Pembahasan Hasil Wawancara HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Dari hasil observasi tersebut terlihat bahwa terdapat peningkatan skor dari tiap pertemuan didalam kelas saat
proses pembelajaran berlangsung yang dapat diartikan bahwa terdapat peningkatan dalam proses pembelajaran seperti keaktifan siswa.
Selain menggunakan data penunjang berupa observasi, pembuktian bahwa metode pembelajaran Means-Ends Analysis memiliki pengaruh positif
terhadap hasil belajar IPS siswa maka didukung juga dengan data berupa hasil wawancara. Dari hasil wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa
dari ketiga siswa yang diwawancarai memberikan jawaban yang positif terhadap hasil dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti lebih
menyukai saat dilakukan metode pembelajaran Means-Ends Analysis karena siswa lebih paham terhadap materi pelajaran yang bersifat abstrak karena
dengan metode pembelajaran Means-Ends Analysis materi yang dijelaskan terlihat lebih spesifik.
Hasil pembahasan ini didukung dari penelitaian relevan sebelumnya yang telah dilakukan oleh Teddi Harto dkk telah menunjukan keberhasilan
metode Means Ends Analysis dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Means Ends Analysis MEA dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika siswa kela
s IV di SD Desa Bebetin”. Hasil penelitian menunjukan bahwa deskripsi data dengan model pembelajaran MEA
berada pada kategori sangat tinggi, deskripsi data dengan model konvesional berada pada kategori tinggi, dan terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar
matematika siswa yang belajar dengan model pembelajaran MEA dengan
t hitung
4,11
t tabel
2,00. Jadi, model pembelajaran MEA lebih baik dari model pembelajaran konvesional.
65
Hal ini juga sesuai dengan pandangan Piaget, pengetahuan datang dan tidakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergatung kepada beberapa
65
Kt Teddi harto, Gd. Agung dan I Md. Citra wibawa, Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends Analysis MEA dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas IV di SD Desa Bebetin, e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesa Jurusan PGSD, 2014, vol. 2, no. 1
jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai informasi
yang menjabarakan teori kognitif pada pendidikan yaitu ; memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar keada
hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada
hasil tersebut.
Pengalaman-pengalaman belajar
yang sesuai
dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai
pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud, mengutakan peran siswa dalam
berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi
ready made knowledge anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan, memaklumi akan adanya
perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan
perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk
mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dai individu-individu ke dalam bentuk kelompok-kelompok kecil siswa dari pada aktivitas dalam bentuk
klasikal, mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan
penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimlasi.
66
66
http:www.Ipmpsulsel.netv2index.php?option=com_contentviw=articleid+203:kognit ifcatid=42:widyaiswaraItemid=23 diakses 22 Juni 2015 jam 21.51
68