Historiografi Kolonial PERKEMBANGAN HISTORIOGRAFI DI INDONESIA 1. Historiografi

57 Bab 2 Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum dan Sesudah Mengenal Aksara. pada khususnya, sengaja atau tidak sengaja mendorong ke arah integrasi. Perlawanan terhadap penetrasi dan kekuasaan bangsa Barat membantu pembentukan wilayah kesatuan yang kemudian disebut Indonesia. Demikian halnya pandangan bangsa Belanda yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27 Desem- ber 1949 melalui penyerahan kedaulatan sebagai kelanjutan dari Konferensi Meja Bundar maka bangsa Indonesia mengakui bahwa kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan perjuangannya sendiri kemudian diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

3. Historiografi Modern

Tuntutan akan ketepatan teknik dalam usaha untuk mendapatkan fakta sejarah secermat mungkin dan mengadakan rekonstruksi sebaik mungkin serta menerangkannya setepat mungkin, mendo- rong tumbuhnya historiografi modern. Di samping memperguna- kan metode yang kritis, historiografi modern juga menerapkan penghalusan teknik penelitian dan memakai ilmu-ilmu bantu baru yang bermunculan. Oleh karena itu, secara bertahap berba- gai ilmu bantu dalam pengerjaan sejarah berkembang mulai dari penguasaan bahasa serta keterampilan membaca tulisan kuno epigrafi sampai dengan numismatik, yang mempelajari mata uang kuno, dan yang mempelajari permasalahan arsip-arsip. Dengan demikian, bukan saja ketepatan pengujian bahan sumber harus selalu diperhalus, metode-metode baru dalam pengumpulan sumber heuristik harus pula dikembangkan. Misalnya, kalau bahan-bahan tertulis telah habis, sedangkan usaha untuk menda- patkan rekonstruksi sejarah yang relatif utuh belum tercapai maka dikembangkan apa yang disebut dengan sejarah lisan. Dengan sejarah lisan, teknik wawancara terhadap para pelaku atau saksi sejarah dan sistem klasifikasi dalam penyimpanannya perlu pula selalu disempurnakan, sedangkan bila untuk dipertimbangkan sebagai bahan penulisan sejarah maka diperlukan metodologi dan alat analisis disertai dengan ilmu bantu sejarah yang memadai.

4. Historiografi Nasional

Usaha perintisan penulisan sejarah nasional muncul setelah Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi oleh penulisan sejarah yang ada merupakan penulisan sejarah yang dilakukan pada zaman kolonial dan bersifat Belanda sentris. Se- lain itu, sebagai negara yang baru memperoleh kemerdekaannya membutuhkan suatu penulisan sejarah yang dapat menunjukkan jati diri sebagai bangsa, serta dapat memberikan legitimasi pada keberadaan bangsa Indonesia yang baru, setelah bertahun-tahun berada dalam masa penjajahan. Pada waktu itu bagi rakyat Indo- nesia pada umumnya membutuhkan identitas mereka yang baru 58 Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X setelah zaman penjajahan yang diwarnai dengan adanya deskri- minasi rasial. Penulisan sejarah nasional juga dibutuhkan untuk pendidikan bagi generasi muda sebagai warga negara. Seminar Nasional Sejarah Pertama di Yogyakarta pada tahun 1957 merupakan kebangkitan penulisan sejarah nasional Indone- sia. Semi nar tersebut membicarakan pencarian identitas nasional bangsa Indonesia melalui rekonstruksi penulisan sejarah nasional. Seminar tersebut membicarakan tentang upaya penulisan sejarah nasional yang berpandangan Indonesia sentris. Sejarah nasional juga diharapkan dapat menjadi alat pemersatu dengan membe- rikan penjelasan tentang keberadaan bangsa Indonesia melalui jejak sejarahnya. Sejarah nasional merujuk kepada sejarah berbagai suku bangsa dan wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, sejarah nasional harus dapat memanfaatkan sumber-sumber dari penulisan seja- rah tradisional dan kolonial untuk dilakukan rekonstruksi ulang menjadi sejarah yang berorientasi pada kepentingan integrasi na- sional. Objek penelitian sejarah nasional meliputi berbagai aspek dengan menggunakan pendekatan multi dimensional, baik aspek ekonomi, ideologi, sosial-budaya, maupun sistem kepercayaan. Kehidupan sebelum sebuah masyarakat mengenali tulisan dise- but kehidupan prasejarah. Setiap bangsa di muka bumi ini pasti pernah mengalami masa prasejarah. Tiap-tiap bangsa mengalami masa praaksara berbeda-beda. Manusia-manusia prasejarah hanya meninggalkan benda dan artefak kebudayaan mereka, tanpa adanya tulisan. Dengan demikian, para peneliti hanya mampu menafsir- kan tentang kehidupan manusia masa prasejarah. Namun, bukan berarti benda-benda prasejarah tersebut tidak bermanfaat. Benda-benda tersebut memberitakan bagaimana manusia-manusia zaman dahulu memperlakukan alam sekitar. Benda-benda material peninggalan zaman praaksara dapat berupa perkakas tajam untuk keperluan berburu, gerabah, tembikar, alat-alat perhiasan. Di samping benda ma- terial, peninggalan masa prasejarah pun dapat berupa non-material. Peninggalan budaya KEGIATAN 2.4 Untuk mempertebal rasa cinta terhadap tanah airmu, pergilah ke museum. Bila diperbolehkan membawa alat potret, fotolah dua buah peninggalan sejarah masyarakat Indonesia yang terdapat dalam museum tersebut. Benda tersebut haruslah berupa memuat aksara atau tulisan, lalu catat tahun berapa dibuat atau ditemukannya benda tersebut Atau bila tidak, berkunjunglah ke per- pustakaan Carilah olehmu sebuah kutipan naskah yang berasal dari kitab klasik. Catatlah lalu kumpulkan kepada guru RANGKUMAN