46
3. Ketertarikan individu pada tugas kelompok individual attraction to group task; persepsi anggota kelompok terhadap keterlibatan diri pada tugas
kelompok. 4. Ketertarikan individu pada kelompok secara sosial individual attraction to
group social; persepsi anggota kelompok terhadap keterlibatan interaksi sosial dalam kelompok.
Dari definisi yang dikemukakan Carron 1982 tersebut dapat dipahami bahwa kohesivitas memiliki dua aspek penting, yaitu kohesivitas sosial dan
kohesivitas tugas. Dimana kohesivitas sosial merujuk pada kesukaran antar anggota tim terhadap tim yang dimiliki. Dimensi ini lebih bersifat ketertarikan
interpersonal. Sedangkan kohesivitas tugas merepresentasikan kerjasama anggota tim untuk melaksanakan suatu tugas tertentu dan spesifik. Dimensi ini biasanya
berhubungan dengan tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Pada skripsi ini yang dipakai adalah unidimensional, dimana hanya
mengukur satu dimensi saja yaitu merujuk kepada ketertarikan individu dalam kelompoknya.
2.3 PERSOALITY-JOB FIT
2.3.1 Definisi Persoality-Job Fit
Personality-job fit yang dimaksud adalah adanya kesesuaian antara kepribadian yang dimiliki karyawan dengan pekerjaan yang dilakukannya.
Kinerja organisasi sangat tergantung dari kinerja individu Gibson, 2004. Dalam
47
sebuah perusahaan, atasan tidak dapat begitu saja mengabaikan perlunya memperoleh dan bertindak atas dasar pengetahuan. Selain itu juga, atas dasar
karakteristik yang dimiliki dengan berusaha menempatkan diri baik sebagai bawahan maupun diri mereka sendiri.
Berdasarkan uraian singkat yang telah dijelaskan di atas, personality-job fit adalah adanya kesesuaian antara kepribadian yang dimiliki karyawan dengan
pekerjaan yang dilakukannya.
2.3.2 Dimensi Persoality-Job Fit
Menurut Robbins 2003, personality job-fit dapat diukur dengan menggunakan dimensi big five personality. Adapun dimensi-dimensi di dalam big
five, meliputi : 1. Agreeableness Mampu Bersepakat
Menilai kualitas orientasi individu dengan kontinum, mulai dari lemah lembut sampai antagonis di dalam pikiran, perasaan, dan perilaku. Dimensi ini
merujuk kepada kecenderungan seseorang untuk tunduk kepada orang lain. Orang yang sangat mampu bersepakat jauh lebih menghargai harmoni
daripada ucapan atau cara mereka. Mereka tergolong orang yang kooperatif dan percaya pada orang lain. Orang yang menilai rendah kemampuan untuk
bersepakat memusatkan perhatian lebih kepada kebutuhan mereka sendiri ketimbang kebutuhan orang lain.
48
2. Conscientiousness Mendengarkan Kata Hati Menilai kemampuan individu di dalam organisasi, baik mengenai ketekunan
dan motivasi dalam mencapai tujuan sebagai perilaku langsungnya. Dimensi ini merujuk pada sejumlah tujuan yang menjadi pusat perhatian seseorang.
Orang yang mempunyai skor tinggi cenderung mendengarkan kata hati dan mengejar sedikit tujuan dalam satu cara yang terarah dan cenderung
bertanggung jawab, kuat bertahan, tergantung, dam berorientasi pada prestasi. Sementara yang skornya rendah, ia akan cenderung menjadi lebih kacau
pikirannya, mengejar banyak tujuan, dan lebih hedonistik. 3. Extraversion Ekstraversi
Menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, level aktivitasnya, kebutuhan untuk didukung, kemampuan untuk berbahagia. Dimensi ini
menunjukkan tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Orang ekstravert ekstraversinya tinggi cenderung ramah dan terbuka serta menghabiskan
banyak waktu mempertahankan dan menikmati hubungan. Sementara orang yang introvert cenderung tidak sepenuhnya terbuka dan memiliki hubungan
yang lebih sedikit dan tidak seperti kebanyakan orang lain, mereka lebih senang dengan kesendirian.
4. Openness to Experience Intellect Menilai usahanya secara proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman
demi kepentingannya sendiri. Menilai bagaimana ia menggali sesuatu yang baru atau tidak biasa. Dimensi ini mengamanatkan tentang minat seseorang.
Orang terpesona oleh hal baru dan inovasi, ia akan cenderung menjadi