Alokasi Anggaran Mahkamah Agung RI Tahun 2014

196 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2014

2. Pedoman Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Belanja Negara

Dalam rangka tertib administrasi dan tertib pelaksanaan anggaran dan untuk meningkatkan kualitas serta menjamin konsistensi pelaksanaan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara di lingkungan Mahkamah Agung RI dan badan peradilan yang berada di bawahnya, Mahkamah Agung RI menerbitkan Peraturan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor 02 Tahun 2013 tanggal 20 Juni 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Belanja Negara di Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan Yang Berada di Bawahnya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 113PMK.052012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap serta Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 190PMK.052012, tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

3. Tunjangan Khusus Kinerja

Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 128KMAVIII2014 tanggal 8 Agustus 2014 tentang Tunjangan Khusus Kinerja Pegawai Negeri di Lingkungan Mahkamah Agung RI, Sekretaris Mahkamah Agung RI menindaklanjuti dengan menerbitkan Surat Nomor 222-1SEKKU.0182014 tentang Pembayaran Tunjangan Khusus Kinerja. Selanjutnya dalam rangka mempercepat dan mengurangi kesalahan yang menyebabkan terlambatnya pembayaran, Sekretaris Mahkamah Agung RI mengeluarkan surat Nomor 224A-1SEKKU.01082014 tanggal 28 Agustus 2014 tentang Implementasi Aplikasi Komdanas Dalam Pengajuan Tunjangan Khusus Kinerja di Lingkungan Mahkamah Agung RI dari Satuan Kerja Masing-Masing.

4. Sistem Laporan Bendahara Instansi SILABI

Dalam rangka mempermudah pembukuan dan penyam- paian Laporan Pertanggungjawaban LPJ tepat waktu, seluruh Bendahara pada Satuan kerja Pengelola Anggaran 197 Bagian 4 : Kebijakan MARI dalam Manajenem SDM, Pengelolaan Anggaran, Manajemen Keuangan serta Manajemen Aset Pendapatan dan Belanja Negara mulai bulan Juli 2014 telah menggunakan Aplikasi Sistem Laporan Bendahara Instansi SILABI. Hal ini sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162PMK.052013 tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara pada Satuan kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

5. Pedoman Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP

Pedoman Pedoman Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP diperlukan untuk tata kelola atau penatausahaan PNBP agar seragam, tertib dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam penyusunan pedoman PNBP, Mahkamah Agung RI berkoordinasi dengan Direktorat PNBP Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI. Penyempurnaan Pedoman PNBP mengatur kesepakatan antara Biro Keuangan Badan Urusan Administrasi Mah- kamah Agung RI dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Kekayaan Negara Kementerian Keuangan RI bahwa Benda- hara Penerimaan pada satuan kerja di bawah Mahkamah Agung RI tidak diperkenankan memiliki rekening. Hal ini menjadi polemik saat beberapa Bendahara Penerimaan di satuan kerja di bawah Mahkamah Agung RI diwajibkan membuka rekening oleh KPPN setempat.

6. Persiapan Menghadapi Pelaporan Keuangan Berbasis Akrual

Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Pencatatan dan penyajian ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan karena dapat menyediakan informasi yang komprehensif. Seluruh arus sumber daya dicatat sehingga dapat diiden- tiikasi posisi keuangan pemerintah dan perubahannya, bagaimana pemerintah mendanai kegiatan sesuai kemampuan pendanaan dan dapat mengukur kapasitas pemerintah yang sebenarnya. Akuntansi berbasis akrual juga 198 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2014 memungkinkan pemerintah mengidentiikasi kesempatan untuk menggunakan dan mengelola sumber daya masa depan dengan baik. Sehubungan dengan persiapan implementasi laporan keuangan berbasis akrual tahun 2015, Kementerian Keuangan RI telah meminta seluruh MenteriPimpinan Lembaga menyusun strategi dan persiapan untuk mendukung keberhasilan proses migrasi menuju penerapan akuntansi berbasis akrual pada KementerianLembaga masing-masing. Strategi dan persiapan itu penting mengingat kompleksitas akuntansi berbasis akrual dapat berakibat pada penurunan kualitas laporan keuangan Mahkamah Agung RI, dan pada akhirnya berdampak pada penurunan opini audit dari BPK. Persiapan yang akan dilakukan Mahkamah Agung RI menyambut laporan keuangan berbasis akrual tahun 2015 yaitu: a. Sosialiasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual kepada Tingkat Eselon I, Koordinator Wilayah yang selanjutnya diteruskan ke tingkat satuan kerja. b. Melakukan kegiatan Training of Trainer TOT kepada operator SAKPA dan SIMAK BMN. c. Melakukan Monitoring dan Evaluasi pada Laporan Keuangan Mahkamah Agung RI Semester I Tahun 2015 pada satuan kerja yang berada pada UAPPA-W. Tahun 2014 merupakan masa transisi, karena akuntansi berbasis akrual akan diimplementasikan penuh pada tahun 2015. Guna mempersiapkan diri memasuki masa pemberlakuan penuh akuntansi berbasis akrual, Mahkamah Agung RI berusaha melakukan berbagai langkah, antara lain berkoordinasi secara intensif dengan para pembina dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI, memperpanjang nota kesepahaman pendampingan penyusunan Laporan Keuangan dengan BPKP, serta melibatkan Aparatur Pengawasan Internal dalam reviu laporan keuangan pada seluruh satuan kerja di lingkungan Mahkamah Agung RI dan badan peradilan di bawahnya. Dalam implementasi akuntansi berbasis akrual, faktor SDM juga memegang peranan penting, oleh karena itu 199 Bagian 4 : Kebijakan MARI dalam Manajenem SDM, Pengelolaan Anggaran, Manajemen Keuangan serta Manajemen Aset Mahkamah Agung RI dituntut untuk menyiapkan dan menjamin ketersediaan SDM yang memiliki kompetensi di bidang akuntansi pada seluruh satuan kerja, mengatur rotasi dan mutasi secara tepat dan mengikutsertakan petugas pelaporan keuangan dalam pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan Kementerian Keuangan RI.

B. CAPAIAN PENGELOLAAN ANGGARAN MAHKAMAH AGUNG RI TAHUN 2014

1. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Mahkamah Agung RI.

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan KementerianLembaga LKKL Tahun 2013, Laporan Keuangan Mahkamah Agung RI berhasil mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian WTP atau Unqualiied Opinion . Ini berarti Laporan Keuangan Mahkamah Agung RI telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang bersifat material, posisi keuangan neraca, Laporan Realisasi Anggaran LRA dan Laporan Arus Kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Menteri Keuangan atas nama Pemerintah Republik Indonesia juga memberikan penghargaan kepada Mahkamah Agung RI atas keberhasilannya menyusun dan menyajikan laporan keuangan tahun 2013 dengan capaian standar tertinggi dalam akuntansi dan pelaporan keuangan. Status WTP yang diraih Mahkamah Agung RI pada tahun 2013 menumbuhkan semangat bagi warga Mahkamah Agung RI dan badan peradilan yang berada di bawahnya, karena pencapaian ini merupakan hasil dari kerja keras seluruh jajaran peradilan, tetapi status ini tak bisa dijadikan alasan untuk berpuas diri. Pada masa mendatang warga Mahkamah Agung RI dan badan peradilan yang berada di bawahnya diharapkan terus meningkatkan semangat dan terus bekerja keras menuju pengelolaan anggaran yang bersih, transparan dan akuntabel. Upaya mempertahankan opini WTP menjadi tanggungjawab semua pihak di lingkungan Mahkamah Agung RI dan badan peradilan di bawahnya. Matrik opini BPK terhadap laporan keuangan Mahkamah Agung RI sebagaimana tabel berikut: 200 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2014 Tabel 4-27 : Matrik Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Mahkamah Agung RI No Tahun Opini BPK Disclamer WDP WTP 1 2005 Disclamer - - 2 2006 Disclamer - - 3 2007 Disclamer - - 4 2008 Disclamer - - 5 2009 Disclamer - - 6 2010 - WDP - 7 2011 - WDP - 8 2012 - - WTP 9 2013 - - WTP 10 2014 - - - Mahkamah Agung RI melakukan beberapa upaya untuk mempertahankan opini WTP sebagai berikut: - Mewajibkan saldo awal laporan keuangan tahun 2014 sama dengan saldo akhir laporan keuangan tahun 2013 Audited. Kesamaan saldo tersebut didapat dari saldo Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran LRA. - Kesesuaian realisasi belanja terhadap perencanaan akun anggaran belanja. Hal ini sejalan dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI Nomor PER-80PB2011 tentang Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer Pada Bagan Akun Standar. - PNBP Fungsional dicatat dan dilaporkan pada Laporan Keuangan DIPA masing-masing Badan Peradilan, yaitu DIPA 005.03 Badan Peradilan Umum; DIPA 005.04 Badan Peradilan Agama; dan DIPA 005.05 Badan Peradilan Militer dan TUN. Hal ini sesuai dengan Surat Kepala Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung Nomor 08BUAKEU012012 tentang Petunjuk Kode Unit Organisasi Untuk Laporan dan Pencatatan PNBP ke Mahkamah Agung RI. - Memastikan tidak terdapat selisih pada rekonsiliasi internal, antara Aplikasi Persediaan, Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara