165
Bagian 4 : Kebijakan MARI dalam Manajenem SDM, Pengelolaan Anggaran, Manajemen Keuangan serta Manajemen Aset
EBIJAKAN MAHKAMAH AGUNG RI DALAM MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA, PENGELOLAAN ANGGARAN, MANAJEMEN KEUANGAN SERTA
MANAJEMEN ASET
K
I. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Sesuai dengan Visi dan Misi Mahkamah Agung RI untuk mewujudkan Badan Peradilan yang Agung perlu didukung oleh Sumber Daya
Manusia SDM Aparatur Peradilan yang berintegritas bermoral tinggi dan profesional. Pembangunan sumber daya manusia
diarahkan pada terciptanya aparatur yang memiliki kemampuan untuk mengayomi masyarakat dan mendukung pembangunan
nasional serta pemantapan kelembagaan aparatur pemerintah dan peningkatan kemampuan yang profesional.
Sumber Daya Manusia di lingkungan Mahkamah Agung RI harus dikembangkan melalui peningkatan kualitas, baik tingkat
kemampuan profesional maupun integritas moral, serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Kualitas aparatur
peradilan di lingkungan Mahkamah Agung RI harus tercermin dalam sikap yang menjunjung tinggi kejujuran, bersih, berwibawa
dan bertanggung jawab serta prilaku keteladanan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Mahkamah Agung RI telah membuat Proil Kompetensi Inti dan Kompetensi Jabatan di
Pengadilan Tingkat Pertama dan Pengadilan Tingkat Banding.
Peningkatan karir Aparatur Sipil Negara ASN di lingkungan Mahkamah Agung RI merujuk pada pola karir dan standar
kompetensi jabatan strukural Aparatur Sipil Negara Mahkamah Agung RI dan 4 lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung
RI.
A. Upaya Peningkatan dan Pengelolaan SDM
1. Sasaran Kerja Pegawai SKP Secara Online
Pada tahun 2014 Biro Kepegawaian Mahkamah Agung RI telah menetapkan Sistem Prestasi Kerja PNS sesuai dengan
PP No. 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang bertujuan untuk menjamin objektiitas. Pembinaan
166
Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2014
PNS dilakukan berdasarkan sasaran prestasi kerja dan sistem karir yang diterapkan pada sistem prestasi kerja
yang berdasarkan prinsip objektiitas, terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan. Penilaian terdiri atas unsur
Sasaran Kerja Pegawai SKP dengan bobot 60 dan perilaku kerja dengan bobot 40. Dan aplikasi SKP dapat
diunduh oleh pegawai pada Mahkamah Agung RI dan 4 lingkungan peradilan di bawahnya untuk memudahkan
dalam penyusunan dan penilaian SKP.
2. Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian SAPK BKN
Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian SAPK merupakan Aplikasi Pelayanan Kepegawaian berdasarkan Peraturan
Kepala Badan Kepegawaian Negara BKN Nomor 18 tahun 2010 tanggal 30 Juli 2010 yang diluncurkan pada tanggal 19
Juli 2011 dan diterapkan secara nasional pada tanggal 25 Juli 2011 oleh Mahkamah Agung RI. Dengan adanya penerapan
secara nasional ini, maka dapat dipastikan seluruh proses yang berkaitan dengan pelayanan kepegawaian seperti
kenaikan pangkat, pensiun, dan pengadaan pegawai dilakukan melalui aplikasi secara online.
Mahkamah Agung RI sebagai salah satu instansi yang telah merespon dengan cepat diterapkannya proses pelayanan
kepegawaian melalui aplikasi ini. Terbukti pada tahun 2014 Mahkamah Agung RI telah memproses kenaikan pangkat
pegawai sebanyak 3.872 orang. Mahkamah Agung RI juga telah melakukan proses pengajuan NIP untuk CPNS Tenaga
Honorer K-2 yang lulus seleksi sejumlah 838 orang.
3. Usulan Formasi Pegawai Mahkamah Agung RI
Berdasarkan surat Sekretaris Mahkamah Agung RI tanggal 23 Januari 2014 Nomor 025Bua.2Peng.01.2I2014 Perihal
Penyusunan Formasi CPNS di lingkungan Mahkamah Agung RI dan 4 lingkungan peradilan di bawahnya tahun
anggaran 2014, Mahkamah Agung RI mengusulkan formasi pegawai sejumlah 4.771 orang dengan rincian sebagai
berikut: