Perubahan Jangka Waktu Penanganan Perkara di Judex Factie

13 Bagian 1 : Manajenem Perkara a. Modernisasi penanganan bantuan delegasi panggilan pemberitahuan. 1 Permohonan bantuan delegasi panggilan pemberi- tahuan disampaikan melalui surat elektronik, faksimile, atau sistem informasi; 2 Relaas panggilanpemberitahuan dikirim ke pengadilan pemohon bantuan delegasi dalam versi elektronik hasil pemindaianscanning. Asli relaas panggilanpemberitahuan dikirimkan kemudian melalui jasa pengiriman dokumen tercatat; 3 Majelis Hakim dapat melangsungkan proses pemeriksaan persidangan berdasarkan print out dokumen elektronik relaas panggilanpembe- ritahuan, sedangkan untuk proses pemberkasan minutasi menggunakan relaas panggilan pemberitahuan asli; 4 Direktorat Jenderal diharapkan membangun sistem aplikasi yang terintegrasi dengan sistem informasi perkara yang bersifat nasional. b. Penunjukan petugas khusus koordinator yang menangani proses bantuan delegasi panggilan pemberitahuan. c. Monitoring proses penanganan bantuan delegasi panggilanpemberitahuan: 1 Pengadilan membuat sebuah bukuregister untuk mencatat proses penanganan bantuan delegasi panggilanpemberitahuan sehingga memudahkan proses monitoring. 2 Monitoring dilakukan secara berjenjang oleh PaniteraSekretaris Pengadilan, Ketua Pengadilan Tingkat Pertama, Ketua Pengadilan Tingkat Banding dan Direktur Jenderal; d. Mengedepankan prinsip transparansi 1 Register dibuat sedapat mungkin secara elektronik dan dapat diakses oleh pengadilan yang meminta bantuan delegasi; 2 Setiap pengadilan harus mempublikasikan daftar radius wilayah dan biaya pemanggilan untuk 14 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2014 masing-masing radius wilayah tersebut dalam situs web masing-masing; 3 Direktorat Jenderal diharapkan membangun sistem aplikasi yang terintegrasi dengan sistem informasi perkara yang bersifat nasional. 5. Optimalisasi Kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri terkait dengan Rogatori Letters dan Bantuan Penyampaian Dokumen dalam Masalah Perdata Antar Pengadilan Antar Negara Mahkamah Agung RI dan Kementerian Luar Negeri telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang Penanganan Surat Rogatori dan Permintaan Penyampaian Dokumen dalam Masalah Perdata pada tanggal 19 Februari 2013. Pasca penandatanganan nota kesepahaman tersebut, proses penanganan rogatori letters menjadi lebih cepat dan termonitor. Pada pertengahan tahun 2014, Kementerian Luar Negeri menggagas dibuatnya portal rogatory online yang akan memuat informasi proses penanganan penyampaian panggilan secara lebih rinci. Portal rogatory online ini akan memudahkan pengadilan untuk mengetahui status penyampaian dokumen pengadilan ke pihak yang berada di luar negeri. Kepaniteraan Mahkamah Agung RI pada tahun 2014 telah mendistribusikan 205 panggilanpemberitahuan yang telah dilaksanakan kepada pihak yang berada di luar negeri.

6. Pengembangan Sistem

Berkas Perkara Elektronik electronic court ile untuk Permohonan Kasasi Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI mengeluarkan SEMA Nomor 1 Tahun 2014 tanggal 29 Januari 2014 tentang Perubahan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Elektronik sebagai Kelengkapan Pemohonan Kasasi dan Peninjauan Kembali. Panitera Mahkamah Agung RI telah mengeluarkan petunjuk teknis pelaksanaan SEMA tersebut dengan SK Panitera Mahkamah Agung RI Nomor 821 PANOT.01.3VI2014 tanggal 3 Juni 2014.