Folklor JEJAK SEJARAH DALAM MITOLOGI, LEGENDA, FOLKLOR, UPACARA DAN LAGU DI BERBAGAI

32 Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X itu, yang paling penting adalah bahwa mereka memiliki kesadaran akan identitas kelompok mereka sendiri. Kata lore merupakan tradisi dari folk, yaitu sebagian kebudayaan yang diwariskan se- cara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat mnemonic device. Dengan demikian, pengertian folklor adalah bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Perkembangan folklor tidak hanya terbatas pada golongan petani desa, tetapi juga nelayan, pedagang, peternak, pemain san- diwara, guru sekolah, mahasiswa, tukang becak, dan sebagainya. Demikian juga penelitian folklor bukan hanya terhadap orang Jawa, tetapi juga orang Sunda, orang Bugis, orang Menado, orang Ambon dan sebagainya. Bukan hanya untuk penduduk yang beragama Islam, melainkan juga orang Katolik, Protestan, Hindu Dharma, Buddha, bahkan juga Kaharingan Dayak, Melohe Adu Nias, dan semua kepercayaan yang ada. Folklor juga berkembang baik di desa maupun di kota, di keraton maupun di kampung, baik pada pribumi maupun keturunan asing, asal mereka memiliki kesadaran atas identitas kelompoknya. Agar dapat membedakan antara folklor dengan kebudayaan lainnya, harus diketahui ciri-ciri pengenal utama folklor. Folklor memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yaitu melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Gambar 2.6 Di Toraja, kaum wanita berperan dalam ritual pemujaan terhadap dewa dan leluhur pada acara Ma’bua. Sumber Indonesian Heritage: Agama dan Upcara 33 Bab 2 Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum dan Sesudah Mengenal Aksara. b Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar. c Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini dise- babkan penyebarannya secara lisan sehingga folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap bertahan. d Bersifat anonim, artinya pembuatnya sudah tidak diketahui lagi orangnya. e Biasanya mempunyai bentuk berpola. Kata-kata pembukanya misalnya. Menurut sahibil hikayat menurut yang empunya cerita atau dalam bahasa Jawa misalnya dimulai dengan kalimat anuju sawijing dina pada suatu hari. f Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Cerita rakyat misalnya berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam. g Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan. h Menjadi milik bersama colective dari masyarakat tertentu. i Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatannya kasar atau terlalu sopan. Hal itu disebabkan ba- nyak folklor merupakan proyeksi cerminan emosi manusia yang jujur. Dalam mempelajari kebudayaan culture kita mengenal ada- nya tujuh unsur kebudayaan universal yang meliputi sistem mata pencaharian hidup ekonomi, sistem peralatan dan perlengkapan hidup teknologi, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sis- tem pengetahuan, dan sistem religi. Menurut Koentjaraningrat setiap unsur kebudayaan universal tersebut mempunyai tiga wujud, yaitu: a wujud sistem budaya, berupa gagasan, kepercayaan, nilai- nilai, norma, ilmu pengetahuan, dan sebagainya; b wujud sistem sosial, berupa tindakan sosial, perilaku yang berpola seperti upacara, kebiasaan, tata cara dan sebagai- nya; c wujud kebudayaan fisik. Jan Harold Brunvand , seorang ahli folklor Amerika Seri- kat, membagi folklor ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya yaitu folklor lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan.

a. Folklor Lisan

Folklor jenis ini dikenal juga sebagai fakta mental mentifact yang meliputi sebagai berikut: 1 bahasa rakyat seperti logat bahasa dialek, slang, bahasa tabu, otomatis; 34 Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X 2 ungkapan tradisional seperti peribahasa dan sindiran; 3 pertanyaan tradisonal yang dikenal sebagai teka-teki; 4 sajak dan puisi rakyat, seperti pantun dan syair; 5 cerita prosa rakyat, cerita prosa rakyat dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu: mite myth, legenda legend, dan dongeng folktale, seperti Malin Kundang dari Sumatra Barat, Sangkuriang dari Jawa Barat, Roro Jonggrang dari Jawa Tengah, dan Jaya Prana serta Layonsari dari Bali; 6 nyanyian rakyat, seperti “Jali-Jali” dari Betawi.

b. Folklor sebagian Lisan

Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial sosiofact, meliputi sebagai berikut: 1 kepercayaan dan takhayul; 2 permainan dan hiburan rakyat setempat; 3 teater rakyat, seperti lenong, ketoprak, dan ludruk; 4 tari rakyat, seperti tayuban, doger, jaran, kepang, dan ngibing, ronggeng; 5 adat kebiasaan, seperti pesta selamatan, dan khitanan; 6 upacara tradisional seperti tingkeban, turun tanah, dan temu manten; 7 pesta rakyat tradisional seperti bersih desa dan meruwat.

c. Folklor Bukan Lisan

Folklor ini juga dikenal sebagai artefak meliputi sebagai be- rikut: 1 arsitektur bangunan rumah yang tradisional, seperti Joglo di Jawa, Rumah Gadang di Minangkabau, Rumah Betang di Kalimantan, dan Honay di Papua; Gambar 2.7 Suku Sunda menyanyikan pantun. Sumber Indonesian Heritage: Agama dan Upacara. 35 Bab 2 Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum dan Sesudah Mengenal Aksara. 2 seni kerajinan tangan tradisional, 3 pakaian tradisional; 4 obat-obatan rakyat; 5 alat-alat musik tradisional; Gambar 2.8 Upacara Seren taun di Kasepuhan Banten Kidul sebagai penghormatan kepada Dewi Sri. Sumber: Kompas 6 peralatan dan senjata yang khas tradisional; 7 makanan dan minuman khas daerah.

3. Mitos

Mitos atau mite myth adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain kahyangan pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya mengisahkan tentang terjadinya alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, gejala alam dan sebagainya. Mitos juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, kisah perang me- reka dan sebagainya. Selain berasal dari Indonesia, adapula mitos yang berasal dari luar negeri. Mitos yang berasal dari luar negeri pun pada umumnya sudah mengalami pengolahan lebih lanjut sehingga tidak terasa lagi asing. Hal ini disebabkan cerita-cerita itu mengalami proses adaptasi. Menurut Moens-Zorab orang Jawa bukan saja telah mengambil alih mitos-mitos dari India, melain- kan juga telah mengadopsi dewa-dewa serta pahlawan-pahlawan Hindu sebagai dewa dan pahlawan Jawa. Bahkan orang Jawa pun percaya bahwa mitos-mitos itu di antaranya berasal dari cerita epos Ramayana dan Mahabharata terjadi di Jawa. Di Jawa Timur misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh orang Hindu Jawa dan Bali sebagai gunung suci Mahameru, atau sedikitnya sebagai Pun- cak Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa. 36 Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X Mitos di Indonesia biasanya menceritakan terjadinya alam semesta cosmogony terjadinya susunan para dewa dunia dewata