50
Robbins 2003 mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah
penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka terima. Siegel dan Lane dalam Munandar, 2006, kepuasan kerja adalah penilaian
pekerjaan seseorang sebagai usaha pencapaian atas nilai yang ada pada pekerjaannya, mengakibatkan nilai-nilai yang didapat dari pekerjaannya sama dan
berbanding searah dengan pemenuhan kebutuhan dasar seseorang. Howell dan Dipboye dalam Munandar, 2006 mendefinisikan kepuasan
kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya.
Pendapat serupa turut dikemukakan oleh Gibson 2000, yang menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap yang dimiliki pekerja tentang pekerjaan
mereka. Hal tersebut merupakan hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaannya. Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosional individu terhadap peran dan karakteristiknya dalam bekerja.
2.3.2 Teori Kepuasan Kerja
Berikut ini akan dipaparkan beberapa teori kepuasan kerja menurut Munandar 2006 :
1. Teori Pertentangan Discrepancy Theory Teori pertentangan dari Locke menyatakan bahwa kepuasan atau
ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan
51
penimbangan dua nilai: 1 Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seorang dengan apa yang ia terima, dan 2 Pentingnya apa yang
diinginkan bagi individu. Menurut Locke 1969, seorang individu akan merasa puas atau tidak puas merupakan sesuatu yang sifatnya pribadi,
tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan antara keinginannya dengan hasil keluarannya.
2. Model dari Kepuasan Bidang Bagian Facet Satisfaction Menurut model ini, orang akan puas dengan bidang tertentu dari pekerjaan
mereka jika jumlah dari bidang pekerjaan mereka dipersepsikan sama dengan hasil yang mereka terima. Menurut Lawler, jumlah dari bidang yang
dipersepsikan orang itu sesuai, tergantung dari bagaimana orang mempersepsikan ciri-ciri pekerjaan dan bagaimana mereka mempersepsikan
masukan dan keluaran dari orang lain yang dijadikan pembanding bagi mereka.
3. Teori Proses Bertentangan Oppenent Process Theory Teori proses bertentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari
perspektif yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain. Teori ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu
keseimbangan emosional. Teori ini berasumsi bahwa kondisi emosional yang ekstrim tidak memberikan kemaslahatan. Oleh sebab itu, pengukuran
kepuasan kerja perlu dilakukan secara periodik dengan interval waktu yang sesuai.
52
Dalam hubungannya dengan penelitian ini, penulis mengacu pada teori diskrepansinya Locke 1969, yang prinsip dasarnya adalah sebagai berikut :
1. Kepuasan kerja dihasilkan dari penilaian seseorang terhadap sejauh mana keinginannya dapat terpuaskan melalui pekerjaannya.
2. Kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja merupakan variabel yang sifatnya kontinum, sesuai dengan besar dan arah diskrepansi yang ada, dan hal
tersebut tercermin dalam skala kepuasan kerja.
2.3.3 Dimensi Kepuasan Kerja
Spector 1997 membagi dimensi kepuasan kerja menjadi sembilan dimensi. Adapun kesembilan dimensi kepuasan kerja itu sendiri, antara lain :
1. Pay, kepuasan imbalan jasa berupa uang yang diterima karyawan sesuai dengan beban yang telah ditanggungnya.
2. Promotion, kepuasan akan kesempatan bagi karyawan untuk tumbuh dan berkembang dalam pekerjaan atau jabatan.
3. Supervision, kepuasan akan atasan langsung karyawan. Termasuk didalamnya adalah pengarahan, masukan, dan pengawasan dari atasan.
4. Fringe benefit, kepuasan akan jaminan sosial yang diberikan perusahaan. 5. Contingent reward, kepuasan akan penghargaan karena pencapaiannya yang
baik. 6. Operation conditioning, kepuasan akan peraturan dan prosedur yang ada di
perusahaan.