TEKNIK PENULISAN Kesimpulan, Diskusi dan Saran :

19 sukarela maupun tidak dengan tujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi dibandingkan pekerjaan sebelumnya.

2.1.2 Teori Intensi Turnover

 Grand Teori Intensi Turnover Menurut Robbins Menurut Robbins, turnover merupakan suatu penarikan diri secara sukarela voluntary atau tidak sukarela involuntary dari suatu organisasi. Voluntary turnover disebabkan oleh dua faktor yaitu seberapa menarik pekerjaan yang ada saat ini serta tersedianya alternatif pekerjaan lain. Voluntary turnover itu sendiri dibedakan menjadi dua berdasarkan sifanya, yaitu dapat dihindari avoidable voluntary turnover dan tidak dapat dihindari unavoidable voluntary turnover. Avoidable voluntary turnover timbul karena alasan upah yang lebih baik, pimpinan, atau alternatif tempat kerja yang lebih baik. Sedangkan unavoidable voluntary turnover terjadi karena pindah ke kota lain mengikuti pasangannya, perubahan karier individu, ataupun karena kehamilan. Sebaliknya, involuntary turnover digambarkan sebagai suatu keputusan PHK kepada karyawan yang sifatnya uncontrollable bagi karyawan yang mengalaminya. Menurut Robbins 2001, ada tiga level karakteristik yang menyebabkan seorang karyawan melakukan perilaku turnover, yaitu karakteristik level organisasi, kelompok, dan individu. Dari ketiga level organisasi tersebut, pada dasarnya diperkuat dengan adanya ketersediaan alternatif pekerjaan lain sehingga mendorong karyawan untuk memutuskan keluar dari perusahaan. Selain teori 20 menurut Robbins 2001, terdapat teori lain yang turut membahas tentang intensi turnover, teori tersebut antara lain :  Teori Pembentukan Tingkah Laku Fishbein dan Ajzen 1975 mengajukan teori tentang pembentukan tingkah laku untuk menjelaskan tentang intensi. Teori ini berdasarkan pada hubungan timbal balik antara keyakinan belief, sikap attitude, dan intensi intention individu. Keyakinan dikategorikan sebagai aspek kognitif yang melibatkan pengetahuan, pendapat, dan pandangan individu terhadap obyek. Sikap dikategorikan sebagai aspek afektif yang mengarah pada perasaan individu terhadap suatu obyek serta evaluasi yang dilakukannya. Intensi dikategorikan sebagai aspek konatif yang menunjukkan intensi individu dalam bertingkah laku dan bertindak ketika berhadapan langsung dengan obyek. Teori tentang intensi Fishbein dan Ajzen tidak terlepas dari peran situasi, baik lokasi, waktu tertentu atau waktu tak terbatas di masa yang akan datang dan perilaku sikap.  Teori Atribusi Attribution Theory Teori atribusi memberikan penjelasan tentang proses bagaimana kita menentukan penyebab motif perilaku seseorang Gibson et al., 2000. Teori ini diarahkan untuk mengembangkan penjelasan dengan cara-cara kita menilai orang secara berlainan, tergantung makna apa yang akan kita hubungkan atribusikan ke suatu perilaku tertentu. Teori atribusi itu sendiri, mengacu pada bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain diri sendiri, yang ditentukan apakah dari faktor internal eksternal, maka akan terlihat pengaruhnya terhadap perilaku individu Robbins, 2001. Penyebab perilaku dikenal sebagai