta upacara di tempat upacara berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Kedua, secara berkala mendatangi para seniman musik Batak maupun dan pemusik kelompok musik tiup, baik untuk mengadakan wawancara, maupun untuk mendapatkan informasi tentang kapan dan dimana mereka mengadakan pertunjukan, khususnya dalam konteks penggunaan instrumen musik dalam upacara adat. Sehingga penulis dapat mengamati suatu upacara adat secara lengkap mulai dari awal sampai akhir, dimana satu konteks pelaksanaan biasanya berlangsung selama sehari. Fokus perhatian pada saat itu adalah mengamati bagaimana minat masyarakat di tempat tersebut terhadap musik pengiring, mengamati bagaimana suasana di tempat pelaksanaan pertunjukan, mengamati jenis-jenis musik yang ditampilkan, tarian yang dilakukan, serta hal-hal lain yang terjadi pada pelaksanaannya. Berkaitan dengan konteks upacara adat istiadat yang menggunakan musik, penulis juga telah berulang kali melakukan pengamatan secara terlibat maupun tidak terlibat terhadap jenis upacara yang menggunakan gondang sabangunan, keyboard sulim ataupun ensembel musik tiup sebagai musik pengiring pelaksanaan upacaranya. Pengamatan secara terlibat maksudnya, penulis datang sebagai undangan adat karena memiliki hubungan kekerabatan dengan yang mengadakan upacara. Pengamatan Universitas Sumatera Utara secara tidak terlibat berarti penulis datang secara sengaja mengamati suatu upacara tanpa ada hubungan kekerabatan dengan upacara tersebut. Berdasarkan penelitian di lapangan, penulis menemukan beberapa fakta yang cukup menarik, ensembel musik tiup yang digunakan dalam upacara adat tersebut telah merupakan alat musik yang sangat familiar memasyarakat bagi seluruh kalangan masyarakat Batak Toba karena hampir seluruh golongan usia dari anak- anak sampai orang tua, sangat menikmati dan menyukainya. Ensembel musik tiup yang digunakan dalam upacara adat, seperti perkawinan, kadang-kadang menunjukkan gejala yang paradoks. Di satu sisi ensembel musik tiup yang digunakan belum diakui sebagai bagian dari budaya musik Batak, namun di sisi lain ensembel musik tiup tersebut sudah dipergunakan untuk memainkan lagu Batak dan sekaligus mengiringi tarian adat Batak Toba. Ada juga pihak yang khawatir, khususnya dari kalangan orang tua, yang mengatakan bahwa musik tradisional Batak Toba Gondang Sabangunan sudah tidak pernah lagi digunakan, dan keberadaan ensembel musik tiup sangat berpeluang merusak adat-istiadat Batak. Banyak tanggapan yang muncul di kalangan masyarakat Batak Toba, masing- masing dari sudut pandangan pribadi mereka. Keseluruhan pandangan dan asumsi yang telah disebutkan di atas merupakan bagian dari pendekatan emik yang merupakan salah satu unsur penting dalam penelitian yang bersifat kualitatif. Universitas Sumatera Utara

1.6.2. Wawancara