160
Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X
rakyatnya untuk membayar upeti dan memperkuat daerahnya sendiri dengan membentuk pasukan militer yang menguasai
daerah-daerah tetangga yang lemah dengan alasan memperkuat kekuatan pusat apabila dibutuhkan.
Adanya serangan bangsa barbar dari sebelah barat Cina ke ibukota Hao, menyebabkan dipindahkannya ibukota ke Loyang
di sebelah Timur. Akibat serangan ini memperlemah kekuatan Dinasti Chou ditambah lagi dengan lemahnya kekuatan pusat
yang beralih ke daerah maka tahun 770 SM terjadi pergantian kekuasaan oleh persekutuan raja-raja Vazal. Karena lemahnya
kerajaan, pada tahun 480 SM Cina terbagi menjadi tiga penguasa, yaitu Chi di Shantung, Chu di bagian Utara Sungai Yang Tse dan
Chin di Lembah Sungai Hwang Ho. Kondisi pemerintahan seperti ini melahirkan para tokoh filsafat, di antaranya Lao Tse,
Kong Fu Tse
, Meng Tse, dan lain-lain. c.
Dinasti Chin 221 – 206 SM
Di antara tiga penguasa, Chin adalah penguasa yang agresif dan mengalahkan kekuatan lainnya. Barulah tahun 221 SM, Pangeran
Cheng sebagai penguasa Chin membeli wilayah untuk
kekuasaanya dari Manchuria sampai Yang Tse. Keberhasilannya itu, Pangerang Cheng menamai dirinya Shih Huang Ti Kaisar
Pertama.
Kebijakan-kebijakan yang pernah dikeluarkan oleh Shih Huang Ti selama berkuasa, yaitu:
1 Penghapusan sistem feodalisme dan raja vazal. 2 Sistem birokrasi terpusat, dengan seorang gubernur untuk
mengatur provinsi. 3 Menyusun tulisan yang seragam.
4 Memperluas wilayah Cina, bahkan hingga Korea. 5 Memerintahkan pembangunan tembok Cina, untuk
menahan serangan tentara Mongol dari Utara. 6 Pengaturan takaran dalam perdagangan.
7 Petani dan masyarakat golongan biasa dikenai wajib militer, pajak tinggi dan kerja paksa.
8 Menghancurkan faham Kong Fu Tse dengan membunuh sarjana dan membakar buku-buku ajarannya.
Shih Huang Ti wafat tahun 210 SM, terjadi kekacauan di provinsi yang diakibatkan oleh keserakahan para gubernur dan
bangsawan yang ingin mengambil kekuasaan di Cina, dan timbulnya pemberontakan rakyat terhadap sistem yang
diterapkan oleh Shih Huang Ti. Salah seorang petani bernama Liu Pang berhasil mengatasi kekacauan dan menduduki tahta
kerajaan dengan mendirikan Dinasti Han.
Gambar 6.10 Tulisan pada lempengan perunggu
mengenai syair pada masa Dinasti Chou.
Gambar 6.11 Untuk menahan serangan bangsa Barbar,
Kaisar Shih Huang Ti membangun Tembok Besar
Cina.
Sumber: Encarta. Sumber: Lukisan Sejarah.
161
Bab 6 Peradaban Kuno di Asia, dan Afrika
d. Dinasti Han 206 SM – 221 M
Kedekatan Liu Pang kepada rakyat dan pendidikan, ajaran Kong Fu Tse dihidupkan kembali bahkan ajarannya dipakai sebagai
seleksi calon pegawai negara dan kenaikan jabatan, sistem feodalisme dikekang, penghapusan pajak, dan pembangunan
irigasi dan jalan yang baru.
Dinasti Han, tetap mempertahan tradisi dinasti-dinasti sebelumnya untuk memperluas wilayah Cina, bahkan pada saat
kekuasaan kaisar Wu Ti menghasilkan sebuah imperium yang luas hingga ke Korea, Turkestan, sebagian India dan IndoCina.
Berkat imperium ini, terjadi hubungan perdagangan antara Cina dan India sehingga terjadi percampuran kebudayaan dan
dimulainya masuk ajaran agama Buddha. Jalur perdagangan Cina dengan Asia Tengah menggunakan Jalur Sutera, yaitu jalur
perjalanan dari Cina ke Asia Tengah melalui India Utara. Adanya kerawanan keamanan selama perjalanan, jalur perdagangan
diganti melalui laut melalui Indonesia. Sepeninggal Wu Ti, Cina mengalami kemunduran akibat kebijakan yang tidak
menguntungkan orang kaya dengan cara penghapusan budak, pembagian pemilikan tanah dan penetapan harga. Kehancuran
Dinasti Han terjadi pada tahun 221 SM.
e. Dinasti T’ang 618 – 906 M
Pada zaman Dinasti T’ang bangsa Cina mengalami kejayaan kembali yang sebelumnya telah hancur dan terpecah-pecah
menjadi negara kecil. Kemajuan Dinasti T’ang ditunjang kedekatannya kepada para petani dan kaum bangsawan dengan
diberlakukannya Undang-undang tentang pembagian tanah dan perpajakan. Wilayah Cina diperluas hingga ke Persia dan Laut
Kaspia sehingga terjalin hubungan perdagangan dengan Asia Tengah. Dari perdagangan inilah masuknya agama Kristen dan
Islam ke daratan Cina.
4. Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu pengetahuan bangsa Cina diketahui dari tulisan-tulisannya yang berbentuk gambar piktograf. Tulisan ini menunjukkan
lambang dari suatu kata atau kalimat, sehingga komunikasi antar daerah bisa terwujud apalagi daerah yang ditempati oleh
kelompok-kelompok terpisah-pisah. Pada awalnya tulisan-tulisan ditulis di kayu, kulit, bambu, dan bahkan tulang binatang.
Kemajuan lain bangsa Cina dapat dirasakan dengan banyaknya sisa-sisa peninggalannya dari bahan logam yang kemudian
diperdagangkan hingga ke luar negeri. Iklim di Cina mengenal empat musim, adanya keteraturan pergantian musim
dimanfaatkan dengan membuat penanggalan dan ilmu perbintangan sehingga dapat dipakai untuk keperluan pola tanam
Gambar 6.12 Patung naga dari perunggu berasal dari
permulaan tarikh Masehi masa Dinasti Han.
Sumber: Lukisan Sejarah.
Gambar 6.13 Patung seorang negarawan Dinasti Tang.
Sumber: Lukisan Sejarah.
162
Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X
pertanian, perdagangan dan pelayaran. Penemuan swipoa adalah salah satu bentuk keahlian bangsa Cina di bidang matematika
yang digunakan untuk mempercepat perhitungan saat berdagang.
5. Ilmu Filsafat
Pada masa Dinasti Chou muncul beberapa tokoh filsafat, tiga diantaranya merupakan yang terbesar, yaitu Lao Tse, Kong Fu
Tse dan Meng Tse.
a. Lao Tse
Lao Tse merupakan pencetus dasar-dasar Tao Tao artinya jalan dalam buku yang berjudul Tao Tse Ting. Oleh karena itu, ajaran
Lao Tse dikenal dengan nama Taoisme. Dalam Taoisme, manusia diharuskan untuk pasrah terhadap hal-hal yang dialaminya dan
selalu menjalankan kehidupannya dengan baik karena senang ataupun susah tidak ada bedanya, yang penting adalah cara
menjalaninya yang harus diperbaiki. Taoisme mengajarkan tentang keseimbangan alam dengan yin dan yang. Yin adalah unsur-unsur
negatif misalnya: malam, gelap, dingin, perempuan. Yang adalah unsur-unsur positif, misalnya siang, terang, panas, laki-laki.
b. Kong Fu Tse
Ajaran Kong Fu Tse mengacu pada ajaran Taoisme yang meng- haruskan adanya keselarasan dalam kehidupan bermasyarakat.
Kong Fu Tse memusatkan ajarannya pada kehidupan sehari-hari, dan keluarga adalah inti dari masyarakat. Keselarasan hidup
dalam keluarga bisa dirasakan saat orang tua menyayangi anak, anak menghormati orang tua, laki-laki sebagai kepala keluarga,
perempuan sebagai pengurus rumah tangga. Pemikiran ini diterapkan pada sistem pemerintahan dimana raja harus
menyayangi rakyatnya begitu pula rakyat harus taat kepada raja.
c. Meng Tse
Meng Fu Tse mengikuti ajaran gurunya, Kong Fu Tse. Ia
mengajarkan bahwa rakyat boleh mengingatkan raja dan memberontak apabila haknya diabaikan, begitu pula rakyat harus
tunduk, taat dan melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh raja. Timbal balik antara raja dan rakyat merupakan dasar-
dasar kehidupan dalam negara demokrasi, sama seperti yang pernah dilontarkan pula oleh Plato.
Gambar 6.14 Patung Lao Tse tengah menaiki banteng.
Sumber: Lukisan Sejarah
Gambar 6.15 Lukisan Kong Fu Tse.
Sumber: Lukisan Sejarah.
KEGIATAN 6.2
Buatlah peta wilayah Negeri Cina kuno Carilah bahan-bahan di media elektronik dan media massa tentang ajaran Kong Fu Tse di Indonesia