Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 siswa, aktivitas guru lebih menonjol daripada siswa dan terbatas pada hafalan semata. Pembelajaran masih bersifat ekspositoris, sehingga belum mampu membangkitkan budaya belajar pada diri siswa. Hal ini menyebabkan siswa cenderung jenuh, bosan dan akhirnya kurang tertarik terhadap pembelajaran yang berlangsung. Hal ini berpengaruh terhadap ketercapaian hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya, seorang guru dituntut melakukan perubahan dalam cara mengajarnya. Misalnya dengan mengubah dari sekadar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang lebih relevan dengan tujuan pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS sangat berkaitan dengan fakta, pemahaman konsep dan juga berisi teori-teori. Mata pelajaran IPS dianggap para siswa sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. Padahal dalam mata pelajaran IPS, siswa dituntut berpikir kritis dalam memahami konsep realita sosial yang terjadi. Semua itu tidak terlepas dari penguasaan siswa terhadap konsep-konsep IPS. Hal ini merupakan tantangan bagi seorang guru untuk mengubah anggapan tersebut agar pelajaran IPS dapat menjadi menyenangkan dan mudah sehingga siswa tertarik untuk mempelajari IPS dan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Islamiyah Ciputat, pembelajaran IPS yang dilakukan guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah dan pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru IPS tidak menyadari bahwa metode pembelajaran konvensional yang dilakukan sangat membosankan dan sangat monoton sehingga para siswa menjadi kurang antusias, cenderung pasif, dan kurang tertarik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu dalam pembelajaran guru juga tidak menggunakan media yang menarik. Pembelajaran IPS banyak dilakukan dengan hanya memberi konsep- konsep materi IPS semata dengan mengacu pada buku paket saja, tanpa ada pengolahan materi pelajaran yang melibatkan potensi siswa dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa siswa pada 5 saat penelitian pendahuluan mengenai pembelajaran IPS yang umumnya mengaku bahwa belajar IPS itu sulit, karena banyak materi yang harus dihafalkan dan juga pelajaran IPS sangat membosankan dan membuat para siswa merasa ngantuk karena harus mendengarkan ceramah saja dari guru IPS yang bersangkutan. Dalam hal ini membuat pembelajaran IPS menjadi kurang kondusif karena kurangnya interaksi antara guru dan siswa. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar yang dicapai sebagian siswa cenderung rendah, tidak mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 64. Kenyataannya di lapangan, guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran IPS karena guru sudah terbiasa dengan metode ceramah yang dirasa paling mudah dilaksanakan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu diadakan perbaikan terhadap strategi pembelajaran yang berkaitan dengan model pembelajaran yang digunakan guru, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu dari banyak model pembelajaran yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif lebih melibatkan siswa secara langsung untuk aktif dalam pembelajaran. Jadi, dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPS. Hal ini mengacu pada konsep Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang Standar Nasional Pendidikan, “bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan pendidikan suatu pendidikan bangsa memerlukan proses dan waktu secara bertahap.” 5 Salah satu metode pembelajaran yang bersifat kooperatif dan berpusat pada siswa, di mana para siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran yaitu metode pembelajaran “Think Talk Write TTW”. Metode Think Talk Write TTW merupakan strategi pembelajaran yang 5 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas Metode, Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya, Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010, cet. 1, h. 1. 6 diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis. Metode Think Talk Write dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara dan menulis siswa yang dikelompokkan secara heterogen kemudian diberikan permasalahan untuk dipikirkan, didiskusikan dalam kelompok dan kelasnya kemudian dicari solusi. Dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write, dimungkinkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Karena metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memulai belajar dengan memahami permasalahan terlebih dahulu, kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok dan pada akhirnya dituliskan dalam bahasa sendiri dari hasil belajar yang diperoleh para siswa. Selain metode Think Talk Write TTW, metode Numbered Head Together NHT juga merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Metode Numbered Head Together ini juga merupakan metode pembelajaran kooperatif yang secara khusus membantu peninjauan konsep-konsep yang diajarkan, yang bertujuan untuk memproses informasi, komunikasi, mengembangkan pemikiran, tinjauan ulang dari materi dan pengetahuan. Dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write TTW dan Numbered Head Together NHT, dimungkinkan para siswa tidak merasa jenuh dengan pelajaran IPS dan dengan metode ini juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai seberapa besar perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write TTW dan Numbered Head Together NHT, seperti yang dirumuskan dalam skripsi yang berjudul: ”Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Think Talk Write TTW Dan Numbered Head Together NHT di SMP Islamiyah Ciputat ”. 7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Beberapa siswa menganggap bahwa pelajaran IPS itu sulit, karena banyak hafalan 2. Kemunculan rasa bosan siswa akibat metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat monoton dan kurang menarik 3. Siswa hanya menggunakan buku paket saja sebagai acuan belajar 4. Hasil belajar IPS siswa rendah, banyak siswa yang belum mencapai KKM yaitu 64. 5. Kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan 6. Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar IPS sehingga diperlukan metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa berpikir dan terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan pemahaman IPS. 7. Belum diketahui perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write TTW dan Numbered Head Together NHT.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka masalah yang diteliti dibatasi pada: ”Ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write TTW dan Numbered Head Together NHT.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Adakah perbedaan hasil belajar IPS 8 siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write TTW dan Numbered Head Together NHT di SMP Islamiyah Ciputat ?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write TTW dan Numbered Head Together NHT di SMP Islamiyah Ciputat.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dilakukan agar dapat bermanfaat bagi peneliti, para peserta didik, guru dan komponen pendidikan di sekolah. Manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan pembelajaran kooperatif dengan Metode Think Talk Write TTW dan metode Numbered Heads Together NHT untuk peningkatan minat dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS. b. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dan mendukung teori pembelajaran kooperatif. c. Menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi peneliti di masa yang akan datang di bidang dan permasalahan yang sejenis atau bersangkutan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah 1 Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam metode pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil kegiatan belajar mengajar optimal. 9 2 Hasil pengembangan ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran IPS bagi para guru IPS yang lain. b. Bagi Guru 1 Sebagai masukan bagi guru IPS dalam menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan minat dan hasil belajar siswa. 2 Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran. 3 Mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPS. 4 Dapat mengembangkan metode dalam pembelajaran IPS agar lebih bervariatif sehingga tidak menimbulkan kebosanan bagi peserta didiknya. c. Bagi siswa 1 Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan lebih mudah memahami materi IPS yang disampaikan oleh guru. 2 Dapat menikmati model pembelajaran yang tidak seperti biasanya sehingga mereka tidak jenuh dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung. 3 Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. d. Bagi peneliti 1 Menerapkan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah khususnya yang bersangkutan dengan pendidikan. 2 Mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan metode Think Talk Write TTW dan metode Numbered Heads Together NHT. 3 Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru IPS sehingga siap melaksanakan tugas di lapangan. 10

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritis

1. Hasil Belajar IPS

a. Pengertian Belajar

Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya apa belajar itu, masing-masing orang mempunyai pendapat yang tidak sama. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Dan juga banyak orang yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada beberapa pendapat tentang belajar, yang pertama pengertian belajar menurut Zikri Neni Iska: pengertian umum belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri adaptasi dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia dapat bertahan hidup survived. 1 1 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2006, cet. 1, h.76.