Musisi Dalam Mengiringi Upacara Adat

Tugas yang sudah menjadi tanggungjawab para pemusik, lebih ditekankan kepada instrumen apa yang dimainkan. Dalam bagan berikut akan terlihat posisi para pemain musik dalam sebuah kelompok untuk tugas dan peranannya. No Nama Umur Tugas dalam Musik Peranan 1 R. Panggabean 36 thn Saksapohne Pimpinan 2 M. Matondang 34 thn Drum Senior 3 T. Lumban Tobing 35 thn Trumpet Senior 4 R. Silalahi 34 thn Gitar String Senior 5 S. Lumban Tobing 32 thn Trumpet Junior 6 B. Lumban Tobing 31 thn Gitar Bas Junior 7 N. Lumban Tobing 30 thn Keyboard Senior 8 Erik Lumban Tobing 29 thn Saksaphone Alto Junior 9 L. Lumban Tobing 59 thn Trombone Senior Tabel. 12. Komposisi Musisi Dalam Kelompok Bahana Musik Tarutung Sumber : Wawancara dengan M. Panggabean Tanggal 20 November 2011

4.4.3. Musisi Dalam Mengiringi Upacara Adat

Bagi musisi musik tiup pengetahuan dan pemahaman adat Batak Toba kurang lebih sama dengan anggota masyarakat awam lainnya. Namun karena mereka sudah sering terlibat langsung dalam aktivitas adat, tentu mereka sedikit lebih memahami tujuan-tujuan dari suatu upacara adat. Mereka akhirnya berusaha bertindak sebagai seorang yang mengerti tentang adat, dan tujuan pelaksanaan adat yang sedang dilaksanakan. Musisi musik tiup menyadari bahwa musik tiup dalam mengiringi upacara adat sebagaimana layaknya permainan Gondang Sabangunan sudah merupakan Universitas Sumatera Utara penyimpangan, dan pemusik tiup mengetahui peranan mereka tidak dapat menyamai kedudukan Gondang Sabangunan dalam upacara adat. Musik tiup juga tidak dapat menggantikan fungsi Gondang Sabangunan dalam hal upacara yang bersifat sakral seperti Gondang Saem dan sejenisnya. Ini pertanda bahwa pemakaian musik tiup dalam upacara adat hanyalah sebuah pergantian yang jelas membawa perubahan nilai-nilai pada upacara adat. 66 Keberpihakan musisi musik tiup terhadap alat musik Gondang Sabangunan sebagai warisan dan jati diri orang Batak, sependapat dengan beberapa komentar dari pengetua-pengetua adat Batak yang “kurang” menginginkan kehadiran ensembel musik tiup hadir dalam kegiatan upacara adat Batak. Namun, kehadiran musik tiup yang hampir setiap saat hadir dalam kegiatan adat membuat mereka mau tidak mau harus menerima kehadiran genre musik tiup. Bahkan ada yang sepertinya menikmati kehadiran musik itu. Fenomena kontra produktif yang perlu dikaji lebih mendalam kembali oleh peneliti-peneliti berikut. Dalam mensubtitusi musik tiup terhadap Gondang Sabangunan, maka kelompok musik tiup “menyamakan” beberapa instrumennya dengan instrumen Gondang Sabangunan dilihat dari gaya permainan dan bunyi yang dihasilkan, seperti dalam tabel di bawah ini. 66 Wawancara dengan Parningotan Simbolon, Samosir Tanggal 14 Agustus 2011. Universitas Sumatera Utara No Instrumen Musik Tiup Jumlah Orang Instrumen Gondang Sabangunan Jumlah Orang 1. Trumpet 2 Sarune 1 1 2. Gitar String 1 Sarune 1 1 3. Saxaphone Alto 1 Sarune 2 1 4. Saxaphone Tenor 1 Taganing 1 5. Trombone 1 Ogung Doal 1 6. Keyboard 1 Gordang dan Ogung Panggora 1 7. Gitar Bas 1 Ogung Oloan dan Ihutan 1 8. Drum Set 1 Hesek dan Taganing 1 9. Taganing 1 10. Sulim 1 Tabel. 13. Substitusi Instrumen Tiup Dalam Gondang Sabangunan Sumber: Wawancara dengan S.Pasaribu, Medan 22 Oktober 2011 Seiring perkembangan jumlah penduduk Batak Toba yang membutuhkan ensembel ini, beberapa pengusaha Batak melirik bisnis ini sebagai sumber income yang menjanjikan. Sejak tahun 1986, berdiri beberapa kelompok musik tiup di kota Medan. Berbagai cara dilakukan untuk mengelola kelompok musik ini, karena pada tahun-tahun berikutnya tingkat kompetisi kelompok musik ini sudah tampak. Dapat dilihat frekuensi pemakaian musik tiup di kota-kota besar meningkat tajam, seperti di kota Medan dan Pematang Siantar. Kebutuhan pemakaian musik tiup dalam pesta adat Batak telah menjadi sebuah fenomena budaya. Perubahan yang terjadi secara alami itu, menempatkan musik tiup menjadi bagian dari pesta adat Batak. Universitas Sumatera Utara Bagi masyarakat Batak Toba yang tinggal di wilayah bona pasogit, umumnya melihat perubahan itu ketika posisi gondang sabangunan digeser oleh kelompok musik tiup dalam berbagai upacara adat. Pada kelompok musik tiup yang baru dibentuk, sejak tiga bulan pertama mereka mendapat pekerjaan bermain musik sebanyak satu kali dalam seminggu, namun pada bulan-bulan berikutnya sudah meningkat menjadi dua kali dalam satu minggu. Banyaknya order ini mempengaruhi jumlah penghasilan para pemusiknya. Hal ini yang membuat beberapa pemuda yang berminat untuk turut aktif ikut bermain musik tiup. Permintaan yang meningkat dari masyarakat Batak Toba di kota besar dan kota-kota kecil lainnya di Sumatera Utara menyebabkan tumbuhnya kelompok lain sebagai kelompok yang baru menjadi pesaing dalam bisnis musik tiup ini. Dalam perjalanannya kelompok musik tiup yang berada di kota Medan sebagai pionir dari beberapa kelompok musik tiup, pada awalnya membuat formasi instrumen secara seragam dalam ensembel ini seperti penjelasan sebelumnya yakni komposisi trumpet, saksaphone, trombone, sousaphone dan drum. Dalam perkembangannya, ada kelompok musik tiup yang baru membuat inovasi pada jumlah instrumen dalam ensembel ini. Penambahan alat musik lain menggantikan instrumen yang sudah ada sebelumnya. Konversi ini, menjadi cikal bakal bagai struktur instrumen yang banyak diikuti oleh kelompok musik lain hingga kini. Kelompok itu bernama Immanuel Musik, dengan komposisi: trumpet, saksaphone, trombone, sousaphone, drum, gitar elektrik string, gitar elektrik bass, keyboard dan sulim. Fungsi instrumen gitar string Universitas Sumatera Utara menggantikan kedudukan trumpet dan saksaphone sebagai pembawa melodi, gitar bas mengganti kedudukan sousaphone, sedang keyboard menjadi pembawa akkord. Pada dekade 1990-an, para pemusik tiup yang berasal dari bona pasogit lebih memahami adat istiadat Batak Toba terhadap pembawaan beberapa jenis lagu yang akan dimainkan dalam konteks mengiringi upacara adat atau lainnya. Pola permainan musik yang ditampilkan mereka lebih khas yang lebih mendekat kepada gaya musik tradisi Batak Toba. Hal ini berbeda dengan kondisi sekarang, karena dengan alasan lain atau perkembangan pemahaman musik, menjadikan beberapa repertoar yang dimainkan sudah digantikan dengan lagu-lagu yang sama sekali tidak memiliki hubungan. Acara-acara yang lazim diiringi kelompok musik tiup hingga kini antara lain adalah : ulang tahun orangtua, ulang tahun marga-marga, pesta pembangunan gereja, peresmian-peresmian bangunan atau lembaga, upacara kematian saurmatuasa r i matua, upacara adat perkawinan, dan mengiringi ibadah dalam acara mate ponggol. Dalam konteks lain, musik tiup sekarang ini sudah dipergunakan pada kegiatan opening ceremony acara kenegaraan, kegiatan perayaan paskah dan perayaan natal, mengiringi prosesi perkawinan, prosesi ibadah gereja, prosesi pesta karnaval dan lainnya.

4.5. Struktur Penyajian Musik Tiup pada Upacara Adat