Repertoar Musik Tiup Batak Toba

Demikian halnya dengan struktur ensembel musik tiup yang terdapat dan hidup dalam masyarakat Batak Toba sekarang ini, bukanlah sebuah struktur musik yang statis, melainkan sebuah stuktur yang setiap saat mengalami perubahan dalam konsep dalam seni pertunjukan, aktivitas permainan, dan wujud dari kebudayaan masyarakat Batak Toba. Terdapat pemikiran, bahwa konsep musik bagi orang Batak adalah dengan mempertahankan gondang dalam mengiringi upacara adat, sebagai kearifan mereka dengan mempertahankan struktur musiknya, bagaimana awalnya musik itu lahir. Dalam kajian musik brass band sebagai pengiring tarian pada upacara adat Batak Toba, hakekat dari konsep dan struktur musiknya mengalami pengaruh karena adanya interaksi antara dua budaya yang berbeda. Dalam pembahasan pada Bab berikutnya, akan dilihat bagaimana konsep musik tiup dalam aktivitas kemasyarakatan Batak Toba di berbagai tempat, yaitu aktivitas musik ini di bona pasogit dan di parserahan termasuk ke dalam aktivitas pelaku musik ini. Bagaimana musik tiup ini disetujui masyarakat sebagai bagian dari sebuah upacara, yang akan diuraikan dengan menjelaskan musik tiup adalah sebagai pengiring dalam konteks upacara adat Batak Toba.

1.5.2. Repertoar Musik Tiup Batak Toba

Merriam dalam bukunya: The Anthropology of Music 1964: 32-33 menyebutkan: ..suatu kebudayaan musik bersemayam di dalam alam masyarakat pemiliknya sendiri yaitu ide atau gagasan mereka, tingkah laku mereka dan bunyi Universitas Sumatera Utara atau suara yang mereka produksi. Jeff Todd Titon berpendapat dalam buku: Worlds of Music: An Introduction to the Music of the World’s Peoples 1984 menyebutkan bahwa kebudayaan-kebudayaan musik di dunia merupakan rangkaian dari empat 4 elemen yang saling mengikat diantaranya: 1. Ideas about Music Gagasan tentang musik meliputi: a. Music and the system of beliefs Musik dan sistem kepercayaan; b. Aesthetics of Music Estetika Musik dan c. Context for Music Konteks Musik 2. Social Organisation of Music Organisasi Sosial Musik Istilah organisasi sosial di sini maksudnya bagaimana anggota suatu kelompok masyarakat membagi, mengatur atau memberikan ‘rangking’ terhadap diri mereka sendiri. Gagasan tentang musik dan pertunjukan musikal tidaklah sama di antara kebudayaan-kebudayaan musik bahkan di antara sesama anggota masyarakat dari suatu kebudayaan musik. 3. Repertoires of Music Repertoar Musik Diartikan sebagai repertoar musik yang meliputi: a. Style Gaya; b. Genres Genre; c. Texts Tekstual; d. Composition Komposisi; e. Transmission Transmisi dan f. Movement Gerakan 4. Material Culture of Music Kebudayaan Material Musik Kebudayaan material di sini maksudnya adalah sesuatu yang dapat disentuh atau objek fisik yang dapat dilihat, dirasakan dan digunakan, yang dihasilkan oleh kebudayaan. Menguji suatu peralatan kebudayaan dan teknologi Universitas Sumatera Utara yang digunakan bisa menginformasikan kepada kita sejarah masyarakat serta cara hidupnya. Penelitian tentang kebudayaan material dari tradisi musik tertentu dapat membantu penulisan dalam memahami kebudayaan musik yang bersangkutan sebagai landasan teori yang dipergunakan dalam penelitian ini. Pendekatan yang dilakukan penulis adalah menganalisa musik dalam repertoar yang dimainkan musik tiup dalam upacara adat Batak Toba, apakah masih dalam konteks tradisi ataupun adaptasi musik barat, dipergunakan teori bobot tangga nada weighted scale yaitu teori yang melihat kepentingan nada-nada dalam suatu tangga nada, dengan 8 delapan unsur bobot tangga nada untuk menganalisis unsur melodis dengan pendekatan etnomusikologis. Antara lain, 1. nada dasar pitch center, 2. tangga nada scale, 3. wilayah nada range, 4 pola-pola kadensa Lihat William P. Malm. 1976 dalam Music Cultures of Pasific. Near East and Asia. Pengkajian yang dilakukan dalam memberi analisa fenomena alam atau fenomena sosiologis tentang permasalahan dasar keilmuan, selalu memiliki dasar teori yang sederhana maupun teori yang memiliki kekompleksitasan tinggi. Landasan Teori yang dipakai untuk mengkaji perilaku kebudayaan dalam masyarakat penulis mengambil sumber dari Alan P. Merriam 1964 dan Mantle Hood 1969. Untuk mengkaji dan menganalisa perubahan, penulis melihat buku dari Randall 2008, Herskovits 2001, Malinowski 1987 yang berbicara tentang difusi, akulturasi dan transkulturasi, Margaret J. Kartomi 1993 dan Alan P. Merriam 1964. Universitas Sumatera Utara Untuk memberi analisa terhadap struktural musik, penulis membaca teori dari Mantle Hood 1969, Alan P. Merriam 1964 dan Alan Lomax 1962, 1968. Dalam menganalisis musikal dan peristiwa musik, buku yang dilihat adalah Bruno Nettl 1964, William P.Malm 1977 Alan P. Merriam 1964 dan Jeff T.Titon 1984.

1.6. Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam tulisan ini, adalah hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang membidangi pengkajian seni, salah satunya adalah disiplin etnomusikologi. Hal ini berhubungan dengan penelitian yang dilakukan di lapangan merupakan ciri khas studi etnografi dalam antroplogi budaya. Karena etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan yang dilakukan secara mendetail. Aktivitas penelitian ini dapat digunakan untuk memahami pandangan hidup melakukan aktivitas musik dari sudut pandang masyarakat Batak selaku pemilik kebudayaan ini. Cara yang dilakuan dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, baik berupa tulisan atau pernyataan dari seseorang atau suatu perilaku aktor, maupun fenomena tertentu yang dapat diamati oleh seorang peneliti. Seperti diungkapkan Malinowski bahwa “tujuan penelitian dengan metode etnografi adalah memahami sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan Universitas Sumatera Utara