37
berdialog, sekaligus mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan melalui dialog.
63
Selanjutnya fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi atau
dialog pada Lembar Kerja Siswa LKS yang disediakan. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi atau
berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.
Menurut Shield Swinson dalam buku Martinis Yamin Bansu, dengan menulis berarti:
membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari. Aktivitas
menulis juga membantu siswa membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Selain
itu Masingila Wisniowska Yamin Bansu, 2009 mengemukakan aktivitas menulis siswa bagi guru dapat
memantau kesalahan siswa, miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama.
64
Aktivitas siswa selama fase ini adalah 1 menulis solusi terhadap masalah atau pertanyaan yang diberikan termasuk perhitungan, 2
mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik ataupun tabel
agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti, 3 mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang
ketinggalan, 4 meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya.
65
63
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengemba ngkan …, h. 86-87.
64
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengemba ngkan …, h. 87-88.
65
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengemba ngkan …, h. 88.
38
Langkah-langkah pembelajaran dengan model Think Talk Write adalah: Guru
THINK
TALK
WRITE Belajar Bermakna
Melalui Strategi TTW Dampak
Kemampuan Pemahaman dan
Komunikasi Matematik
Konstruksi Pengetahuan
Hasil dari Think Talk Secara
Individual Siswa
Interaksi dalam Grup: Untuk
Membahas Isi Catatan
Diagram 4: Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW
Membaca Teks Membuat
Catatan Secara Individual
Siswa Situasi Masalah
Open-Ended
Siswa
Aktivitas Siswa
Aktivitas Siswa
39
1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, terdiri dari 3-5
orang. 2.
Guru membagi teks bacaan atau memperlihatkan gambar sesuai materi yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan
petunjuk serta prosedur pelaksanaan. 3. Siswa membaca teks atau melihat dan memperhatikan dengan
seksama gambar yang disajikan guru kemudian mempelajarinya serta membuat catatan dari hasil bacaannya secara individual,
untuk dibawa ke forum diskusi kelompok think 4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk
membahas isi catatan yang telah dibuat talk. Dalam posisi ini guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
5. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkuman hasil belajar write.
Kelebihan dari metode Think Talk Write adalah: 1.
Siswa dapat terlibat secara aktif dalam melakukan eksplorasi suatu konsep IPS
2. Metode ini dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara dan
menulis. Hal ini akan menimbulkan stimulus bagi para siswa untuk lebih giat belajar dan mencari informasi dari berbagai sumber.
3. Pengelompokkan yang dilakukan secara heterogen, menimbulkan
dampak sosial positif bagi para siswa. 4.
Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dari hasil kolaborasi.
Peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan model Think Talk Write sebagaimana yang dikemukakan Silver
Smith adalah: 1 Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan
dan menantang setiap siswa berpikir, 2 Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan,
3 Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi,
40
4 Memutuskan kapan siswa diberi informasi, mengklarifikasi persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing dan
membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan.
f. Metode Pembelajaran Numbered Head Together NHT
Metode pembelajaran IPS yang lain yang dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu metode Numbered Head Together NHT.
Numbered Head Together NHT atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together NHT
dikembangkan oleh Spencer Kagen 1993 untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
66
Numbered Head Together NHT adalah salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spancer Kagan
1993 dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa
pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut.
67
Numbered Head Together merupakan teknik cooperative learning yang secara khusus
membantu peninjauan konsep-konsep yang diajarkan. Teknik ini bertujuan
untuk memproses
informasi, komunikasi
dan mengembangkan pemikiran, tinjauan ulang dari materi dan
pengetahuan. Metode Numbered Head Together ini berguna untuk memeriksa
pemahaman, untuk meninjau, sebagai obat penawar untuk seluruh kelas menjawab pertanyaan-format.
68
Numbered Head Together NHT atau disebut Kepala Bernomor dalam implementasinya guru memberi tugas,
66
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif …, h. 62
67
Kunandar, Guru Profesional…, h. 346
68
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembela jaran …, h. 176.
41
kemudian hanya siswa bernomor yang berhak menjawab mencegah dominasi siswa tertentu.
69
Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat langkah yaitu sebagai berikut:
1 Langkah 1: Penomoran Numbering, yaitu guru membagi para
siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok
tersebut memiliki nomor yang berbeda. Dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
2 Langkah 2: Pengajuan Pertanyaan Questioning, yaitu guru
mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.
Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik adalah: ”Di mana letak kerajaan Majapahit?,” sedangkan contoh pertanyaan yang bersifat
umum adalah ”Mengapa perjuangan bangsa Indonesia sebelum 1908 mengalami kegagalan?.”
3 Langkah 3: Berpikir Bersama Head Together, yaitu para siswa
berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
4 Langkah 4: Pemberian Jawaban Answering, yaitu guru menyebut
satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh
kelas.
70
Kelebihan dari penggunaan metode pembelajaran cooperative learning metode Numbered Head Together dalam pembelajaran yaitu
setiap siswa memiliki kesiapan untuk belajar, dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, siswa pandai dapat mengajari siswa yang
kurang pandai dan metode ini dapat membuat siswa aktif dalam
69
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran …, h. 277.
70
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif …, h. 63.
42
pembelajaran. Akan tetapi, selain memiliki kelebihan, metode Numbered Head
Together juga memiliki kekurangan atau kelemahan, yaitu tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu
yang lama dan kemungkinan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 dengan judul
”Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write
TTW Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan antara metode Think Talk Write terhadap hasil belajar biologi dan retensi siswa dengan
2,083 2,04.
71
Hasil penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Maesaroh, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 dengan judul ”Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write TTW
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam
skripsi tersebut menghasilkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write TTW terhadap hasil
belajar fisika siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji U, yaitu
16,5 7.
72
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
71
Siti Aisyah, ”Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write TTW Terhadap Hasil
Belajar Biologi dan Retensi Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, h. 65, t.d.
72
Maesaroh, ”Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write TTW Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 59, t.d.
43
dilakukan oleh Abdul Rahman, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2009 dengan judul ”Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Numbered Head Together NHT
Terhadap Hasil Belajar”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik Numbered Head Together NHT memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan hipotesis postest melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05 yaitu didapat hasil
2,318 2,000.
73
Hasil penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ubaidillah, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 dengan judul ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Cooperative
Learning Dengan Teknik Kepala Bernomor Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara metode pembelajaran kooperatif dengan teknik NHT terhadap hasil belajar fisika siswa dengan
4,33 2,02.
74
C. Kerangka Berpikir
IPS merupakan salah satu disiplin ilmu yang terdiri dari sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata Negara yang lebih menekankan pada
73
Abdul Rahman, ”Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Numbered Head Together
NHT Terhadap Hasil Belajar”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan
Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, h. 75, t.d.
74
Ubaidillah, ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning Dengan Teknik
Kepala Bernomor Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Fisika Si swa”.
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2009, h. 67, t.d.