Peradaban Sungai Shindu PERADABAN INDIA KUNO

151 Bab 6 Peradaban Kuno di Asia, dan Afrika Penduduk asli yang berada di Lembah Sungai Shindu adalah bangsa Dravida, diperkirakan telah mendiaminya sejak 3000 SM. Bangsa ini meninggalkan sisa-sisa peradabannya di Mahenjo Daro dan Harappa. Hasil temuan peninggalan peradaban di India diketahui dengan ditemukannya sisa-sisa kebudayaan di Kota Mahenjo Daro di daerah Shindu sekarang berada di wilayah Pakistan dan Harappa yang mendiami kawasan Sungai Ravi daerah hulu Sungai Shindu.

b. Sistem Mata Pencaharian

Sepanjang lembah Sungai Shindu adalah lahan subur yang cocok sekali untuk pertanian. Kesuburan ini disebabkan oleh lumpur- lumpur sungai yang dibawa ketika banjir. Pemanfaatan lahan dan sungai mendorong untuk mengembangkan teknologi irigasi dengan membuat saluran-saluran, tanggul penahan banjir dan bendungan untuk menampung. Hasil temuan saluran irigasi inilah yang menunjukkan bahwa pada masa tersebut sudah terbentuk peradaban yang maju dengan mata pencahariannya adalah pertanian gandum, padi, kapas, dan teh.

c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah dikenal oleh masyarakat yang mendiami lembah Sungai Shindu. Bukti-bukti yang menunjukkan hal tersebut dengan ditemukannya perkakas pertanian, alat-alat rumah tangga, alat-alat perang, bangunan dan simbol kepercayaan yang terbuat dari tanah liat ataupun logam. Selain itu, di Kota Mahenjo-Daro dan Harappa sudah terbentuk penataan kota yang baik dan teratur. Penduduk sudah mengenal teknologi bangunan dan gedung yang dibuat dari btu bata untuk tempat tinggal. Setiap rumah terdapat sumur dan saluran-saluran pembuangan limbah kotor dan dialirkan ke selokan besar di bawah jalan raya.

d. Perekonomian

Perekonomian masyarakat lembah Sungai Shindu ditopang dalam bentuk perdagangan dengan negara-negara lain. Hal ini dibuktikan. Dengan adanya penemuan benda-benda kebudayaan lembah Sungai Shindu di Mesopotamia. Pada masa itu telah adanya kontak dagang antara bangsa Dravida dengan bangsa Sumeria.

e. Kepercayaan

Masyarakat lembah Sungai Shindu memuja kepada banyak dewa politheisme. Dewa utama yang dipujanya adalah dewa berkepala tiga, bertanduk besar, walaupun masih berupa dugaan, stempel yang menggambarkan dewa ini banyak dijumpai. Selain itu, masyarakatnya mengenal Dewi Ibu yang dipuja sebagai lambang Dewi kesuburan. 152 Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X

f. Pemerintahan

Peradaban Lembah Sungai Shindu adalah peradaban manusia prasejarah karena belum ditemukan adanya tulisan. Masuknya bangsa Arya ke wilayah India, mengubah tata hidup penduduk asli dan terjadinya percampuran kebudayaan. Sebenarnya bangsa Arya adalah bangsa nomaden selalu berpindah-pindah, namun sejak ditemukannya wilayah India melalui Celah Kaiber mereka mencoba untuk menetap sehingga menimbulkan percampuran kebudayaan di antara keduanya. Pencampuran kedua bangsa tersebut melahirkan bangsa Hindu. Kedatangan mereka menjadi salah satu penyebab runtuhnya peradaban kuno di Lembah Sungai Shindu. Pemerintahan bangsa Arya yang pernah ada di Lembah Sungai Shindu diketahui mulai ada tahun 327 SM dengan berdirinya Kerajaan Maurya. Berikut ini nama-nama kerajaan yang pernah ada pada peradaban Lembah Sungai Shindu, antara lain: 1 Kerajaan Magadha Bangsa Arya yang tinggal di Punjab membentuk negara kota, dengan kepala pemerintahannya disebut raja. Pemerintahan Gambar 6.3 Peta Peradaban di Lembah Sungai Shindu Indus. Sumber: Encarta. 153 Bab 6 Peradaban Kuno di Asia, dan Afrika seperti ini sudah ada di Magadha, Kosala dan Avanti. Kerajaan Magadha sudah ada kira-kira tahun 650 SM, diperintah oleh Sisunaga dengan ibukota Rajgir. Sekitar tahun 500 SM, pada masa Raja Ayatasatra , ibukota dipindahkan ke Pataliputra di dekat pertemuan Sungai Shindu dan Gangga. Raja Nanda adalah Raja Magadha yang berhasil mengusir Persia dari Punjab, dan kemudian membentuk dinasti Nanda. Raja kesembilan dinasti Nanda yakni Mahapadmananda menikahi wanita dari kasta rendah dan memiliki seorang anak bernama Candragupta Maurya. 2 Kerajaan Maurya Candragupta Maurya adalah pendiri Kerajaan Maurya setelah berhasil menundukkan pasukan Macedonia yang kala itu sedang melakukan ekspansi ke wilayah India dibawah pimpinan Iskandar Zulkarnaen dan telah menguasai daerah Punjab. Pengusiran tentara Macedonia dari India dilakukan setelah Candragupta Maurya mengetahui kabar Iskandar Zulkarnaen wafat, kejadian ini terjadi pada tahun 327 SM. Ibukota Kerajaan Maurya berada di Pattaliputra dengan raja pertamanya adalah Candragupta Maurya. Kekuasaan wilayahnya terbentang dari Kashmir di bagian Barat dan lembah Sungai Gangga di bagian Timur. Kerajaan Maurya mencapai masa gemilang di bawah pemerintahan Ashoka 268-232 SM cucu Candragupta Maurya. Ashoka merasa menyesal setelah melihat korban-korban perang saat menundukkan Kerajaan Kalingga dan Dekkan, lalu bercita- cita untuk membentuk suatu perdamaian bagi umat manusia. Agama yang semula adalah Hindu ditinggalkannya dan beralih menjadi penganut agama Buddha. 3 Kerajaan Candragupta Sepeninggalnya Ashoka, kerajaan Maurya pecah menjadi kerajaan kecil yang kemudian dipersatukan kembali oleh Candragupta I dan berdiri Kerajaan Candragupta. Gambar 6.4 Kuil yang dibangun atas perintah Raja Ashoka. Sumber: Lukisan Sejarah.

2. Peradaban Lembah Sungai Gangga

Selain peradaban Lembah Sungai Shindu, di India kuno ditemukan pula peradaban Lembah Sungai Gangga yang terletak antara Pegunungan Himalaya, dan Pegunungan Windya. Sampai sekarang, di wilayah ini belum ditemukan sisa-sisa peninggalan peradaban pada masa prasejarah. Peradabannya mulai berkembang sejak masuknya bangsa Arya ke India dengan terbentuknya budaya Hindu.

a. Kebudayaan Hindu

Berubahnya pola hidup bangsa Arya dari seorang pengembara menjadi hidup menetap, melahirkan kebudayaan campuran dengan bangsa aslinya, yaitu bangsa Hindu dan kebudayaanya disebut Kebudayaan Hindu Hinduisme. Daerah perkembangan pertamanya 154 Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X terdapat di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta negeri orang Arya dan Hindustan tanah milik orang Hindu. Bangsa Hindu melahirkan karya sastra berupa kitab Weda yang berisi cerita kepahlawanan bangsa Arya juga puji-pujian kepada dewa. Kitab Suci Weda terdiri dari empat bagian, yaitu: 1 Reg-Weda, berisi syair-syair pemujaan kepada dewa-dewa. 2 Sama-Weda, berisi nyanyian untuk memuja dewa. 3 Yayur-Weda, berisi bacaan untuk keselamatan. 4 Atharwa-Weda, berisi ilmu untuk menghilangkan marabahaya. Selain Kitab Suci Weda, terdapat Kitab Brahmana yang isinya doa-doa ucapan Brahmana saat dilangsungkan upacara, dan Kitab Upanishad yang isinya ajaran keagamaan dari guru. Ajaran Hindu mengenal banyak dewa polytheisme, namun dewa yang menjadi utama adalah Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa. Bangsa Arya mengatur tatanan sosial masyarakat-masyarakat yang dijumpainya dengan sistem kasta. Sistem kasta terdiri dari 4 bagian, yakni: 1 Kasta Brahmana: kaum agamawan. 2 Kasta Kstaria: kaum pemerintahan. 3 Kasta Waisya: kaum petani dan pedagang. 4 Kasta Sudra: kaum pekerja. Selain sistem kepercayaan, bangsa Arya juga membangun sistem kemasyarakatan. Dari kitab Rig−Veda kita memperoleh gambaran tentang kehidupan masyarakat pada masa itu. Kitab−kitab lain yang dianggap suci dalam agama Hindu adalah Purana. Kitab ini terdiri dari 18 bab dengan isinya yang berbeda−beda. Namun secara umum, ke−18 bab ini memuat hal− hal berikut ini. 1 Sarga memuat cerita tentang penciptaan alam semesta. 2 Pratisarga memuat cerita tentang penciptaaan kembali dunia setiap kali di dunia yang ada lenyap. Gambar 6.5 Dewa Trimurti di India: Brahma, Wisnu, dan Siwa. Sumber: Wikiepedia.com.