Pengukuran Intensi Turnover INTENSI TURNOVER

44 tinggi, produktivitas yang dihasilkan justru cenderung rendah karena kurangnya dukungan dari lingkungan kerjanya Robbins, 2001. Menurut Chaplin 2008, group cohesiveness diungkapkan sebagai suatu kualitas kebergantungan satu sama lain. Sedangkan menurut Carron Prismadia, 2008, group cohesiveness is a dynamic process that is reflected in tendency for a group to stick together and remain united in pursuit of its goals and objectives. Yang dapat diartikan sebagai sebuah proses dinamis yang tercermin dalam kecenderungan bagi sebuah kelompok untuk tetap bersatu dalam mengejar suatu tujuan dan sasaran bersama. Suatu kelompok dalam sebuah perusahaan terbentuk karena adanya tindakan manajerial ataupun upaya dari individu yang bersangkutan. Manajer menciptakan adanya kelompok kerja untuk melaksanakan pekerjaan dan tugas yang diberikan. Kelompok yang didasarkan atas keputusan manajerial, disebut sebagai kelompok formal. Sedangkan kelompok yang terbentuk dari inisiatif karyawan, yang didasarkan karena adanya kesamaan minat dan untuk persahabatan disebut sebagai kelompok informal Gibson, 2004. Setiap kelompok kerja memiliki sasaran yang harus dicapai. Sasaran tersebut dapat dicapai karena adanya kerja sama dan saling menerima antar anggota yang satu dengan yang lainnya. Tinggi rendahnya kesepakatan dan penerimaan antar anggota terhadap sasaran kelompok, dapat menunjukkan adanya derajad kelekatan, yang disebut dengan group cohesiveness. Berdasarkan definisi yang telah diuraikan di atas, pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa group cohesiveness adalah suatu tingkatan dimana anggota 45 kelompok saling berinteraksi dan termotivasi untuk tetap berada di kelompoknya dalam melakukan berbagai kegiatan.

2.2.2 Dimensi Group Cohesiveness

Dimensi dalam group cohesiveness dibagi menjadi dua, yaitu unidimensional dan multidimensional. Menurut Buchanan 1998, unidimensional dalam group cohesiveness merujuk kepada ketertarikan individu dalam kelompoknya. Sedangkan definisi mengenai kelompok kohesivitas yang dikemukakan oleh Carron dalam Prismadia, 2008 telah dikembangkan menjadi sebuah model konseptual kohesivitas. Dalam model tersebut, kohesivitas dipahami sebagai sebuah konsep yang multidimensional. Terdapat dua kategori utama dalam hal ini, pertama adalah keterpaduan tim group integration yang mengacu pada persepsi anggota terhadap kelompok sebagai sebuah totalitas. Kedua adalah ketertarikan individu terhadap kelompok individual attractions to the group yang mempresentasikan ketertarikan personal masing-masing anggota pada kelompok. Dari kedua kategori tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam orientasi sosial dan orientasi tugas. Dengan demikian, ada empat dimensi yang terkait dalam model konseptual tersebut, antara lain : 1. Integritas kelompok dalam tugas group integration task; persepsi anggota kelompok terhadap persamaan dan kedekatan tim dalam menyelesaikan tugas. 2. Integritas kelompok secara sosial group integration social; persepsi anggota kelompok terhadap kedekatan dan keakraban tim dalam aktivitas sosial.