Pengesahan gereja terhadap penggunaan musik tiup, mempunyai latar belakang aktivitas gondang yang memuat unsur-unsur kekafiran. Dalam hal ini
pihak gereja tegas menolak hal semacam itu. Musik tiup sebagai jalan keluar, adalah alternatif pilihan kepada orang Batak Kristen yang melakukan upacara adat.
Penyelenggaraan pesta tetap dilakukan, dengan menghadirkan musik pengganti yaitu musik tiup.
4.7.2. Faktor Penggunaan Yang Terbatas
Penggunaan gondang pada upacara kematian di luar saur matuasari matua, tidak diperkenankan di dalam adat Batak Toba lihat penjelasan sebelumnya. Untuk
menggantikannya maka digunakan seperangkat alat musik tiup dalam mengiringi upacara adat kematian, misalnya pada kematian anak-anak atau orang yang belum
mempunyai keturunan. Ensembel-ensembel yang dimainkan oleh musik tiup dalam upacara tersebut
adalah berasal dari lagu-lagu rohanigerejawi untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan. Hal ini disebabkan keterbatasan penggunaan gondang sabangunan,
sementara musik tiup dalam upacara tersebut adalah berasal dari lagu-lagu rohanigerejawi untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan. Hal ini disebabkan
keterbatasan penggunaan gondang sabangunan, sementara musik tiup tidak mempunyai batasan tertentu, selama masyarakat mau menggunakannya.
4.7.3. Faktor Status Sosial
Bagi masyarakat Batak Toba yang menggunakan musik tiup pada upacara adat sekarang ini, misalnya pada upacara perkawinan dengan mengundang pemain musik
Universitas Sumatera Utara
tiup adalah karena adanya suatu rasa “bangga” yang tinggi untuk menunjukkan keberadaan keluarga dan tingkat ekonomi yang “mapan”. Dalam situasi ini, keluarga
yang akan memakai musik dalam pestanya dapat memberi pilihan antara musik tiup dan musik keyboard tunggal. Kedua pilihan ini memiliki harga yang berbeda jauh.
Sekalipun harga perangkat musik seperti sound system yang volumenya hampir sama.
Asumsi masyarakat Batak Toba, selalu menganggap bahwa orang yang mengundang kelompok musik tiup adalah orang yang mampu secara ekonomi dan
menunjukkan kepedulian terhadap ajaran agama Kristen. Sekalipun penulis melihat, gondang sabangunan yang juga masih dipakai orang-orang Batak Kristen dalam
upacara perkawinan seperti di wilayah Toba Holbung, harganya lebih mahal dibanding ensembel musik tiup.
4.7.4. Faktor Resiko Kesalahan
Masyarakat Batak Toba yang menggunakan musik tiup dalam acara adatnya, merasa lepas dari aturan-aturan adat yang mengikat dari segala unsur-unsur
peraturan-peraturan yang mengikat bila keluarga yang memakai instrumen gondang. Banyak masyarakat Batak Toba sekarang ini terlebih yang diperantauan,
menginginkan jalannya upacara adat tanpa aturan yang “bertele-tele”, mereka menginginkan yang praktis walaupun mereka juga harus tunduk kepada tahapan-
tahapan adat. Hal ini membuat keluarga yang melakukan pesta membuat keinginan- keinginan baru yang tidak terdapat dalam konteks adat Batak Toba. Penggunaan
repertoar sesuka hati oleh musik tiup, telah menjadi hal yang biasa bagi pemusik dan
Universitas Sumatera Utara
pendengarnya. Mereka tidak takut menerima resiko karena penyalahgunaan yang dilakukan oleh musik tiup, karena hal itu memang tidak ada dalam istilah musik tiup.
Bagi masyarakat Batak Toba, menggunakan gondang bukanlah hal yang mudah seperti mudahnya menggunakan musik tiup. Apabila terdapat sedikit saja kesalahan
dalam tata cara pemakaiannya, dapat menimbulkan ekses tidak baik dalam adat. Seorang pemain gondang tidak dapat berbuat sesuka hati dalam permainannya,
karena aturan untuk itu jelas diaturkan dalam adat. Sehingga seorang pemain gondang harus memahami adat Batak Toba secara meluas.
Dalam penelitian di lapangan penulis melihat, sebuah kelompok musik tiup dalam sebuah upacara adat tidak memiliki peran apa-apa, kecuali hanya memainkan
lagu-lagu yang dimintakan oleh peminta lagu saat kebaktian atau peminta gondang ketika acara panortoran menari bersama dengan repertoar sesuka hati, kelompok
musik tiup tanpa diminta atau dipersilahkan oleh suhut pelaksana upacara melakukan pekerjaanya, sepertinya tidak mempunyai hubungan adat. Jelas
kedudukan musik tiup disini hanya sebagai pengiring, tidak bagian dari seluruh rangkaian upacara adat, karena kehadiran musik tiup ini diundang untuk menunjukkan
kemampuan memainkan lagu sesuka hati atau sebagai prestise bagi pihak suhut.
4.7.5. Faktor Hiburan