236
Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2014
Dalam pengembangan rancang ulang ini mengacu pada prinsip kelanjutan dan perubahan continuity and change
dari aplikasi sebelumnya, maka proses rancang ulang website Badilag harus bisa menjamin keberadaan database website
yang lama. Sehingga hasil migrasi data dari database www. badilag.net versi lama ke database rancang ulang website
tidak ada data atau informasi yang hilang.
4. Dukungan E-Audit di Mahkamah Agung RI
Untuk meningkatkan akuntabilitas keuangan di lembaga negara, Badan Pemeriksa Keuangan BPK telah mengambil
langkah-langkah yang
efektif dalam
pemeriksaan pelaksanaan keuangan negera terhadap pihak yang
diperiksa auditee. Salah satu langkahnya adalah dengan membangun sistem pengawasan dengan sistem e-audit.
Sistem e-audit merupakan pengawasan melalui pusat data BPK yang menggabungkan data elektronik BPK e-BPK
dengan data elektronik auditee. Sistem ini diyakini mampu meningkatkan penyerapan dan mengurangi penyimpangan
anggaran.
Melalui penerapan sistem e-audit ini, diharapkan BPK akan dapat mengetahui secara dini, apakah ada hal-hal yang tidak
wajar dalam penggunaan ataupun pertanggungjawaban keuangan. Dapat dikatakan bahwa sistem ini akan
menjadi instrumen peringatan dini early warning system jika terjadi penyimpangan dalam pengelolaan keuangan
disektor publik, sehingga dapat lebih efektif mendorong akuntabilitas pengelolaan pada institusi pemerintah.
Sebagai upaya untuk mendorong dan bersinergi dalam pengelolaan anggaran yang lebih baik, pada tanggal
19 Februari 2014 Sekretaris Mahkamah Agung RI telah menandatangani Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal
Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia dan Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 4PBX-XIII.222014 dan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pengembangan dan Pengelolaan
Sistem Informasi Untuk Akses Data Pada Mahkamah Agung Republik Indonesia Dalam Rangka Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
237
Bagian 4 : Kebijakan MARI dalam Manajenem SDM, Pengelolaan Anggaran, Manajemen Keuangan serta Manajemen Aset
Peraturan bersama tersebut merupakan tindak lanjut dari penerapan Nota Kesepahaman antara Badan Pemeriksa
Keuangan dan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
10KBX-XIII.2122010 dan
Nomor 661
SEK01XII2010 yang telah ditandatangi oleh Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan dengan Sekretaris
Mahkamah Agung pada tanggal 17 Desember 2010 tentang Pengembangan Pengelolaan Sistem Informasi untuk Akses
Data pada Mahkamah Agung Republik Indonesia Dalam Rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksudkan dalam Nota Kesepahaman maka masing-masing pihak
melakukan persiapan seperti menyiapkan dan menyediakan infrastruktur pendukung akses data Mahkamah Agung RI,
membangun aplikasi akses data BPK, melakukan uji coba akses data Mahkamah Agung RI dan BPK, melakukan
implementasi akses data dan melakukan pengawasan.
Pada tahun 2014 Mahkamah Agung RI telah menyediakan perangkat
yang dibutuhkan
sebagai infrastruktur
pendukung akses data dalam sistem e-audit. Infrastruktur pendukung akses tersebut merupakan media pengumpul
data-data yang dikirimkan oleh satker di bawah Mahkamah Agung RI.
Proses pengumpulan data dari setiap satker di bawah Mahkamah Agung RI dilakukan melalui aplikasi Komunikasi
Data Nasional Komdanas yang sudah diakses oleh 830 satker. Melalui aplikasi Komdanas, proses validasi dan
veriikasi data hasil pengiriman satker akan lebih eisien dan teradministrasi dengan baik. Seluruh data yang dikirim
oleh satker kemudian akan disimpan di server utama e-audit
. Selanjutnya, BPK akan dapat langsung mengunduh data yang disimpan dalam server e-audit tersebut.
Adapun data yang harus ada di server e-audit Mahkamah Agung RI sebagaimana kesepakatan dalam Peraturan
Bersama adalah data mengenai DIPA, SIMAK, SAKPA,
SIMAK BMN, Data Pengadaan Barang dan Jasa, Data Gaji, Data Kepegawaian, Data Perencanaan, Data
Peraturan Perundang-undangan, Laporan Keuangan,