Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif
36
bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis. Salah satu manfaat dari proses ini adalah membuat catatan akan menjadi
bagian integral dalam setting pembelajaran.
61
Kemampuan membaca, dan membaca secara komprehensif secara umum dianggap berpikir, meliputi membaca baris-demi baris atau
membaca yang pentingnya saja. Seringkali suatu teks bacaan diikuti oleh
panduan, bertujuan
untuk mempermudah
diskusi dan
mengembangkan pemahaman konsep. Dalam strategi ini teks bacaan selalu dimulai dengan soal-soal kontekstual yang diberi sedikit panduan
sebelum siswa membuat catatan kecil.
62
Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
yang mereka pahami. Tahap talk di mana siswa bekerja dengan kelompoknya menggunakan LKS. LKS ini berisi soal latihan yang
harus dikerjakan siswa dalam kelompok. Pentingnya talk dalam suatu pembelajaran adalah dapat membangun pemahaman dan pengetahuan
bersama melalui interaksi dan percakapan antara sesama individual di dalam kelompok. Akhirnya dapat memberikan solusi terhadap masalah
yang dihadapi yang bermuara pada suatu kesepakatan dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Fase berkomunikasi talk pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada umumnya menurut Huinker
Laughlin 1996 berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui
kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi
dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Berkomunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu
kolaborasi dan meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas. Oleh karena itu keterampilan berkomunikasi dapat mempercepat
kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan. Selanjutnya berkomunikasi atau dialog baik antar siswa maupun
dengan guru dapat meningkatkan pemahaman. Hal ini bisa terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau
61
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengemba ngkan …, h. 85.
62
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengemba ngkan …, h. 85.
37
berdialog, sekaligus mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan melalui dialog.
63
Selanjutnya fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi atau
dialog pada Lembar Kerja Siswa LKS yang disediakan. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi atau
berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.
Menurut Shield Swinson dalam buku Martinis Yamin Bansu, dengan menulis berarti:
membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari. Aktivitas
menulis juga membantu siswa membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Selain
itu Masingila Wisniowska Yamin Bansu, 2009 mengemukakan aktivitas menulis siswa bagi guru dapat
memantau kesalahan siswa, miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama.
64
Aktivitas siswa selama fase ini adalah 1 menulis solusi terhadap masalah atau pertanyaan yang diberikan termasuk perhitungan, 2
mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik ataupun tabel
agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti, 3 mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang
ketinggalan, 4 meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya.
65
63
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengemba ngkan …, h. 86-87.
64
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengemba ngkan …, h. 87-88.
65
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengemba ngkan …, h. 88.