Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan

113 Bagian 2 : Akses Terhadap Keadilan

E. Prosedur Penanganan Perkara Sederhana Small Claim Court

Untuk menjawab kebutuhan masyarakat atas penyelesaian kasus-kasus dengan nilai gugatan kecil, Mahkamah Agung RI menggagas hukum acara singkat dengan nilai gugatan kecil atau yang dikenal dengan Small Claim Court SCC. Melalui SCC ini, Mahkamah Agung RI berharap penyelesaian sengketa yang cepat dan sederhana dengan menitikberatkan pada kesepakatan para pihak dapat diwujudkan. Meskipun titik beratnya pada kesepakatan para pihak, namun prosesnya tetap dilakukan secara litigasi di pengadilan negeri dengan acara yang khusus sehingga putusannya mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Gagasan SCC ini diwujudkan oleh Mahkamah Agung RI untuk lebih memperluas akses masyarakat dalam memperoleh keadilan karena sejatinya SCC ini juga dapat diterjemahkan sebagai pengadilan konsiliasi bagi masyarakat yang sangat membutuhkan suatu lembaga penyelesaian sengketa yang tidak memerlukan biaya tinggi dan dilakukan dengan proses yang cepat. Penyusunan SCC dilakukan oleh Kelompok Kerja yang dibentuk Ketua Mahkamah Agung RI melalui SK KMA Nomor 267 KMASKX2013 tanggal 7 Oktober 2013 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Penyusunan Peraturan Mahkamah Agung RI tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana. Sampai dengan akhir tahun 2014, Pokja SCC ini masih terus bekerja keras untuk menyelesaikan hal-hal yang terkait dengan implementasi SCC. Penyusunan SCC ini didukung oleh AIPJ- AusAID. 114 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2014

F. Pengelolaan Perkara Lalu Lintas di Pengadilan Negeri

Berdasarkan laporan tahunan Mahkamah Agung RI dari tahun ke tahun, dapat dilihat bahwa perkara pelanggaran lalu lintas perkara tilang merupakan perkara dengan jumlah yang sangat signiikan yang ditangani oleh pengadilan negeri. Jumlah perkara yang besar tersebut pada praktiknya berdampak pada kualitas layanan yang diberikan pada masyarakat pencari keadilan. Dalam rangka mewujudkan pelayanan yang memuaskan bagi para pihak, Mahkamah Agung RI, c.q. Pusat Penelitian dan Pengembangan, bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia PSHK dengan didukung AIPJ, sedang melakukan Penyusunan Standar Nasional Pengelolaan Perkara Pelanggaran Lalu Lintas di Pengadilan Negeri. G. Dukungan Penyelesaian Perkara Secara Cepat dan Sederhana Melalui Pengaturan Delegasi PanggilanPemberitahuan Ketua Mahkamah Agung RI pada tanggal 30 Desember 2014 membuat terobosan baru untuk mengurai benang kusut proses penanganan delegasi panggilanpemberitahuan yang selama ini memang dikenal kompleks. Terobosan itu adalah berupa Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 6 Tahun 2014 tentang Penanganan Bantuan PanggilanPemberitahuan. SEMA ini mengatur salah satunya bahwa proses penanganan bantuan delegasi panggilanpemberitahuan sedapat mungkin dilakukan secara elektronik. SEMA ini diyakini akan mampu menangani hambatan percepatan penanganan perkara yang terkait dalam proses pemanggilan atau pemberitahuan para pihak antar pengadilan yang memang sering berliku-liku. III. IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK

A. Pembebasan Biaya Perkara

Fasilitas pembebasan biaya perkara di pengadilan negeri pada tahun 2014 ditetapkan untuk 39 lokasi dengan anggaran sebesar Rp203.205.000,00 dua ratus tiga juta dua ratus lima ribu rupiah. Adapun Jumlah perkara yang berhasil diproses adalah 96 perkara.