Sisa Perkara Kinerja Penanganan Perkara Tahun 2014

79 Bagian 1 : Manajenem Perkara Tabel 1-39 : Keadaan Perkara yang Sudah Putus tetapi Belum Diminutasi Berusia di atas Satu Tahun No Jenis Perkara Putus Belum MinutasiKirim Dalam Bulan Jumlah 1 sd 3 3 s.d 6 6 sd 12 12 sd 24 24 1 Perdata 1.933 927 1.177 381 292 4.710 2 Perdata Khusus 228 166 84 16 4 498 3 Pidana 517 421 404 103 497 1.942 4 Pidana Khusus 863 795 1.076 317 137 3.188 5 Perdata Agama 306 72 42 4 4 428 6 Pidana Militer 118 43 6 3 170 7 Tata Usaha Negara 491 270 293 211 127 1.392 Jumlah 4.456 2.694 3.082 1.032 1.064 12.328 36,15 21,85 25,00 8,37 8,63 100,00 Berdasarkan data tersebut total tunggakan perkara pada akhir Desember 2014 sebanyak 2.935 Jumlah ini berkurang 12,07 dari tunggakan perkara tahun 2013 sebanyak 3.338 perkara. 3 Kondisi Perkara yang Masih Aktif Perkara aktif adalah perkara yang masih beredar di Mahkamah Agung RI. Perkara aktif ini terdiri dari tiga kategori: pertama, perkara belum putus; kedua, perkara sudah putus tetapi belum diminutasi; dan ketiga, perkara sudah diminutasi tetapi pada periode pelaporan belum dikirim ke pengadilan pengaju. Berdasarkan data laporan akhir Desember 2014, perkara aktif sebanyak 16.753 perkara, yang terdiri dari perkara belum putus sebanyak 4.425 perkara dan perkara sudah putus tetapi belum minutasi sebanyak 12.328 perkara sebagaimana tabel berikut: Tabel 1-40 : Tabel Perkara Aktif pada Akhir Tahun 2014 No Kategori 2013 2014 1 Belum Putus 6.415 4.425 2 Sudah Putus Belum Minutasi 7.415 12.328 3 Sudah Minutasi Belum Kirim Jumlah 13.830 16.753 80 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2014

5. Penanganan Perkara Yang Menarik Perhatian

Perkara-perkara yang menarik perhatian publik diantaranya korupsi, narkotikapsikotropika, kehutanan illegal logging, perlindungan anak, lingkungan hidup, pencucian uang, terorisme dan perikanan. Perkara-perkara tersebut termasuk dalam domain perkara pidana khusus, yakni perkara-perkara yang diatur dalam undang-undang tersendiri di luar KUHP. Pemisahan perkara-perkara tersebut dari jenis perkara pidana umum dilakukan oleh Mahkamah Agung RI sejak 1 Juli 2007. Setelah pemisahan tersebut, kecenderungan jumlah perkara pidana khusus terus meningkat dan jumlahnya melampaui jumlah perkara pidana umum. Perbandingan jumlah perkara pidana khusus dan pidana umum yang diterima oleh Mahkamah Agung RI sejak tahun 2007 sebagaimana graik berikut: Graik 1-56 : Perbandingan Perkara Pidana dan Pidana Khusus yang Diterima Mahkamah Agung RI Periode 2007-2014 Isu yang menjadi perhatian perkara pidana khusus adalah pertama , hukuman yang dijatuhkan Mahkamah Agung RI dan kedua, jumlah dendauang pengganti yang harus dibayarkan oleh terdakwa.