79
Bab 3 Metode-Metode Penelitian Sejarah
D. PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM PENELITIAN
SEJARAH LISAN KEGIATAN 1.3
Sejarah juga mencakup berbagai tema, yang harus kamu lakukan adalah mencari pengertian tentang sejarah kota, sejarah pedesaan, sejarah wanita dan berikan contoh-contohnya
Sejarah lisan sebenarnya telah berkembang sejak lama, Herodotus sejarawaran Yunani pertama, telah mengembara ke tempat-tempat
yang jauh untuk mengumpulkan bahan-bahan sejarah lisan. Sekitar 2400 tahun yang silam, Thucydides telah menggunakan
kisah kesaksian langsung para prajurit yang ikut dalam Perang Peloponesus antara Sparta dan Athena untuk menyusun sejarah
lisan.
Di Nusantara, para penulis hikayat juga menggunakan metode lisan untuk memperoleh data. Ungkapan kata Shohibul
Hikayat atau menurut si empunya cerita di dalam sejarah tradisional memberikan petunjuk bahwa bahan yang dikisahkan itu tidak
berasal dari penulis sendiri, melainkan dari orang lain dan dalam banyak hal diperoleh secara lisan. Sumber lisan harus diperkaya
dengan dengan sumber-sumber tertulis. Penelitian lisan hanyalah sebagai salah satu sumber yang tersedia bagi seorang sejarawan.
Sejarah lisan biasanya menceritakan suatu peristiwa sejarah dari sumber pertama atau dari saksi mata peristiwa sejarah. Tradisi
lisan memiliki jangkauan yang lebih luas. Tradisi merupakan kisah yang diperoleh bukan dari orang yang menyaksikan
peristiwa itu sendiri, melainkan mendengar dari orang lain atau dari satu, dua, tiga atau lebih generasi sebelumnya. Seringkali
tradisi lisan dianggap sebagai kenangan dari kenangan. Tradisi lisan biasanya mencakup semua aspek kehidupan berbagai aspek
kehidupan masa lampau, seperti legenda, epik, peribahasa, teka- teki, dan ungkapan. Tradisi lisan cenderung menjadi bagian dari
kegiatan para antropolog atau ahli folklor.
Sejarah lisan mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1 Pengumpulan data dalam sejarah lisan dilakukan dengan
komunikasi dua arah sehingga memungkinkan sejarawan dapat menanyakan langsung bagian yang kurang jelas kepada
narasumber.
2 Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis karena memungkinkan sejarawan untuk menggali informasi dari
semua golongan masyarakat.
Kata Kunci Sejarah lisan, tradidisi lisan,
pelaku sejarah, saksi sejarah,.
80
Sejarah SMAMA Jilid 1 Kelas X
3 Melengkapi kekurangan data atau informasi yang belum termuat dalam dokumen. Penelitian sejarah lisan yang
dipadukan dengan sumber tertulis dianggap dapat melengkapi kekurangan sumber-sumber sejarah selama ini.
Di samping memiliki kelebihan, sejarah lisan juga mempunyai beberapa kekurangan atau kelemahan sebagai berikut:
1 Terbatasnya daya ingat seorang pelaku atau saksi sejarah terhadap suatu peristiwa.
2 Subjektivitas dalam penulisan sejarah sangat tinggi. Dalam hal ini perasaan keakuan dari seorang saksi dari seorang
pelaku sejarah yang cenderung memperbesar peranannya dan menutupi kekurangannya sering muncul dalam proses
wawancara. Selain itu, subjektivitas juga terjadi karena sudut pandang dari masing-masing pelaku dan saksi sejarah
terhadap suatu peristiwa sering kali berbeda.
Perbedaan sudut pandang dari beberapa pelaku sejarah terhadap peristiwa yang sama dapat diambil contoh pada peristiwa
menjelang proklamasi kemerdekaan, tentang tokoh yang mengajukan usul penandatanganan teks proklamasi. Para pelaku
sejarah tersebut, yaitu Ahmad Soebardjo, Bung Hatta, dan B.M. Diah. Setelah peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI berlangsung.
Demikian juga Bung Hatta dalam memoirnya, juga mengatakan bahwa Soekarnilah yang mengusulkan agar Bung Karno dan Bung
Hatta yang menandatangani Proklamasi itu, sedangkan B.M. Diah yang juga menyaksikan peristiwa tersebut mengatakan bahwa
yang mengusulkan itu adalah Chaerul Saleh, setelah berunding dengan B.M. Diah. Sukarni menolak isi Proklamasi buatan
Soekarno, Hatta, dan Soebardjo karena dianggap kurang revolusioner, sedangkan yang mengusulkan agar Proklamasi itu
ditandatangani hanya oleh Soekarno-Hatta adalah Chaerul Saleh sehingga baik Ahmad Soebardjo maupun B.M. Diah memiliki
pendapat yang berbeda mengenai hal yang sama.
Untuk mendapatkan data yang seimbang mengenai suatu peristiwa sejarah maka penelitian sejarah lisan harus dilakukan
dengan melakukan wawancara dengan berbagai golongan yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Dalam praktik wawancara
sejarah lisan telah dikembangkan suatu teknik yang disebut wawancara simultan, yakni wawancara secara sekaligus terhadap
sejumlah pelaku yang mengalami peristiwa yang sama. Dengan cara ini dapat diperoleh dua hasil yang tidak tercapai dengan
wawancara perseorangan. Pertama, para pelaku itu akan saling bantu mengingat-ingat pelbagai unsur peristiwa yang sama-sama
mereka alami. Ini terutama terasa apabila para pelaku sudah berusia agak lanjut. Kedua, secara sekaligus kita dapat
mencocokkan pelbagai data yang diajukan oleh pelaku karena
Gambar 3.10 Thomas Stanford Raffles, Letnan
Gubernur Hindia Belanda dan Inggris yang menulis buku
History of Java.
Sumber Indonesian Heritage: Sejarah Modern Awal