c. Langkah-langkah dalam Means-Ends Analysis
Means-Ends Analysis mempunyai beberapa langkah yaitu : 1
Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2 Siswa dibantu mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengn masalah tersebut menentukan topik, tugas, dll. 3
Siswa dikelompokan menjadi 5 atau 6 kelompok kelompok yang dibentuk harus heterogen, dan memberi tugassoal pemecahan masalah kepada setiap
kelompok. 4
Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi masalah, menyederhanakan masalah, hipotesis, mengumpulakan data, membuktikan hipotesis dan
menarik kesimpulan. 5
Siswa dibantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
6 Siswa dibimbing untuk menyimpukan materi yang telah dipelajari.
16
d. Keunggulan dan Kelemahan Metode MEA Means-Ends Analysis
Metode MEA memiliki keunggulan dan kelemahan dalam penerapan proses pembelejaran, diantaranya;
1 Keunggulan
a Siswa dapat terbiasa untuk memecahkanmenyelesaikan soal-soal
pemecahan masalah. b
Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
c Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan.
16
Rifka Nurulislamidiana,
Model Pembelajaran
Means-Ends Analysis
MEA, 2014,
http:Proposalmatematika23.blogspot.com
d Siswa dengan kemampuan pemahaman yang rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri. e
Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok.
f Strategi heuristik dalam MEA memudahkan siswa dalam memecahkan
masalah. 2
Kelemahan a
Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi siswa bukan merupakan hal yang mudah.
b Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat
sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon masalah yang diberikan.
c Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang terlalu
sulit untuk dikerjakan terkadang membuat siswa jenuh. d
Sebagian siswa bisa merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
17
3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar
Belajar memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia terlahir sebagai makhluk lemah yang tidak mampu berbuat apa-apa
serta tidak mengetahui apa-apa. Akan tetapi melalui proses belajar dalam fase perkembangannya, manusia bisa menguasai berbagai skill kemahiran
keterampilan maupun pengetahuan.
18
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. learning is defined as the modification or strengthening of
behavior through experiencing. Menurut pengertian ini, belajar adalah
17
Ibid
18
Fadhilah Suralaga, dkk., op. cit., h. 59
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami. Selain itu adapula yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan; belajar adalah latihan-latihan pembentukan
kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.
19
Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut : a.
Gagne Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang
melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
b. Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. c.
Cronbach Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.
Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. d.
Harold Spears Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to
listen, to follow direction. Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.
e. Geoch
Learning is change in performance as a result of practice. Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan.
f. Morgan
Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen
sebagai hasil dari pengalaman.
20
19
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Ed. 1 Cet. 9. h. 36
20
Agus Suprijono, Cooperatve Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009, h. 2