PARTISIPASI DALAM FORUM INTERNATIONAL

286 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2014

1. 537 KPid.Sus2014

No. Perkara : 537 KPid.Sus2014 Terdakwa : Inspektur Jenderal Polisi Drs. DJOKO SUSILO, SH., M.Si; Jenis Perkara : Pidana Khusus Korupsi Majelis Hakim : 1. Dr. Artidjo Alkostar, S.H, L.LM. 2. Prof. Dr. Mohamad Askin, S.H. 3. MS. Lumme, S.H. Kaidah Hukum : 1. Pidana Tambahan berupa pencabutan hak tertentu untuk memilih dan dipilih dalam jabatan publik layak dijatuhkan kepada Terdakwa pelaku Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang 2. Komisi Pemberantasan Korupsi KPK berwenang memeriksa, menyidik dan menuntut perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Kasus Posisi : Terdakwa didakwa secara bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi, memperkaya diri sendiri dan orang lain dengan cara antara lain memerintahkan mark up harga proyek simulator SIM, sehingga merugikan negara sebesar Rp. 144, 9 miliar dan tindak pidana pencucian uang, dari tahun 2002 hingga 2012 saat menjabat Kepala Korlantas Mabes Polri. Dakwaan KESATU, Primair : Pasal 2 ayat 1 Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 Jo Pasal 65 ayat 1 KUHPidana . Kedua , Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 jo Pasal 65 ayat 1 KUHPidana. KEDUA, Pertama : Pasal 3 Undang- Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 Jo Pasal 65 ayat 1 KUHPidana. Atau Kedua : Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 Jo Pasal 65 ayat 1 KUHPidana. Dan KETIGA : Pasal 3 ayat 1 huruf c Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah 287 Bagian 7 : Putusan Penting Landmark Decisions dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 jo Pasal 65 ayat 1 KUHPidana. Jaksa menuntut Terdakwa, pada pokoknya, menyatakan Terdakwa terbukti melakukan tindak pidana seperti didakwakan pada dakwaan kesatu primair, dakwaan kedua, butir pertama dan dakwaan ketiga. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa berupa pidana penjara selama 18 delapan belas tahun, dan pidana denda sebesar Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah, subsidair 1 satu tahun kurungan. Menghukum Terdakwa untuk membayar uang pengganti sebesar Rp32.000.000.000,00 tiga puluh dua miliar rupiah, dan menghukum Terdakwa dengan pidana tambahan berupa pencabutan hak-hak tertentu untuk memilih dan dipilih dalam jabatan publik. Pengadilan Tipikor PN Jakarta Pusat, sesuai putusan Nomor 20Pid.Sus TPK2013PN.JKT.PST, tanggal 3 September 2013, memutuskan : Menjatuhkan pidana penjara kepada Terdakwa selama 10 sepuluh tahun dan pidana denda sebesar Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah, subsidair 6 enam bulan kurungan. Terhadap putusan Pengadilan Tipikor Tingkat Pertama tersebut, Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya mengajukan upaya hukum banding. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi Jakarta, dalam putusan Nomor: 36PIDTPK2013 PT.DKI tanggal 18 Desember 2013 memutuskan mengubah putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.20Pid.SusTPK2013PN.Jkt.Pst. tanggal 03 September 2013, menjadi menghukum Terdakwa dengan pidana penjara menjadi 18 delapan belas tahun, pidana denda sebesar Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah, membayar uang pengganti sebesar Rp32.000.000.000,00 tiga puluh dua miliar rupiah dan pidana tambahan berupa pencabutan hak-hak tertentu untuk memilih dan dipilih dalam jabatan publik. Terhadap putusan Pengadilan Tipikor Tingkat Banding tersebut diatas, Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya mengajukan upaya hukum kasasi. Mahkamah Agung RI dalam putusan Nomor 537 KPid.Sus2014, tanggal 4 Juni 2014, telah memutuskan Menolak Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi IITerdakwa: Irjen Pol. Drs. DJOKO SUSILO, SH., M.Si tersebut; dan Mengabulkan Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi IPenuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi tersebut dan 288 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2014 dengan mengadili sendiri : 1. Menyatakan Terdakwa Inspektur Jenderal Polisi Drs. DJOKO SUSILO, SH.,M.Si. telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana Korupsi Secara Bersama-sama dan Gabungan Beberapa Kejahatan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan Kesatu Primair serta Tindak Pidana Pencucian Uang Secara Bersama-sama dan Gabungan Beberapa Kejahatan sebagaimana diatur dan diancam dalam Dakwaan Kedua Pertama dan Dakwaan Ketiga; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 18 delapan belas tahun dan pidana denda sebesar Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 1 satu tahun; 3. Menghukum Terdakwa untuk membayar uang pengganti sebesar Rp32.000.000.000,00 tiga puluh dua miliar rupiah, dan apabila Terdakwa tidak membayar uang pengganti dalam waktu 1 satu bulan setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut. Apabila harta bendanya tidak mencukupi, maka dijatuhi pidana penjara selama 5 lima tahun; 4. Menghukum Terdakwa dengan pidana tambahan berupa pencabutan hak-hak tertentu untuk memilih dan dipilih dalam jabatan publik ; Pertimbangan Mahkamah Agung : 1. Perbuatan Terdakwa menerima uang sebanyak Rp32.000.000.000,00 tiga puluh dua miliar rupiah berarti signiikan menambah kekayaan diri pribadi Terdakwa. Perbuatan Terdakwa dilakukan secara melawan hukum karena bertentangan dengan kepatutan dan kedudukan Terdakwa selaku aparat Kepolisian; 2. Judex Facti tidak salah menerapkan hukum tentang uang pengganti sebesar Rp32.000.000.000,00 tiga puluh dua miliar rupiah, karena sesuai ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, uang pengganti adalah sebanyak- banyaknya yang diperoleh oleh Terdakwa; 3. Judex FactiPengadilan Tinggi secara yuridis berwenang menjatuhkan pidana tambahan dan berwenang memperberat pidana yang dijatuhkan oleh Pengadilan Tingkat Pertama 4. Komisi Pemberantasan Korupsi KPK berwenang memeriksa, menyidik dan menuntut perkara Tindak Pidana Pencucian Uang TPPU, karena Penuntut Umum KPK merupakan 289 Bagian 7 : Putusan Penting Landmark Decisions Aparat Negara yang memiliki kewenangan sebagai Penuntut Umum dari Negara Indonesia dan telah ada beberapa putusan Mahkamah Agung yang melegitimasi kewenangan Penuntut Umum KPK menangani perkara TPPU; 5. Mengenai perampasan barang-barang milik Terdakwa, Judex Facti tidak salah menerapkan hukum, karena barang-barang tersebut memiliki hubungan kausal dengan perbuatan Terdakwa yang terkait dengan korupsi dan pencucian uang Bahwa dalam musyawarah Majelis Hakim terdapat perbedaan pendapat dissenting opinion dari MS. Lumme, SH. selaku Hakim Anggota dengan pendapat sebagai berikut: Bahwa alasan kasasi Terdakwa yang diuraikan dalam memori kasasi butir 7.1 sampai dengan butir 7.6 dapat dibenarkan, meskipun berat ringannya hukuman yang dijatuhkan terhadap Terdakwa seperti dalam putusan perkara a quo adalah wewenang Judex Facti , akan tetapi secara kasuistis prinsip tersebut dapat diterobos, dengan pertimbangan putusanhukuman yang dijatuhkan terhadap Terdakwa dalam perkara a quo berupa pidana penjara selama 18 delapan belas tahun, pidana denda sebesar Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti sebesar Rp32.000.000.000,00 tiga puluh dua miliar rupiah telah memadai, setimpal dengan perbuatan Terdakwa sebagai Perwira Tinggi Pati pada Mabes Polri yang telah mengabdi kepada Negara, karenanya pidana tambahan berupa pencabutan hak-hak tertentu untuk memilih dan dipilih dalam jabatan publik, sebagaimana amar putusan Judex FactiPengadilan Tinggi nomor 4 empat tidak perlu untuk dijatuhkan kepada Terdakwa; 290 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2014

2. 238 PKPdt2014

No. Perkara : 238 PKPdt2014 Para Pihak : PT. BERKAH KARYA BERSAMA, Sebagai Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon Kasasi ITergugat I Tergugat Intervensi VPembanding ITerbanding I; M e l a w a n 1. Ny. SITI HARDIYANTI RUKMANA; 2. PT. TRIDAN SATRIAPUTRA INDONESIA; 3. PT. CITRA LAMTORO GUNG PERSADA; 4. YAYASAN PURNA BHAKTI PERTIWI, masing-masing sebagai Termohon Peninjauan Kembali I sd IV dahulu Para Pemohon KasasiPenggugat I, II, III, IV Tergugat Intervensi I, II, III, IVPara Terbanding VI Para Pembanding VI; 5. PT. SARANA REKATAMA DINAMIKA, sebagai Termo- hon Peninjauan Kembali V dahulu Termohon Kasasi IITergugat IITergugat Intervensi VIPembanding IV Terbanding IV; D a n 1. PT. CIPTA TELEVISI REPUBLIK INDONESIA, 2. SANG NYOMAN SUWISMA, 3. SUTJIPTO, SH., 4. ARTINE SAVITRI UTOMO, 5. BAMBANG WIWEKO, SH.,MH., 6. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, 7. YOHANES WAWORUNTU, SE., kesemuanya disebut sebagai Para Turut Termohon Peninjauan Kembali dahulu Para Turut Termohon KasasiTurut Tergugat ITurut Tergugat Intervensi I, Turut tergugat IITurut Tergugat Intervensi III, Turut Tergugat V Turut Tergugat Intervensi V, Turut Tergugat II Jenis Perkara : Perdata Majelis Hakim : 1. Dr. Mohammad Saleh, SH,,MH. Ketua Majelis, 2. Prof. Dr. Abdul Manan, SH.,S.IP., MHum. Hakim Ang- gota, 3. H. H a m d i, SH.,MH. Hakim Anggota. Kaidah Hukum : Invesment Agreement yang memuat klausula arbitrase terjadi antara Penggugat dengan Tergugat I dan Turut Tergugat I, berlaku mengikat di antara pihak-pihak tersebut; sementara itu Tergugat II dan Turut Tergugat lainnya tidak terikat dengan Invesment Agreement yang memuat klausula arbitrase tersebut, sehingga karenanya Pengadilan Negeri berwenang mengadili perkara aquo. Bahwa bukti yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali sebagaimana tersebut pada bukti PK-I sampai dengan bukti PK-IV telah ternyata dibuat pada tanggal 18 Oktober 2013, yang waktu pembuatannya adalah setelah putusan kasasi perkara aquo. Oleh karenanya bukti PK-I sampai dengan bukti PK-IV tersebut tidak bernilai novum yang menentukan.